bagian 9

5.9K 387 66
                                    

𝙀𝙓𝙊 - 𝘾𝙧𝙚𝙖𝙢 𝙎𝙤𝙙𝙖
__________

"Ini tempat gue nongkrong dulu sama teman sma gue,"

Tiba di kedai soto ayam legendaris seperti yang tertera di spanduknya. Ruby kini duduk paling pojok bersama Xavier. Xavier bahkan sudah bercerita bagaimana seringnya dia mampir ke kedai ini.

"Ini meja gue sama teman-teman gue. Kalau gak percaya lihat aja di meja ada nama-nama yang sering nempatin tempat ini," Xavier menunjukkan dimana dirinya menuliskan namanya.

Ruby yang melihatnya pun membaca nama-nama itu dalam hati. Total lima nama yang tertulis di meja ini.

"Sekolah lo dekat sini juga. Berarti rumah orang tua lo juga deket-deket sini?" tanya Ruby.

"Enggak. Bonyok gak punya rumah di Jakarta. Dari kecil gue udah tinggal di rumah kakek gue. Sama saudara-saudara bokap juga tinggal juga disana. Jauhlah dari sini. Cuma, sejak sma gue milih tinggal sendiri. Milih sekolah juga jauh dari tempat saudara gue sekolah. Kenapa? Gue bosen ketemu orang yang itu-itu aja," jelas Xavier.

"Oh. Kayak drama india gitu. Di satu rumah banyak kepala keluarganya,"

"Ya, boleh lah, perumpamaan nya kayak gitu,"

Ruby manggut-manggut paham. Tapi baru sadar sepertinya mereka belum pesan makanan deh. "Lo udah pesan gak sih?"

"Hah? Tadi kayaknya... belum. Ya udah gue ke depan dulu buat pesan. Lupa, kalau ini bukan cafe. Yang pelayannya datang sendiri," Xavier nyengir sambil berlalu.

Ruby hanya menunggu sambil melihat-lihat kedai ini. Suasana era tahun 90an masih kerasa. Sepertinya pemiliknya tak ingin merubah tatanan kedai ini. Mungkin hanya mengganti cat saja tiap tahun.

Menunggu hampir sepuluh menitan akhirnya Xavier kembali membawa dua mangkuk soto ayam. Lalu diikuti oleh bapak penjual membawa dua gelas minuman.

"Cobain deh," perintah Xavier pada Ruby.

Dan Ruby pun segera menyendok kuah nya dulu untuk merasainya pertama kali. Begitu satu sendok masuk ke tenggorokan lalu bersarang di lambungnya Ruby merasa di telah pulang ke rumah. Hangat dan nyaman.

"Ini. Enak. Banget. Parah enaknya," ucap Ruby dengan mata yang berbinar cerah. Langsung saja kembali menyuapkan lagi soto ayam legendaris ini.

Xavier hanya tersenyum. Kan, seleranya ini tak pernah gagal. Bintang lima akan selalu tersemat di kedai soto ayam ini.

Lalu keduanya benar-benar menikmati makan siang tanpa obrolan. Begitu hidmat menyeruput kuah soto itu. Suap demi suap terlewati hingga makanan mereka berdua tandas.

"Lo bisa pulang sendiri ke apartemen kan? Gak lupa jalannya kan lo?" tanya Xavier.

"Gak lah. Lagian ini deket banget dari apartemen. Emang lo mau kemana dulu?" tanya balik Ruby.

"Ada urusan bentar. Ya udah gue tinggal, ya," dan Xavier benar-benar meninggalkan Ruby seorang diri. Tanpa menunggu jawaban dari Ruby mau tidaknya perempuan itu ditinggal sendiri.

Perjalanan yang cukup menguras karena macet selalu terjadi jika hidup di ibukota. Tanpa lama-lama Xavier segera keluar dari mobilnya begitu tiba di gedung perkantoran. Ada seseorang yang harus ia temui.

Di lobi tak sengaja ia bertemu wajah familiar yang tahun belakangan ini jarang ditemuinya.

"Bang Satya?" panggil Xavier pada pria yang begitu fokus dengan ponselnya.

"Loh, Xavier. Kok lo masih stay disini? Bukannya udah balik ke Aussie?"

"Belum balik bang. Masih ada waktu seminggu lagi," jelas Xavier.

𝐏𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧𝐭𝐢𝐧 𝐏𝐞𝐧𝐠𝐠𝐚𝐧𝐭𝐢 (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang