[12] Guardian

81 9 1
                                    

"Lo udah tenang sekarang?" Junkyu mensejajarkan tingginya dengan Winter yang duduk di sofa sedangkan dia di lantai.

Fyi. Mereka sedang berada di apartemen milik Junkyu yang berada di sekitar kejadian tempo bab lalu.

"Su..sudah," balas Winter, badannya menggigil karena kehujanan dan syok hampir ditabrak oleh Jihoon.

"Hei nggak apa apa, okey? Gue ada disini gue bakalan nemenin Lo."  Junkyu mengusak usak  bahu Winter agar merasa lebih hangat.

"Jun kamarnya udah gue beresin biar Winter istirahat di kamar Lo mandi bersih bersih luka Lo obati juga." Jihoon melemparkan handuk kepada Junkyu.

"Ayo gue antar ke kamar." Junkyu yang tak mendapatkan respon pun menggendong Winter sedangkan yang digendong hanya diam saja tak melawan.

Setelah Junkyu memastikan Winter aman dia segera mandi dan memberikan plaster pada dahinya.

"Apa yang bakal Lo lakuin?" Jihoon datang sambil bersedekap dan bersandar di pintu menatap Junkyu yang sedang berkaca sambil memperhatikan wajahnya.

"Gue bakal temenin dia disini Lo pulang aja." Junkyu membalikan badannya melihat kearah Jihoon.

"Lo jangan apa apa in si Winter ingat dia belum jadi istri Lo," peringat Jihoon.

"Emang kenapa toh dia bakal jadi istri gue."

"Jun Lo nggak usah macam macam bisa?" Ucap Jihoon jengah.

"Tergantung."

Jihoon memilih pergi daripada membuat kepalanya tambah pusing. 

"gue mau tidur dulu pintunya gk gue kunci kita tidur berdua biar Winter sendiri," ucap Jihoon. 

"gak dulu deh Hoon gue ada rencana soalnya." batin Junkyu, dan pergi ke kamar dimana ada seorang perempuan yang sedang tertidur lelap sebelum masuk ke kamar dia menoleh pada kamar Jihoon yang menampakan sang empu sudah terlelap dan beralih ke dapur dimana ada gelass yang tadinya ia isi air dan berikan ke Jihoon sudah tandas. 

"hahahaha malam ini lo milik gue Kim Minjeong." Junkyu masuk kekamar dan mengunci pintunya. 

"eoh Junkyu? ada apa?" Winter terusik dari tidurnya karena Junkyu membelai rambutnya. 

"diam dan nikmatilah lalu kau akan terlepas dari mereka." Junkyu mencium Winter dan Winter hanya diam pasrah karena tidak bisa melawan. 

"ssst jangan menangis ini tidak akan sakit, percayalah padaku." Junkyu mengunci tangan Winter ke atas ranjang. 

"brengsek lo Jun! gue udah percaya penuh sama lo dan lo malah mau rusak gue!" marah Winter air matanya sudah membasahi pipinya.

"jangan bercanda, lo gak mau kan sama bajingan pilihan ayah lo itu?"

"tapi gak dengan lo kayak gini sialan! JIHOON TOLONG! JIHOON!" 

"PERCUMA, Jihoon nggak akan nolong lo." demi apapun dia lebih takut pada ayahnya daripada Kim Junkyu yang sekarang.

"apapun yang gue mau bakal gue miliki!" Junkyu mulai menciumi leher Winter dan meninggalkan beberapa kissmark tak lupa menahan tangan Winter yang terus memberontak.

Junkyu mengambil sesuatu dari laci disampingnya tanpa melepas cekalannya. 

"sialan lo Junkyu! lepas nggak?" Junkyu memborgol Winter hingga dia lebih leluasa melakukan hal yang ia inginkan. 

"let's play babe!"

Keesokan harinya Winter terbangun dan melihat Junkyu yang berada di sampingnya. Memori semalam berputar di otaknya.

[II] GUARDIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang