Setelah pekerjaan mereka selesai, Iori bergegas berganti pakaian. Dia kembali memakai seragam sekolahnya karena dia lupa membawa pakaian ganti.
Riku dan Tenn hanya menatap punggung Iori yang menghilang dibalik tirai ruang ganti. Mereka memutuskan untuk berganti di ruang tunggu itu setelah mengunci pintu selama Iori memakai ruang ganti.
"Nee, Tenn-nii. Kenapa kau selalu bertengkar dengan Iori padahal kau menyukainya?"
Tenn yang mendengar pertanyaan sang adik hanya melirik punggung sang adik.
"Entahlah. Menyenangkan melihat wajah marahnya. Bahkan tidak ada seram-seramnya saat dia marah."
Riku dan Tenn terkekeh pelan. Ya, mereka akui wajah Iori saat marah tidak ada seramnya. Yang mereka lihat justru imut.
"Setidaknya jangan bawa-bawa aku di pertengkaran kalian. Aku bosan kalian bertengkar karena aku."
"Itu karena kau ceroboh. Berlarian saat kau tau kau memiliki asma walau sudah jarang kambuh."
Tenn menyentil kening adiknya pelan.
"Ittai! Tenn-nii! Berhenti menyentil keningku!"
"Ha'i ha'i."
Mereka segera menggantung kembali pakaian yang mereka gunakan untuk syuting agar para staff yang membawa kembali.
Cklek!
Iori keluar dari ruang ganti dan menggantungkan pakaiannya di samping pakaian Tenn.
"Nanase-san, jangan lupa minum obatmu."
"Ha'i, okaa-san!"
Perempatan imajiner muncul di dahi Iori mendengar panggilan Riku untuknya. Sedangkan Riku hanya acuh dan mulai mengambil obatnya serta air mineral.
"Aku bukan kaa-san mu, Nanase-san."
Riku memilih untuk meminum obatnya sebelum menjawab.
"Kau seperti ibuku, Iori."
Tenn hanya terkekeh pelan. Memang Iori lebih seperti ibu untuk Riku karena kebawelannya.
Iori yang mendengar kekehan Tenn langsung menolehkan kepalanya ke arah Tenn. Dia menatap Tenn tajam. Tenn hanya mengangkat tangannya tanda menyerah.
"Gomen, gomen. Tapi yang dikatakan Riku memang benar. Kau lebih seperti ibunya jika seperti itu."
Tenn menatap Iori sambil tersenyum lembut.
"Ah mumpung aku free sehabis ini. Aku ingin menginap di dorm kalian, lebih tepatnya di kamar Iori. Aku juga sudah meminta izin Anesagi-san dan sobaman."
Iori mengernyitkan keningnya saat mendengar namanya disebut. Dia tersadar bahwa Tenn ingin tidur di kamarnya. Sedangkan Riku hanya mendengus pelan mendengar perkataan sang kakak.
"Terserah, Tenn-nii."
Riku langsung membawa tasnya dan keluar dari ruangan meninggalkan Iori yang masih memproses perkataan Tenn. Tenn hanya terkekeh melihat respon Iori. Dia mengambil tasnya dan tas Iori. Membawa kedua tas itu di bahunya lalu menarik tangan Iori lembut.
"Ikou. Jangan memasang wajah seperti itu. Aku jadi ingin menciummu lagi."
Iori langsung menolehkan kepalanya ke arah Tenn dan mendapati Tenn sedang tersenyum ke arahnya. Namun dia merasa itu bukan senyuman biasa. Ada maksud tersembunyi dari senyuman itu.
Tenn memasuki mobil Tsumugi setelah memastikan Iori sudah duduk manis di dalam mobil.
"Konbanwa, Tsumugi-san."

KAMU SEDANG MEMBACA
Izumi Iori Harem
Fanfictionhanya cerita tentang si perfeksionis-tsundere Iori yang diam-diam disukai oleh semua teman idolnya. akan ada beberapa kejadian tak terduga. ❗karakter bukan punya saya. karakter diambil dari anime IDOLiSH7 ❗