𝗖𝗛𝗔𝗣𝗧𝗘𝗥 𝟬𝟮𝟭

757 105 18
                                    

Lelaki berkulit tan itu tanpa pikir panjang langsung menceburkan dirinya kedalam kolam untuk membantu sang kakak tingkat setelah melempar jas hitam yang ia kenakan ke sembarang arah yang untungnya mengarah pada Haruto yang dengan sigap langsung menangkapnya.

"T-tolong!!"

"Bertahan, kak!"

Keduanya kini menjadi pusat perhatian, tak ada yang mau ikut turun untuk membantu lelaki kelahiran bulan September itu yang terlihat kesulitan berenang ketengah.

Byur..

Tidak, tidak. Jihoon yang sedari tadi hanya diam melihat pun kini ikut menceburkan dirinya kedalam kolam untuk segera membantu.

Dan Jeongwoo, ia berhasil menarik tangan Yara dan membawa gadis sahabatnya untuk masuk kedalam dekapannya. Dirasa sudah aman, iapun segera berenang menepi dengan bantuan Jihoon.

"Bantu gue angkat!"

Haruto dan Junghwan segera membantu Jeongwoo mengangkat Yara, lalu dengan sigap Haruto menutupi tubuh basah gadis itu dengan jas milik sahabatnya.

"Lo gapapa, kak?"

Yara tersenyum, menggelengkan kepalanya sebagai jawaban atas pertanyaan Haruto tadi.

"Ck! Doyoung hyung mana sih?!" ujar Junghwan kesal menatap sekeliling mencari keberadaan Doyoung dan teman-temannya yang lain, karena sejak tadi mereka sudah tidak terlihat.

Hingga Jihoon naik lebih dulu dan langsung menghampiri gadisnya yang sekarang berada di dekapan Haruto. Bukan mencari kesempatan dalam kesempitan. Haruto hanya kasihan melihat tubuh gadis sahabatnya itu bergetar karena kedinginan.

Namun tiba-tiba Haruto menunjukkan wajah tidak nyamannya, bukan karena Yara yang berada dalam pelukannya, tapi karena pelukan Yara yang ia rasa sangat kuat membuatnya sedikit sulit untuk bernapas.

Jihoon yang menyadari pun segera berjongkok untuk menyamakan posisinya dengan sang gadis lalu di susul oleh Jeongwoo yang baru saja naik dengan bantuan Junghwan.

Jihoon mencoba mengambil alih Yara dari dekapan Haruto dan berhasil, namun ia dan yang lain di buat terkejut melihat darah segera yang mengalir dari hidung gadis mungil itu.

"D-dingin.. " gumamnya.

"Woo, bawa Yara ke mobil gue, nanti gue nyusul."

Jeongwoo mengangguk, lelaki itu dengan sigap menggendong Yara untuk membawanya ke mobil yang lebih tua dan disusul oleh Jihoon yang bangkit dan mengambil jas serta kacamatanya yang di pegang oleh Junghwan, lalu menghampiri gadis yang sedari tadi menatapnya takut.

"Puas?"

"K-kak.. "

"LO LIAT!" bentak Jihoon sukses membuat semua yang menyaksikannya terkejut.

"LO MIKIR GAK SIH SAMA APA YANG LO LAKUIN TADI?!"

Air mata gadis itu jatuh membasahi pipinya. Jujur, setidak sukanya Jihoon padanya ini adalah pertama kalinya ia di bentak keras oleh lelaki itu.

"GUE TANYA! LO MIKIR GAK?!"

"K-kakㅡ "

"LO HAMPIR NYELAKAIN DIA, KAR! LO HAMPIR NYELAKAIN CEWEK GUE!"

"Kak, aku gak sengaja, maaf hikss.. "

Jihoon terkekeh dengan kepala yang menggeleng.

"Lo pikir gue gak liat apa yang lo lakuin sampe buat cewek gue jatuh?!" tanyanya dengan sudut bibir yang ketarik keatas.

Jihoon pikir gadis didepannya ini memang bodoh.

"Ada apa ini?"

Jihoon sempat mengalihkan pandangannya pada wanita paruh baya yang menggunakan dress hitam yang tak lain adalah ibu Jihra, bersama sang putri wanita itu menghampiri mereka karena mendengar keributan.

𝐑𝐞𝐯𝐞𝐧𝐠𝐞 | 𝐏𝐚𝐫𝐤 𝐉𝐢𝐡𝐨𝐨𝐧Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang