IMPERFECT PART 5

25 9 1
                                    

Setelah berkeliling cukup lama di sekitar toko-toko terdekat maupun kafe-kafe terdekat, akhirnya Aylina menemukan sebuah kafe bernuansa kekinian yang sedang mencari karyawan baru khusus jenjang SMA, entah keberuntungan dari mana Aylina mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengannya yang masih duduk di bangku SMA dan tentunya dengan gaji yang lebih besar dari tempat kerja lamanya. Setelah selesai wawancara bersama HRD di kafe tersebut, Aylina memutuskan untuk pergi ke tempat kerja lamanya dengan membawa sebuah map berisi surat pengunduran dirinya. Karena Aylina langsung di terima di kafe barunya tersebut.

"Assalamu'alaikum", ucap Aylina saat memasuki kontrakannya dengan wajah yang cukup lelah, karena ia telah berkeliling dari jam 1 siang dan baru pulang jam 8 malam saat ini.

"Wa'alaikumussalam kak Ay", jawab Ana serentak dengan Rafa.

"Dapat nggak kak?" tanya Ana setelah memberikan segelas air putih kepada Aylina yang sudah duduk nyaman di atas lantai beralaskan tikar anyaman bambu di gubuk sederhana mereka. 

"Alhamdulillah dapat An, dan besok kakak dah bisa langsung masuk kerja, kakak mulai kerja jam 5 sore dan selesainya jam 10 malam dan Kakak di gaji 2 juta perbulan An," jelas Aylina sembari meneguk segelas air putih yang baru saja di berikan oleh Hana, segelas penuh itu langsung ludas tak bersisa dalam sekali teguk, yeah kerongkongan Aylina memang sudah sangat kering bagaikan gurun pasir, karena ia yang tak membeli minum saat berkeliling tadi dengan dalih harus lebih berhemat.

"Wah Alhamdulillah, makasih ya Allah karena sudah bantuin kak Ay," ucap Rafa sembari memeluk erat sang kakak dengan mainan kayunya yang masih ia pegang.

"Makasih juga buat Afa karena udah doain kak Ay," Aylina tersenyum ke arah Rafa sembari mengusap pelan rambut Rafa yang tampaknya sudah mulai agak panjang.

"Alhamdulillah, bagus dong kak, jam kerjanya kurang dari tempat lama tapi gajinya malah lebih besar, kok bisa sih kak?." Timpal Hana setelah Rafa melepas pelukannya dan kembali bermain dengan mobil-mobilan kayu yang di rakitkan Hana.

"Nggak tau An, tapi tadi kata HRDnya, kafe itu emang lagi nyari karyawan khusus anak SMA, jadi siapapun yang daftar langsung diterima. Karena pemilik kafe lagi mau bantu anak-anak yang butuh uang gitu, baik itu untuk bantu orang tuanya ataupun untuk bertahan hidup kek kita ini. Tadi aja pas wawancara, kakak cuma ditanya tentang kehidupan sehari-hari doang,"

"Wihhhhhhh baik banget yah kak yang punya kafe," ujar Ana begitu antusias karena baru kali ini ada orang yang begitu baik membuka lowongan pekerjaan khusus anak sekolah dengan gaji yang sangat mencukupi.

"Iya An, ya sudah Kak Ay mau mandi dulu, kamu jangan tidur terlalu malam," setelahnya Aylina memasuki kamarnya untuk melakukan ritual mandinya. Hanya membutuhkan waktu 15 menit Aylina sudah keluar dengan kondisi yang lebih segar, dan kembali berkutat dengan beberapa buku pelajaran yang masih tergeletak di atas ranjang tidurnya.

"Kimia, fisika, matematika, beserta teman-teman bisa aku taklukkan, kecuali kamu," monolog Aylina sembari menunjuk sebuah buku yang memperlihatkan gambar lapangan beserta pemain yang sedang mempraktekkan materi yang ada pada lembar tersebut.

"Apapun asal jangan olahraga," lanjutnya menatap sinis ke arah buku tersebut, yaps buku yang di tunjuk Aylina tadi adalah buku matapelajaran olahraga.

"Setelah bersemedi selama 7 purnama, tetap kamu yang aku pilih," ujar Aylina membuka lembar demi lembar buku paket kimia yang cukup tebal itu, setelah melempar buku paket olahraganya ke sembarang tempat.

Setelahnya Aylina benar-benar fokus pada buku paketnya yang menampilkan materi Alkana, Alkena dan Alkuna. 

Happy reading all♥️
By: Hujan Rinai

IMPERFECT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang