10.

76 11 0
                                    

Pagi harinya, Iori bangun paling pagi. Dia segera berjalan ke arah dapur untuk membuat sarapan.

"Oh? Ohayou, Iori."

Iori langsung menolehkan kepalanya ke arah asal suara dan mendapati sang kakak yang tersenyum ke arahnya.

"Ohayou, Nii-san."

"Masak apa?"

"Baru Omelette, nii-san."

"Yasudah, aku akan membuat kari."

Iori hanya mengangguk pelan dan kembali fokus memasak Omelette. Dia tinggal memasak tiga Omelette lagi.

"Yang lain belum bangun, Iori?"

"Setauku, belum. Kenapa nii-san?"

Mitsuki melirik ke arah omelette terakhir yang dibuat Iori. Mitsuki tersenyum.

"Jika sudah selesai, kau bisa membangunkan Riku dan Sougo."

"Ha'i, nii-san."

Setelah menaruh Omelette di piring, Iori langsung melepas apronnya dan mulai berjalan menuju kamar Sougo.

Tok! Tok! Tok!

"Osaka-san!"

"Ha'i, Iori-kun!"

Setelah memastikan bahwa Sougo sudah bangun, Iori langsung berjalan ke arah kamar Riku.

Tok! Tok! Tok!

"Nanase-san!"

"Mouuu lima menit lagi, Iori!"

Iori menghela nafasnya pelan mendengar jawaban Riku. Perlahan dia membuka pintu kamar Riku.

Cklek!

"Nanase-san?"

Iori mendekati Riku dan menyingkap selimut yang membungkus Riku. Tak lupa dia juga membuka gorden yang menutupi jendela agar cahaya matahari bisa masuk ke kamar Riku.

"Eunghh Ioriiii aku masih mengantuk!"

"Segera bangun dan mandi, Nanase-san. Jika tidak, aku tidak akan membuatkanmu teh dengan madu lagi."

"Ha'i ha'i Okaa-san! Aku bangun!"

Riku segera bangun dan mengambil handuknya sebelum bergegas memasuki kamar mandi. Iori melihat itu hanya menggelengkan kepalanya pelan dan memutuskan untuk membereskan ranjang Riku.

Setelah selesai, dia keluar dari kamar Riku dan menuju dapur. Sesampainya di dapur, dia melihat sudah ada Yamato yang duduk di sofa dengan kaleng bir di tangannya serta Tamaki yang menidurkan dirinya di pangkuan sang leader. Di meja makan sudah ada Nagi. Sedangkan Sougo membantu Mitsuki menata makanan di meja makan.

"Nii-san, Osaka-san, ada yang bisa aku bantu?"

"Tidak ada lagi, Iori. Semua sudah selesai. Kau duduk saja di kursi."

Iori segera duduk di kursinya.

"Oh ya, Riku-kun mana?"

"Sedang mandi."

"Ribut sekali tadi. Apa yang kau lakukan padanya, Ichi?"

"Aku tidak melakukan apapun, Nikaido-san. Hanya mengancamnya dengan tidak akan membuatkan teh madunya lagi."

"Hidoiiiyooo, Iori."

Iori hanya melirik datar Nagi di sampingnya.

"Hanya itu satu-satunya cara yang ampuh agar dia cepat bangun."

"Iori, kau kejam sekali."

Riku muncul dengan rambut setengah basahnya dan bibirnya yang mengerucut sambil menatap sebal Iori. Sedangkan Iori hanya mengabaikannya.

Izumi Iori HaremTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang