7. Saudade

204 33 22
                                    

"Camille menghubungiku semalam. Katanya, dia panik karena panggilan dan pesannya terus-terusan kau abaikan sejak lima hari belakangan." Itachi mengerling ke arah Naruto yang hanya diam di kursi samping kemudi. "Kukatakan padanya, 'jika kau sungguh merindukan kekasihku, maka sebaiknya kau mencari tiket tercepat menuju Konoha'. Dan Camille meneriakiku setelahnya. Dia berkata jika aku sedang menyindirnya, mengolok-olok pekerjaannya yang tak ada habisnya hingga dia tak bisa duduk diam hanya untuk sekadar menonton film."

"Dia memintaku untuk menyampaikan kerinduannya padamu." Itachi tertawa kecil sembari terus fokus mengemudikan mobilnya. Terima kasih kepada Fugaku dan Mikoto yang sudah sangat membantunya selama di Jepang, dirinya jadi tak perlu repot-repot menyewa kendaraan selama tinggal di Konoha karena mereka bersedia meminjamkan salah satu mobil milik Sasuke kepadanya.

Si arogan itu, hobinya dari dulu memang tidak berubah. Sasuke sangat menyukai mobil mewah. Bahkan, masih seperti kemarin saat adiknya itu berhasil membujuk dirinya untuk mengajarinya berkendara menggunakan mobil baru milik kepala keluarga Uchiha diam-diam, yang berakhir keduanya dimarahi sepanjang malam saat diseret pulang oleh orang-orang suruhan Fugaku dalam keadaan shock karena hampir saja menabrak seseorang. Tak ada yang terluka, memang. Nasib buruk hanya menimpa mobil baru yang mereka bawa karena bodi sampingnya baret parah karena menggesek pembatas jalan. Beruntung, uang keluarga Uchiha bisa menutupi kenakalan mereka berdua. Sebab, baik Itachi maupun Sasuke pada dasarnya hanyalah remaja manja yang selalu penasaran dan suka mencoba hal baru. Ya, meski tak dapat dipungkiri jika perbuatan mereka waktu itu sudah melewati batas.

Itachi menggeleng pelan. Selama berada di Konoha, ingatan seputar masa kecil hingga remajanya tak henti memenuhi kepala. Mulai dari kenangannya bersama keluarga Uchiha, hingga ke kenangannya tempat-tempat yang kerap kali didatanginya setiap pulang, bersama Sasuke tentunya. Dulu, adiknya itu sangat manis untuk ukuran seorang Uchiha, dan kini dia menjadi Uchiha sepenuhnya, yang tegas, dingin, juga mengintimidasi. Tidak buruk, sebenarnya. Hanya saja, ada saat-saat dirinya merindukan Sasuke mengekorinya ke mana-mana, dan mengganggunya saat sedang bersantai.

"Ah, ya." Memikirkan Sasuke, Itachi jadi teringat satu hal. Tepat saat mobil yang dikemudikannya berhenti di lampu merah, ia menatap Naruto sepenuhnya. "Sasuke menanyakan keadaanmu."

Untuk pertama kali dalam sepuluh menit perjalanan mereka, Naruto menaruh atensi penuh pada Itachi yang masih setia mengembangkan senyuman. Namun, atensi tersebut tak bertahan lama. Naruto kembali memalingkan wajahnya dan lebih memilih untuk menatap ke luar jendela, mengamati pejalan kaki yang menyebrang dari kedua sisi jalan.

"Kau tahu? Aku selalu penasaran bagaimana hubungan kalian di masa lalu."

Mendengar pernyataan itu, tanpa sadar, jemari Naruto yang semula bertumpu di pangkuannya itu kini saling mengait. Pun, wanita itu merasa waktu di sekelilingnya tiba-tiba beku.

"Hu–hubungan?" Susah payah Naruto mengucapkannya di tengah rasa gugup yang tiba-tiba datang. Jangan katakan jika Sasuke sudah mengatakan semuanya kepada Itachi, tentang apa-apa yang terjadi di masa lalu. Akan jadi lebih buruk jika Sasuke menceritakannya sama persis dengan apa yang ia ceritakan pada semua orang dulu.

"A-apa ...." Naruto menelan ludahnya susah payah. "Apa maksudnya itu?"

Rupanya, pernyataan Itachi sesaat lalu berhasil menyita atensinya sedemikian rupa, pun menyeret kembali ketakutannya yang selama ini susah payah Naruto sembunyikan. Ia menoleh, menatap awas pada lelaki yang duduk tenang di sampingnya itu. Entah mengapa, waktu seperti berjalan sangat lambat di sekeliling dirinya saat ini. Dan dirinya, gelisah bukan main. Menunggu jawaban Itachi tak ubahnya menunggu bom waktu di tangannya meledak tanpa aba-aba berarti.

Itachi menoleh sebentar, lalu perlahan melakukan mobilnya saat warna lampu lalu lintas berubah. Senyum tipisnya terkembang. "Ya, kau tahu, hubungan antara junior dan senior saat masih kuliah."

September: When I First Met You ... Again [Book-2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang