Sepulang sekolah, Iori langsung bergegas ke tempat kerjanya. Karena dia ada jadwal bersama Riku dan Tenn. Percayalah, Iori malas jika harus bekerja dengan Tenn.
Sesampainya di studio, dia langsung bergegas ke ruang tunggu untuk berganti pakaian. Selama perjalanan ke ruang tunggu, Iori menyempatkan membalas sapaan para staff yang menyapanya.
Dia langsung masuk saat tiba di ruang tunggu mereka. Saat masuk, dia mendapati Riku yang sedang bermanja dengan kakak kembarnya.
"Kekanakan," gumamnya pelan sambil mengambil salah satu baju untuknya dan mulai berganti baju di ruang ganti yang ada di dalam sana.
Tenn hanya mendengus pelan sambil menatap punggung Iori dengan tajam. Riku hanya terkekeh dan mengecup pipi sang kakak kembar.
"Maa, Tenn-nii. Sudahlah. Seperti tak tau Iori saja."
Tenn hanya mendengus dan kembali menatap Riku.
"Kenapa kau menyukai seseorang seperti dia, Riku? Kau tau seorang Izumi Iori tidak ada imutnya?"
Riku hanya terkekeh pelan dan menduselkan kepalanya di bahu sang kakak.
"Tenn-nii, aku tau kau juga menyukai Iori. Dan pertanyaanku juga sama. Kenapa Tenn-nii menyukai Iori yang tidak ada imutnya? Bahkan kalian selalu bertengkar setiap bertemu."
Tenn tersentak dan menatap ke arah sang adik. Dia mendapati sang adik menatapnya jahil dengan senyum miringnya.
"Darimana kau tau?"
"Tenn-nii, kita kembar. Tenn-nii lupa?"
Seketika Tenn menepuk dahinya pelan. Yah dia melupakan fakta itu.
Sedangkan Iori di dalam ruang ganti hanya terdiam mendengar pembicaraan si kembar. Wajahnya memanas sambil meremas baju sekolahnya.
'Ugh, kenapa seperti ini?' batinnya.
Iori tak menyangka bahwa dia disukai oleh si kembar Nanase itu.
Dia keluar dari ruang ganti dan mendapati si kembar sedang menatapnya dengan pandangan yang sulit dia artikan. Bahkan Riku yang biasanya bisa dia tebak.
Dia memilih mengabaikannya dan berjalan ke tempat duduk. Dia memasukkan baju sekolahnya ke dalam tas setelah dia lipat rapi.
Lama kelamaan Iori merasa tak tenang. Dia bisa merasakan tatapan si kembar padanya.
"A-ano.. Kujo-san, Nanase-san, bisa kalian berhenti menatapku? Tatapan kalian menyeramkan."
Iori tidak berani mengangkat wajahnya untuk melihat ke arah si kembar. Tenn dan Riku saling berpandangan sebelum menghampiri Iori.
Riku duduk di samping Iori dan Tenn berdiri di depannya. Riku memeluk Iori dari belakang dan Tenn mengangkat dagunya untuk menatap manik delima tajam milik Tenn.
"Izumi Iori, kenapa menunduk terus? Apa kami menakutkan?"
"I-ie tapi- aahhhnhh"
Iori refleks membusungkan dadanya saat merasakan putingnya disentuh dari belakang. Dia bahkan tak sadar tangan Riku sudah mengangkat sweater yang digunakannya dan memainkan putingnya.
"N-nanase-san, c-cotto"
Wajah Iori memerah. Tangannya berusaha menggapai tangan Riku untuk menghentikannya. Dia terpaksa menggigit bibir bawahnya untuk mencegah suara laknat tidak keluar dari mulutnya.
Tenn yang melihat itu mengusap bibir Iori hingga terbuka. Dia mencium bibir Iori dengan lembut.
Riku tak mau kalah. Tangannya terus memainkan kedua puting Iori yang menegang. Bibirnya mengecupi tengkuk Iori. Tak lupa dia meninggalkan tanda di tempat yang tertutup baju.
Tok! Tok! Tok!
"Riku-san, Kujo-san, Iori-san saatnya bersiap. Sebentar lagi giliran kalian."
Suara Tsumugi terdengar dari luar ruangan. Tenn melepaskan ciumannya dan mengusap saliva yang tertinggal di dagu serta sudut bibir Iori. Riku juga melepas tangannya dari puting Iori dan merapihkan pakaian Iori.
Mereka terkekeh pelan melihat Iori yang lemas dengan wajah memerah dan matanya yang sayu. Tenn dan Riku memutuskan untuk mengecup kedua pipi Iori.
"Saa~ ikou. Kita lanjutkan nanti."
Iori tersentak saat mendengar perkataan Tenn dan saat Riku menarik tangannya untuk berdiri.
Riku mendorong tubuhnya ke arah kamar mandi sebelum meninggalkannya untuk bersiap.
"Cuci wajahmu dulu. Nanti mereka curiga."
Iori memilih untuk menurutinya. Dia mencuci wajahnya. Setelah selesai, dia keluar dari kamar mandi dan mendapati Riku serta Tenn yang menunggunya di pintu sambil tersenyum.
Iori melangkah ke arah mereka dan berjalan beriringan menuju studio tempat mereka akan melakukan pekerjaan sebagai unit.
Setelah kejutan mereka untuk ulang tahun kelima Re:Vale, banyak yang menginginkan unit fure fure untuk satu acara. Bahkan unit lain juga menginginkan hal yang sama. Otoharu, Banri, Tsumugi, Anesagi bahkan Yaotome sachou pun tak keberatan akan permintaan itu. Bahkan orang yang paling sumringah mendengar itu ya Yaotome sachou. Gaku hanya menatap ayahnya datar ketika melihat raut kebahagiaan sang ayah saat itu.
Bagaimana dengan Kujo Takamasa? Ah dia mau tidak mau menerima itu karena itu salah satu cara agar Tenn bisa mencapai ambisinya melebihi Zero. Itupun setelah dibujuk oleh Yaotome sachou, Tenn dan Aya dengan embel-embel bahwa itu salah satu cara mencapai mimpinya. Mereka membujuk Takamasa selama kurang lebih satu bulan hingga dia menyerah dengan sendirinya dan menerima pekerjaan itu untuk Tenn.
Yahh tentu dengan syarat Tenn berjanji tidak akan mengkhianatinya dan kembali ke adik kembar Tenn. Tentu, Tenn menyanggupinya karena dia sendiri juga tidak bisa meninggalkan Kujo Takamasa. Dia masih memiliki hutang budi pada Takamasa terkait pengobatan sang adik.
TBC

KAMU SEDANG MEMBACA
Izumi Iori Harem
Fanfictionhanya cerita tentang si perfeksionis-tsundere Iori yang diam-diam disukai oleh semua teman idolnya. akan ada beberapa kejadian tak terduga. ❗karakter bukan punya saya. karakter diambil dari anime IDOLiSH7 ❗