𝗖𝗛𝗔𝗣𝗧𝗘𝗥 𝟬𝟯𝟰

801 94 14
                                    

"Bundaaa... "

Hira yang sedang mengetik sesuatu pada laptop yang berada di pangkuannya pun berhenti, ia menoleh dan mendapati sang putri yang sedang menuruni tangga dengan kedua tangannya yang penuh oleh baju.

"Bunda, bantu Yara pilih baju.. " rengeknya dan menyimpan semua dress bawaannya di sisi sofa yang kosong disamping Hira.

Hira mengerutkan keningnya bingung dan segera menyimpan laptopnya di atas meja, setelah itu ia meraih satu dress berwarna putih milik putrinya untuk dilihat.

"Diminta pake dress?" tanyanya.

Yara mengangguk. "Iya, ini acara resmi, pengumumannya juga dadakan, Yara juga baru tau dari Jila tadi, katanya kepala sekolah minta semua muridnya buat pake baju formal." jelasnya dan Hira mengangguk mengerti.

"Tunggu sebentar, bunda kayaknya punya dress yang cocok buat kamu." ucap Hira sambil meletakkan kembali dress milik Yara ditumpukan dress lainnya, lalu beranjak pergi ke kamarnya meninggalkan sang putri yang kini duduk di sofa singel sambil menatap langit-langit ruang tengah dengan lelah.

Tak lama Hira kembali dengan satu dress berwarna putih hitam yang terlihat begitu cantik membuat Yara yang melihatnya pun tercengang.

"Cantik.. " gumam Yara dan Hira yang mendengarnya pun tersenyum, ia melepas gantungan dari dress itu dan memberikan dress nya pada sang putri.

"Cobain dulu, ini dress lama bunda dari ayah kamu dulu, bunda rasa ini cocok sama kamu."

Yara mengangguk dengan antusias dan segera meraih dress yang disodorkan oleh sang bunda, setelah itu ia berlari ke kamar mandi yang berada di lantai satu untuk segera mencobanya.

Tak membutuhkan waktu lama untuk gadis itu mengganti bajunya dengan dress milik sang bunda, kini Yara keluar dari kamar mandi dengan dress yang sudah terpakai dan terlihat begitu pas ditubuhnya yang kecil.

"Gimana bun?" tanyanya sambil berputar ke kanan dan kiri.

Hira tersenyum, kembali beranjak untuk menghampiri putrinya dan meraih tali dress di samping kanan dan kiri pinggang Yara untuk ia ikat pita ke belakang.

"Cantik. Nanti rambutnya tinggal bunda ikat pake pita kayak biasa."

Yara tersenyum, memastikan sang bunda sudah selesai mengikat tali dress nya, ia segera membalik tubuhnya dan memeluk sang bunda dengan sangat erat. "Makasih bunda, Yara sayaaang banget sama bunda."

○◍○◍○◍

Malam itu tiba, Yara yang sudah siap sejak tadi kini hanya tinggal menunggu Jihoon yang tadi sore mengabarinya dan bilang akan menjemputnya untuk pergi bersama.

"Udah sayang, udah cantik kok." ucap Hira entah sudah yang ke berapa kali, ia lupa.

Karena putrinya itu terus saja bercermin dan sesekali bertanya padanya, seperti 'Udah cantik belum, bun?' Hira sampai lelah sendiri menjawab pertanyaan putrinya itu.

Tok! Tok! Tok!

Dan suara ketukan pintu berhasil menarik atensi keduanya.

"Biar Yara aja."

Gadis itu langsung berlari kearah pintu utama dan disusul oleh Hira tentunya yang tersenyum sambil menggelengkan kepalanya maklum.

Clekk..

"Kak Ji!" pekik Yara.

Jihoon yang tadinya hanya menatap datar pada gadis di depannya itu kini tersenyum saat mendapati Hira muncul dari belakang tubuh gadisnya.

𝐑𝐞𝐯𝐞𝐧𝐠𝐞 | 𝐏𝐚𝐫𝐤 𝐉𝐢𝐡𝐨𝐨𝐧Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang