9 | Tak Berujung

701 67 2
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***

"Kawan. Ko pu rumah su ditutup. Baru kitong bisa masuk bagaimana e?" tanya Bob dengan panik.

Gallio berdiri di depan gerbang rumahnya, yang menjulang tinggi, bersama Bob. Waktu sudah menunjukkan pukul setengah dua malam, dan udara malam yang dingin mulai menusuk kulit. Mereka baru tiba dan menemukan gerbang terkunci rapat.

Gallio melirik ponselnya, ragu-ragu untuk menghubungi Pak Adi, satpam penjaga rumah. Kalau dia meminta tolong Pak Adi untuk membukakan pagar, otomatis Hartanto akan tahu dia pulang telat karena mendapat laporan dari Pak Adi. Dan kalau Hartanto tahu, sudah bisa dipastikan akan terjadi pertengkaran lagi. Gallio tidak mau itu terjadi karena dia ingin menjaga perasaan Claudia.

Gallio diam sejenak untuk mencari akal. Mulai terpikir opsi untuk menginap di hotel. Tapi, dia teringat bahwa besok pagi-pagi sekali ada jadwal harus ke kampus untuk hari pertama masuk kelas. Tidak mungkin dia harus bolak-balik dari hotel ke rumah lalu ke kampus, itu akan memakan waktu.

"Gallio," Bob memukul lengan sahabatnya. "Sio, ko ini bagaimana kah? Sa ajak bicara, baru ko hanya diam begitu?"

"Ya sabar! Gue juga lagi mikir."

Gallio berkacak pinggang, menghentak-hentakkan kecil ujung kaki kanannya.

"Lisa," gumamnya pelan, ketika nama itu terlintas di kepalanya.

Gallio mengeluarkan ponsel miliknya dari dalam saku celana. Mencari nama sang adik di sana untuk dia hubungi segera. Nada panggil terdengar nyaring ketika dia mendekatkan benda pipih itu ke depan telinganya. Semoga Lisa belum terlalu pulas tidurnya. Dia menunggu dengan bergumam kecil, "angkat, angkat, angkat."

Panggilan di angkat. Gallio lega.

"Hallo?" panggilnya.

Tidak ada sahutan dari seberang telfon.

"Lisa?" panggil Gallio sedikit lebih keras.

Masih sama. Tidak ada jawaban, membuat Gallio mencebik kesal.

"Lis, yang benar dong, dek."

"Lis?"

"Hmm?" balas Lisa yang terdengar malas dari seberang. Jelas-jelas baru saja terbangun dari tidurnya.

"Lis, ini gue di luar. Rumah udah dikunci, gue ngga bisa masuk. Tolong bukain dong."

"Siapa ini?" Lisa terdengar belum sadar sepenuhnya dalam pangggilan itu.

Gallio berdecak sebal. "Gue. Gallio Alessandro Kanaka."

"Abang gue?"

"Ngga. Abang orang lain."

"Oh."

"Lis! Serius dong. Gue sama Bob udah digigitin nyamuk ini di luar. Ck!"

"Ngga suka kan lo dibercandain kalo lagi telfon, bang? Makanya lain kali jangan suka gituin gue."

JENNY PRISKILLA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang