IMPERFECT PART 13

28 4 1
                                    

"Adudududduh sakit Nis," Zhafran mengaduh kesakitan kala Anisa menarik telinganya dengan sangat tidak berperasaan. Yaps pria yang tertidur pulas di tempat tidur Anisa itu adalah Zhafran. Sebenarnya Anisa tidak masalah kalau Zhafran tidur di kamarnya, namun yang jadi masalahnya adalah Zhafran dengan entengnya tidur tanpa melepas sepatunya terlebih dahulu, tentu saja Anisa sangat kesal, bagaimana kalau sepatu Zhafran membawa sesuatu yang tidak di inginkan? Contohnya saja seperti tai unta, atau tai cacing tanah? Heh ini tidak bisa dibiarkan.

"Lagian bang Eyza kok bisa di sini sih?," tanya Anisa setelah melepaskan tangannya dari telinga Zhafran, tampak Zhafran mengelus telinga yang kemerahan akibat tarikan super dahsyat yang Anisa berikan. Dan tak lupa ia melepas sepatunya setelah mendapat tatapan maut dari adik sepupunya itu.

"Yah bisa dong," ucap Zhafran dan kembali membaringkan tubuhnya.

"Looh kok bisa ada lo di sini?," Tanyanya kala netra hitamnya menangkap sosok yang cukup familiar baginya tengah berdiri tegak di ambang pintu kamar.

"Bang Eyza kenal sama kak Aylina?," Tanya Anisa yang hanya dibalas anggukan sekilas oleh Zhafran, namun Zhafran masih fokus memperhatikan Aylina yang kini telah duduk manis di kursi meja belajar Anisa.

"Berisik lo," bentak Alisa yang baru saja berdiri di ambang pintu.

"Lo yang berisik," balas Zhafran tak mau kalah.

Aylina memperhatikan jam pada ponselnya yang kini telah menunjukkan pukul 16.05 WIB, yang berarti ia harus segera pulang, karena sejam lagi ia harus sudah berada di kafe.

"Gue harus pulang," ucap Aylina memecah keheningan yang terjadi beberapa menit lalu.

"Hujan woiii," teriak Zhafran.

"Ada urusan penting," setelah menatap satu per satu orang yang ada di ruangan itu seolah-olah meminta izin, Aylina segera melangkahkan kakinya keluar kamar.

"Anterin sana," ucap Alisa menyenggol lengan Zhafran.

"Males," Zhafran kembali membaringkan tubuhnya di kasur empuk Anisa.

"Kalau lo nggak mau nganterin Aylina, lo nggak boleh nginap di sini," ancam Alisa yang membuat Zhafran reflex menegakkan tubuhnya dan berlalu dari kamar tersebut menuju bagasi.

"Cepet naik sini," ucap Zhafran dari dalam mobil ketika melihat Aylina yang tampak kebingungan memandang derasnya hujan.

"Gue bisa sendiri," jawab Aylina dengan nada ketus.

"Lo mau pulang pake apa hujan-hujan gini? Lagian emang lu ingat jalan pulang?."

"Gue nggak bego," jawab Aylina singkat sembari menampilkan wajah tanpa ekspresinya.

"Iya-iya pintar, bareng gue aja, gratis nih lumayan ngemat," nah kalau sudah menyangkut uang begini barulah Aylina menurut, benar kata Zhafran mau pulang pake apa dia? Ojek bukanlah pilihan yang tepat dan taksi akan sangat menguras uangnya.

"Rumah lo di mana?," tanya Zhafran memecah keheningan yang melingkupi mereka beberapa menit yang lalu.

“Masih jauh," jawab Aylina singkat tanpa menoleh ke lawan bicara karena tengah fokus pada buku yang ada di pangkuannya.

“Gue nggak nanya masih jauh apa nggak, tapi gue nanya di mana?," kesal Zhafran atas jawaban asal yang Aylina berikan.

“Hm," lihatlah sekarang bahkan Aylina si es batu ini hanya berdehem pelan menanggapi pertanyaan darinya. Jika dibandingkan dengan cewek lain pasti mereka yang akan lebih cerewet menanyakan berbagai hal padanya, tapi tidak untuk seorang Hanasta Aylina Adyra, cewek cantik yang terkenal dengan wajah tembok serta sikap dinginnya, yang saat ini tengah sibuk membaca sebuah buku yang tak diketahui isinya itu oleh Zhafran.

Satu kata untuk Aylina di part ini?
Untuk Zhafran?
Untuk Alisa?
Untuk Anisa?

And jangan lupa tinggalkan jejak berupa vote dan komen yah😉♥️
Terimakasih✨

Happy reading all
By: Hujan Rinai

IMPERFECT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang