𝗖𝗛𝗔𝗣𝗧𝗘𝗥 𝟬𝟮𝟮

831 93 15
                                    

Masih dikediaman keluarga Kim. Jam sudah menunjukkan pukul setengah delapan pagi.

Dari arah tangga terlihat seorang gadis dengan plester penurun panas di dahinya itu berjalan gontai menuruni tangga menuju dapur.

Seperti tidak terjadi sesuatu padanya semalam, gadis itu terus bersenandung kecil sambil berjalan menuju dapur. Namun langkahnya seketika berhenti saat mendapati ruang tamunya yang di penuhi oleh teman-temannya? Yang terlihat masih tertidur.

Yara menatap satu persatu teman-temannya yang masih tertidur dengan posisi acak dan atensinya menangkap Jihoon yang tertidur di sofa dengan posisi duduk dan tangan yang menyilang.

Kali ini ia mencoba menatap sekeliling, ia mencoba mencari keberadaan sang bunda, dan suara alat masak dari arah dapur menarik atensinya untuk berjalan kesana.

"Bunda,"

Hira menolehkan kepalanya, mendapati sang putri yang berjalan menghampirinya dengan wajah bingung.

"Sayang, udah bangun?"

Yara mengangguk, lalu berdiri di samping sang bunda yang kembali sibuk dengan masakannya setelah melemparinya pertanyaan.

"Bun, mereka nginep, ya?" tanyanya.

Lantas Hira mengangguk sambil mengambil sendok untuk mencicipi masakannya.

"Mereka maksa, bunda gak bisa larang mereka."

Mendengar itu lantas Yara mengangguk mengerti, lalu menerima suapan nasi goreng dari Hira yang ingin minta pendapatnya.

"Enak, kayak biasanya." ucapnya dengan senyum yang mengembang.

Mendengar itu Hira ikut tersenyum, lalu mematikan kompor dan akan menyiapkan piring untuk mereka sarapan bersama nanti.

Namun sebelum berjalan menuju rak, Hira memeriksa demam sang putri terlebih dahulu dengan memegang pipinya, karena di dahinya sedang terpasang plester penurun demam.

"Udah gak demam." ucapnya membuat Yara yang mendengarnya kembali tersenyum.

Ya, gadis itu memang sempat mengalami demam semalam. Karena itu plester terpasang di dahinya.

"BUNDAAAA!"

Ibu dan anak itu terkejut dengan teriakan seseorang yang menghampiri keduanya di dapur.

Sudah tau siapa pelakunya, Yara memutar bola matanya malas. Beomgyu itu suka seenak jidatnya memang dan hobi sekali berteriak di rumah orang, pikir Yara.

"Bunda!"

"Berisik!" tegur Yara.

"Biarin, biar pada bangun noh teman-teman lo." balas Beomgyu.

Yara kembali memutar bola matanya malas. Sedangkan Beomgyu segera mengalihkan pandangannya pada Hira dengan senyum mengembang.

"Bunda masak apa?"

"Nasi goreng kimchi. Kamu udah sarapan belum? Kalo belum nanti kita sarapan bareng."

"Boleh, kebetulan banget Gyu kesini emang mau makan masakan bunda hehe."

Hira terkekeh, lalu kembali ke aktifitasnya tadi yang sempat tertunda. Sedangkan Yara berjalan meninggalkan dapur menuju ruang tamu.

Ia melihat semuanya masih tertidur. Perlahan ia berjalan menuju sofa dan duduk di sela-sela tempat yang kosong di dekat Jihoon.

Yara tersenyum, ia melihat Jihoon yang kurang nyaman dengan posisi tidurnya.
Dengan hati-hati ia menarik tubuh lelaki itu untuk berbaring dengan pahanya yang ia jadikan bantal.

𝐑𝐞𝐯𝐞𝐧𝐠𝐞 | 𝐏𝐚𝐫𝐤 𝐉𝐢𝐡𝐨𝐨𝐧Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang