4.

92 11 0
                                    

Cklek!

"Tadaima!"

"Okaeri, Tamaki, Iori."

Iori menolehkan kepalanya ke arah asal suara dan mendapati centernya sedang membantu sang kakak menyiapkan makan malam. Namun hanya ada Riku di dapur, sedangkan Mitsuki entah kemana.

"Nii-san mana?"

"Mitsuki mandi sebentar. Katanya si badannya lengket."

"Memang nii-san belum mandi sepulang kerja?"

"Seingatku belum. Karena yang aku tau, Mitsuki hanya ke kamarnya untuk menaruh barang-barangnya dan kembali untuk memasak makan malam."

"Oh, yasudah. Aku mandi dulu, Nanase-san."

"Baiklah."

Riku hanya tersenyum dan melanjutkan kegiatan memasaknya. Sedangkan Iori langsung bergegas ke kamarnya untuk membersihkan diri di kamar mandi yang satu lagi. Dia merasakan pipinya memanas saat tak sengaja menangkap senyuman Riku.

"Aishh, ada apa denganku?!"

Iori mengacak rambutnya frustasi sebelum memutuskan untuk mandi menggunakan shower agar kepalanya jernih kembali.

Setelah selesai, Iori langsung keluar dari kamar mandi dan memasuki kamarnya untuk berganti baju. Tak lupa dia mengecek tugas sekolahnya.

Tok! Tok! Tok!

"Iori? Makan malam sudah siap!"

Iori langsung membereskan bukunya dan membuka pintu kamarnya.

"Ha'i, Nanase-san."

Riku melihat rambut Iori yang masih basah dan memutuskan untuk mengambil alih handuk di bahu Iori.

"E-eh? Nanase-san?"

"Diamlah. Rambutmu masih basah."

Iori hanya diam saat Riku mengeringkan rambutnya dengan handuk.

"Ichi, Riku. Ayo! Tamaki sudah merengek seperti bayi."

"Mou~ yama-san! Aku bukan bayi!"

Yang lain hanya terkekeh pelan. Riku menjauhkan handuk Iori dari kepala sang raven. Dia mendorong pelan tubuh Iori ke arah meja makan.

"Sana, duluan. Aku ingin menjemur handukmu dulu."

"Biar aku saja, Nanase-san."

"Daijoubu. Jaa ke sana gih. Udah ditunggu yang lain."

Riku berlalu ke area belakang dorm mereka untuk menjemur handuk Iori. Dia tersenyum saat tak sengaja melihat langit malam.

"Kirei," gumam Riku.

"RIKKUN! HAYAKUU! AKU SUDAH LAPAR!"

Riku terkekeh pelan dan mulai memasuki dorm.

"Ha'i, aku datang!"

Riku tiba di meja makan dan sudah disambut oleh teriakan Mitsuki yang memarahi Yamato yang sudah menghabiskan 3 kaleng bir.

Riku mendudukkan dirinya di samping Iori yang hanya menyimak keributan yang terjadi. Riku melirik ke arah Sougo yang sedang mengambil ousama puding milik Tamaki yang sudah tersisa setengah.

"Tamaki, jangan makan pudding banyak-banyak. Nanti gigimu sakit."

Tamaki menolehkan kepalanya ke arah Riku dan mempoutkan bibirnya sebal.

"Mou~ Rikkun, jangan ikutan!"

Riku hanya terkekeh pelan dan mengusap kepala Tamaki.

"Untuk kebaikanmu, Tamaki."

Tamaki menundukkan kepalanya sambil menghela nafas pelan.

"Wakatta."

Sougo dan Riku tersenyum ke arah Tamaki. Mereka berdua mengelus kepala Tamaki pelan.

"Sekarang, saatnya makan."

Mitsuki tersenyum saat melihat pemandangan itu.

"Ha'i! Ittadakimasu!"

Mereka mulai makan. Seperti biasa, meja makan tidak pernah sepi.

Iori sesekali melirik ke arah Riku dan dia akan langsung memalingkan wajahnya saat Riku membalas tatapannya. Riku melihat itu hanya tersenyum kecil.

Yang selesai pertama adalah Riku dan Iori. Mereka langsung membawa piring mereka ke westafel untuk dicuci. Mitsuki hanya melihat punggung Iori dan Riku dengan senyuman kecil di bibirnya.

"Iori, kenapa kau terus melirikku saat makan tadi?"

Iori tersentak saat mendengar pertanyaan Riku. Dia memilih untuk menyelesaikan kegiatan mencuci piringnya dengan cepat dengan wajah yang bersemu.

"Ne~ Iori. Nande?" bisik Riku tepat di telinga Iori.

Iori tersentak pelan dan membalikkan badannya. Dia mendorong Riku pelan.

"N-nanase-san!"

Riku hanya tersenyum miring dan semakin mendekatkan wajahnya ke arah Iori.

"Nande, Iori?"

Iori memalingkan wajahnya dan menahan pergerakan Riku yang semakin mendekat.

"N-nanase-san, aku harus mengerjakan tugasku."

Iori langsung pergi meninggalkan dapur dengan wajah memerah. Riku hanya terkekeh pelan dan melanjutkan kegiatan mencuci piringnya.

Mitsuki hanya menggelengkan kepalanya dan mulai menghampiri Riku dengan tangan penuh tumpukan piring member lain.

"Jangan terus menggodanya, Riku. Jika kau memang menyukainya, dekati dan buat dia mencintaimu. Itu pun jika kau serius mencintai adik tsundereku itu."

"Kau tau sendiri aku tidak akan menggoda sembarang orang, Mitsuki."

Mitsuki tersenyum dan mulai membantu Riku mencuci piring.

"Ha'i ha'i. Kau hanya akan menggoda orang yang kau sukai."

"Betul."

Riku tersenyum dan Mitsuki terkekeh pelan. Member yang lain terlalu sibuk dengan urusan mereka masing-masing sampai tidak menyadari pembicaraan tentang Iori mereka.






TBC

Izumi Iori HaremTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang