"Tuhkan apa gue bilang, kalian sih gak mau denger". Kesal Jian pada ketujuh orang yang ada didepannya ini.
" Ya kita mana taulah, gue pikir juga tuh anak tukang ngibul". Jawab Jemmi.
"Jawab lo jawab!! ". Sentak Jian membuat Nino yang awalnya ingin menyahut menjadi mundur karena sentakan Jian.
" Yaudah sih, bocilnya juga udah pergi". Ucap Liya menenangkan . Semuannya mengangguk setuju kecuali Jian yang semakin kesal.
"Loh itu bukannya anak kecil yang tadi?". Ucap Jora. Semuanya melihat arah pandang kejora di mana ada anak kecil yang berjalan kearah mereka bersama sang ayah.
Semuanya mengegguk salivahnya susah, itu beneran ayahnya? Kalau badan ayahnya modelan luffy gak papa deh, soalnya masih bagusan badan Al karena mirip Zoro. Lah ini? Badan ayahnya bocil itu mirip Dominici Toretto yang membuat Jemmi merinding bukan main.
" Okey kita hadapin sama-sama ". Ucap Jian dan mendapati anggukan setujuh oleh semuanya.
" Gak papa palingan cuma kena ceramah dikit...Yogi sama Al didepan"
"Kenapa sih Jian kayak mau perang aja". Ucap Vio. Namun tak dihiraukan oleh Jian.
" Satu...dua...tiga...Lari". Sontak semuanya terkejut melihat Jian yang sudah lari. Namun tak lama mereka menyusul Jian yang berlari terbirit-birit. Tapi tidak dengan kejora, dia masih terpanah akan badan orang yang didepannya kini.
Yah, yang lain sudah berlari menuju cafe sedangkan kejora?
"Kejora mana?"
Deg
......
Flashback on
"Eh-eh dek, ngapain main disini?". Ucap Nino pada anak laki-laki yang sedang main dipermainnan kanak-kanak.
"O'om ini kan tempat main anak-anak kenapa O'om main disini". Jawab sang bocil, bocah kecil itu.
" Wah...nyaut lo ya? Belum tau gue siapa, hah?". Muka Nino sengaja di galak-galakin supaya bocil itu takut.
"Gak tau Om"
"Tua banget lo, same dipanggil anak kecil O'om". Ucap Jemmi tiba-tiba datang dan berdiri disamping Nino.
" Eh, cil ada duit kagak lo? Bagi gue sini mau beli rokok gue". Ucap Jemmi bercanda namun wajahnya kelewat serius. Jemmi melotot pada bocil itu sehingga sang bocil bergetar ingin menangis.
"A-aku ga-ak punya d-duit O- emm bang". Hampir saja bocil itu keceplos menyebut O'om kalau sampai ia memanggil abang-abang ini O'om bisa habis dia.
" Kalau gak punya duit ngapain kesini, hah bocil". Nino mendekat pada bocil itu namun sebelum Nino menggapai bahu kecil itu, bocil itu sudah berteriak menangis sambil berlari dari sana.
"HUAAAA DADDY AYAN MAU DUITTTT GAK MAU PEGANG KARTU LAGIII HIKSS HUAAA DADDY"
Mendengar teriakkan bocil itu Liya dan Vio sudah tertawa. Yogi dan Al hanya menggelengkan kepalanya. Jian dan Kejora sedang didalam toko aksesoris. "Bapaknya Sultan cuyyy gue aja belum dikasih pegang kartu atm". Sontak semuanya tertawa mendengar ucapan Nino.
"O'om-om jangan pergi ya, Ayan panggil daddy ayan terus biar di pukulin O'om-om semua". Tiba-tiba bocil tadi berteriak dari arah yang jauh namun masih terdengar suara khas bocahnya.
" Cepu lu cil". Teriak Jemmi membalasnya.
"HUAAA DADDY"
Flashback off
......
Sudah pukul delapan belas lewat lima dini hari tapi belum ada tanda-tanda ditemukannya kejora. Teman-temannya sudah kalang kabut mencari Kejora. Jian, Liya dan Vio tidak henti-hentinya menagis, mereka lupa kalau Kejora itu suka banget sama cowok yang perawakan barat cowok manly-manly gitu.
Para cowok baru mengetahui hal itu, Jemmi tidak henti-hentinya tertawa karena ia teringat dengan perjuangan Daniel yang menyukai Kejora pantas saja kejora tidak tertarik ternyata kejora sukanya modelan Dominici Toretto.
Tidak salah sih kalau Kejora dengan Al, liat-liat Al mirip Zoro badannya. Al suka sekali olahraga awalnya hanya untuk menjaga kesehatan namun malah menjadi kelebihan yang di idam-idamkan para cowok yang ingin memiliki tubuh atletis seperti Al.
Dan pada akhirnya mereka pulang kerumah, awalnya mereka para gadis menolak namun mendengar ucapan Al membuat mereka menurut.
Kini Al sudah didepan rumah Kejora, bagaimana ia menjelaskan kepada ibu Kejora kalau anaknya hilang. Menghembuskan nafasnya perlahan Al mengetok pintu rumah yang berwarna abu-abu itu namun terhenti ketika mendengar bunyi mobil memasuki perkarangan rumah itu.
"Kejora?". Gumam Al pada saat ia melihat Kejora keluar dari sana.
" MAKASIH YA OM, DADAH AYAN". Teriak Kejora penuh kebahagiaan. Kejora melangkah menuju Al yang diam mematung. Merubah raut wajahnya Kejora tidak menghiraukan keberadaan Al. Namun tangannya dicekal oleh cowok itu.
"Lepasin gak?"
"Gak"
"Kamu mau apa sih?"
"Kamu"
"Hah?"
"Aku mau kamu"
"Oh...maksud Al penjelasannya?"
"Hm"
"Ih, kalian kenapa ninggalin kejora disana sendirian?"
"Abisnya kenapa lo gak lari? Mau liat tu om-om? Mentang-mentang bunya roti sobek gue juga ada kalik, kita semua nyari lo entah dimana,lagi enak-enakkan sama om-om?di telpon juga gak diangkat,sengaja?". Tanpa sadar Al kembali memakai Lo-gue. Entah apa yang dipikirkan oleh Kejora namun gadis itu malah diam beberapa menit lalu melangkah masuk tepat diambang pintu Kejora berhenti.
"Om-om itu Uncule Edric dan aku baru tau anaknya ternyata bocil tadi namanya Rayan. Terakhir aku liat Rayan waktu umur satu tahun tiga bulan, aku nyari kalian yang lari gak tau kemana hp aku juga lowbet yaudah aku pulang dulu karena mau cas hp". Lalu setelahnya Kejora hilang dari pandangan Al. Pemuda itu terdiam sebentar menatap pintu itu lalu pergi dari sana.
" Bodoh lo Al". Gumam Al sendiri.
......
KAMU SEDANG MEMBACA
Bets Friend Forever
Short Story"Kalau satu telat semua harus?"_Liyanna "Telat semua"_Viora "kalau dihukum harus? "_Liyanna "Kena semua"_Viora "Kalau ada yang gak bawa duit harus?"_Liyanna "Ngutang"_Kejora "Salah"_Liyanna "Apa dong?"_Jian "Ditraktirin"_Liyanna "Enak aja"_Jian