04. Tentang Argalian dan Hujan

187 91 109
                                    

hai hai hai, back lagi kita!!
seperti biasa, tinggalkan jejak sebelum mulai
happy reading guys

° ° ۝ ° °

CUACA saat pulang sekolah mendadak berubah menjadi mendung.

Beruntungnya disaat hujan turun, rintikan nya tidak terlalu deras, sehingga Arga dapat meneruskan perjalanan pulang tanpa harus meneduh terlebih dahulu.

Ya, walaupun pada akhirnya ia tetap pulang dalam keadaan yang sudah basah kuyup.

Arga menyukai hujan. Banyak alasan yang membuat dirinya menyukai hujan. Salah satunya karena disaat hujan dirinya bisa tidur dengan tenang tanpa harus menggunakan berbagai macam merek obat, hanya untuk bisa tertidur.

Hujan memang berisik, namun suaranya tak seramai dan seberisik isi pikirannya.

"Hmm senangnya main hujan," ujar wanita cantik dari depan pintu rumah.

Arga pun membalas perkataan tersebut dengan senyuman manisnya. Ia kenal betul dengan suara itu. "Bunda mau ikut Arga main hujan?"

"Kamu ini, yaa. Bunda kan sudah dewasa, tidak sepantasnya main hujan," tutur Airin dengan melemparkan senyum di setiap perkataannya.

"Yah Bunda, padahal seru banget loh, Bun," ujar Arga, memperlihatkan senyuman miliknya yang jarang diperlihatkan oleh dirinya kepada orang lain. Emang cuman bunda Airin yang beruntung, bisa liat senyuman Arga.

"Udah, sekarang masuk. Nanti kamu sakit loh," tutur Airin.

"Iyaa bundanya Arga," ujar Arga sembari berlari memeluk Airin.

"Dasar anak bandel. Abis ini Arga masuk ke kamar, terus mandi. Nanti Bunda bawain sup kesukaan Arga."

"Siap, Bunda," ujar Arga dengan tangan hormat. Mereka pun tertawa bersama di bawah rintikan hujan yang terus berjatuhan.

° ۝ °

Airin berjalan menghampiri kamar Arga dengan sebuah nampan yang berisikan sup panas dan susu di tangannya.

Matanya bergerilya ke seluruh sudut kamar, mencari keberadaan Arga. Namun yang ditemukan adalah botol-botol minuman keras yang telah kosong dan beberapa obat-obatan yang berserakan.

Airin menghela nafas panjang, kemudian tangannya tergerak untuk membersihkan semua barang-barang itu.

Di sisi lain, Arga telah selesai dengan ritual mandinya. Ia keluar dari kamar mandi, dengan mengenakan pakaian serba hitam dan ditangannya ada sebuah handuk yang ia gunakan untuk mengusap rambutnya yang basah.

"Makanannya udah Bunda taruh di meja," ujar Airin.

"Bunda gak perlu beresin barang-barang itu, nanti biar Arga aja yang bersihin sendiri," tutur Arga.

Airin tak menggubris perkataan Arga, tangannya masih sibuk merapikan kamar Arga.

"Bundaaa, Arga bilang biar Arga aja yang bersihin. Bunda gak usah capek-capek kek gini," rengek Arga karena tak kunjung mendapat respon dari sang Bunda

"Kamu tau kan kalo ini semua tidak baik buat kamu, Ar?"

Kini gantian Arga yang tak mampu membalas perkataan dari Airin.

"Kamu tahu itu kan Argalian?" ulang Airin.

"Iya Bunda, Arga tau."

"Kalau kamu tau, kenapa kamu tidak belajar buat berhenti mengkonsumsi ini semua? Kalau orang lain tidak bisa jadi alasan kamu untuk berhenti, setidaknya jadikan diri sendiri sebagai alasan buat kamu berhenti."

LAVANOLIO : The Leader of RoyalsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang