28 | Ketakutan

525 61 4
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




***

Perpustakaan seharusnya menjadi tempat yang hening, sunyi, dan tenang. Namun, jika Ocha dan Ziesya disatukan dan berada di sana, jangan harap suasana itu bertahan lama. Sejak awal mereka masuk, suasana yang tadinya senyap berubah jadi penuh bisik-bisik. Jenny, yang sedang tenggelam dalam bacaan bukunya, sudah berkali-kali menghela napas panjang, berusaha keras untuk tidak terganggu.

"Eh, cerita dong, Cha! Lo kemarin makan bareng Gallio bahas apa aja?" Ziesya memulai, suaranya nyaris seperti bisikan, tapi tetap saja terdengar jelas di telinga Jenny.

"Ngga bahas apa-apa. Aku fokus makan," balas Ocha sambil merapikan rambutnya dengan cermin kamera depan ponselnya.

"Masa selama makan ngga ngobrol apa-apa? Gue ngga yakin deh, Gallio bisa diem?" Ziesya skeptis, menaikkan alisnya.

"Ya ngga tau ya, tapi emang dia diem aja. Mungkin karena aku makannya lahap banget," kata Ocha sambil tertawa kecil. "Paling cuma nanya-nanya dikit aja."

"Nanya apa?" Ziesya makin penasaran, duduk lebih dekat.

Ocha mematikan ponselnya dan menatap Ziesya dengan tatapan sebal. "Sepenasaran itu?"

"Yaa, penasaranlah! Lo kan tau, Gallio itu se-annoying apa! Dan lo malah pergi berdua sama dia! Pasti ada sesuatu yang—"

"Jadi maksud kamu, aku diapain gitu sama dia?" potong Ocha, matanya menatap tajam.

"Ngga gitu juga. Gue cuma mau make sure aja, siapa tau ada sesuatu yang menarik," Ziesya cepat-cepat mengklarifikasi.

Jenny berusaha fokus pada bukunya, tapi akhirnya dia menyerah dan diam-diam mendengarkan obrolan mereka.

"Dia cuma nanya porsi makan aku biasanya segitu banyaknya apa ngga. Terus dia tanya aku tinggal di mana, kenapa bisa kuliah di sini. Gitu-gitu aja," jawab Ocha akhirnya.

"Gitu doang? Trus abis itu kalian pulang?" Ziesya mengernyit, merasa ceritanya terlalu datar.

Ocha menggeleng. "Ngga," katanya. "Aku dianter pulang sama dia malam, sekitar jam sembilan."

Jawaban Ocha membuat Ziesya kaget. Bahkan Jenny, yang tadinya cuek, kini ikut melirik penasaran.

"Kok lama? Bukannya kalian cuma makan?" tanya Ziesya.

"Awalnya iya, cuma makan. Tapi dia bilang lagi pengen ditemenin. Adiknya masih les privat, jadi ngga bisa diajak keluar. Terus, dia lagi males gabung sama tongkrongannya," cerita Ocha.

JENNY PRISKILLA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang