1.1

45 7 2
                                    

Hiyyih hanya bisa berdoa dalam hati untuk keselamatannya juga yang lain. Gadis itu tidak bisa meninggalkan Jinni sendirian, tapi jika bersama dengan Jinni maka dia harus siap menanggung apapun yang akan terjadi selanjutnya.

Matanya tidak pernah lepas dari ponsel, mungkin saja Lily mengirimkan pesan atau mungkin Bae. Tapi sampai saat ini tidak ada satupun pesan yang masuk.

Dirinya berpikir kalau mungkin tidak ada hal terlalu penting untuk di sampaikan. Tapi hatinya mengatakan kalau dia harus menghubungi Sullyoon.

Ponsel Sullyoon tidak aktif, dia bingung harus melakukan apa sekarang selain berdoa.

"Guys gue tidur duluan ya? Besok ada kelas pagi" kata Kyujin yang hanya tidur di karpet.

Mereka semua berkumpul di kamar milik Youngeun dan Hiyyih sesuai dengan kata Sullyoon. Ya sebenarnya Sullyoon tau kamar itu cukup dari Xiaoting.

"Yaudah semuanya tidur deh, gak bakal ada apa-apa kok. Percaya aja Tuhan bakal jaga kita semua dan jauhin dari hal-hal buruk" Ucap Youngeun yang sudah bersiap untuk tidur "Jangan lupa berdoa sebelum tidur"

°

°

°

Pagi ini Nayeon sangat bahagia karena rumahnya sangat ramai, dia jadi berpikir untuk membuka kosan di rumahnya mengingat banyak sekali kamar yang menganggur. Wanita dengan jiwa muda itu dengan lincah memasak berbagai macam makanan di dapur.

Haewon menghampiri Nayeon untuk sekedar membantu. Gadis itu merasa nyaman berada di dekat Nayeon, seperti ada sesuatu yang di miliki wanita itu yang mampu membuat siapa saja tenang.

"Selamat pagi cantik, mau request sesuatu untuk sarapan?" Tanya Nayeon saat menyadari keberadaan Haewon.

Yang di tanya sedikit terkejut lalu tersenyum tipis "Tidak ada Bunda, Haewon mau bantuin aja"

Mendengar itu Nayeon refleks menghentikan kegiatannya yang sedang mengoleskan selai pada roti. Dia melihat gadis itu sekilas lalu tertawa pelan "Haewon jadi menantu Bunda aja deh, baik banget"

Selanjutnya Haewon hanya bisa tertawa kecil menanggapi ucapan Nayeon. Mungkin Nayeon berkata seperti itu karena Kyungjun tidak pernah berpacaran dengan siapapun.

"Selamat pagi Bunda" sapa Xiaoting yang baru saja memasuki area dapur. Gadis itu mengambil selembar roti dan berjalan mencari selai lain di lemari dapur.

"Xiaoting kebiasaan banget ya? Kayak rumah sendiri kamu" canda Nayeon.

"Bunda bilang anggap saja rumah sendiri sekitar 2 tahun lalu kan?"

"Dasar kamu" setelahnya mereka berdua tertawa.

Melihat interaksi keduanya membuat Haewon teringat sang ibu, bagaimana kabarnya? Selama pindah ke kosan dia tidak pernah menghubungi ibunya.

"Kak Xiaoting, ada lihat Sullyoon gak?" Tanya Jiwoo yang kini ikut bergabung di dapur.

"Eh? Gak tau deh, kayaknya masih di kamar" jawab Xiaoting asal.

Jiwoo menghela nafas lalu kembali ke ruang tengah bersama yang lain. Matanya melihat Kyungjun yang sudah berpakaian rapih dan siap untuk berangkat ke kampus. Yang Jiwoo pikirkan hanya satu, pemuda itu terlalu rajin.

"Kalian gak ke kampus?" Tanya Kyungjun.

"Kelas siang semua kak" sahut Lily yang kini sedang menonton televisi sambil memakan beberapa cemilan yang ada di atas meja.

Pemuda itu mengangguk lalu berjalan ke pintu utama, dia ingin cepat-cepat pergi ke kampus. Yeseo melihat Kyungjun seperti menahan amarah, ada apa dengan pemuda itu?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 07, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Who is next?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang