"pa".
derap langkah kaki terdengar seperti gemuruh di pagi hari, sedikit berlari menuruni anak tangga penghubung antara ruangan kamar pemuda bermarga Lee dengan lantai utama rumah megah bak istana yang selalu menghiasi kota eropa.
Lelaki bertubuh ramping langsung menemui sang papa yang sedang duduk membaca koran paginya. ditemani tiga bodyguard bertubuh kekar yang setia berdiri di samping tuan rumah.
Felix memicing menatap ketiga bodyguard sang papa, wajah masing-masing mereka bengkak dan penuh lebam seperti baru selesai berkelahi.
Ow... Felix merinding seketika, mengingat jika saja kemarin ia berhasil di tangkap ketiga orang-orang ini, pastilah ia akan di kurung selamanya di rumah dan tak diberi izin berkelana kemanapun bersama teman berandalnya di luar sana.
"Mengapa tiba-tiba memberi bodyguard, felix bukan anak kecil"
Tak terima dengan apa yang papa nya putuskan, Felix memilih untuk bersuara kali ini setelah sebelum-sebelumnya selalu membiarkan papa melakukan apa yang dia mau.
"Kamu tau sendiri betapa berbahayanya pekerjaan papa, musuh papa banyak, papa tak bisa memantau kamu dua puluh empat per tujuh, sekalipun kamu gesit dan cekatan, tetap saja, di dunia kita, kehebatan seperti itu bukan apa-apa, cepat atau lambat, mereka akan tau identitas mu."
"Tapi pa-"
"Papa mengantisipasi hal itu terjadi dengan mengirimkan orang-orang kepercayaan papa untuk menjaga kamu tapi semua nya menyerah karena kamu terlalu liar dan susah di kendalikan.
Atau memang mereka saja yang lamban.
Sambung papa dalam hati, takut bodyguard yang sudah bonyok dibelakang nya tersinggung dan sedih mendengar ucapan nya.
"Felix bisa jaga diri Felix sendiri, sampai kapan papa akan memperlakukan Felix seperti anak kecil?"
"Dan kamu akan tetap menjadi berandalan di luar sana? Kamu pikir papa tak tau apa yang kamu lakukan? bergaul dengan manusia entah berantah seperti mereka dan iseng menjadi pencopet karena bosan menjadi orang terpandang, mau kamu letak kan dimana muka papa?"
Suara papa sedikit meninggi namun tidak lama dari itu papa mengambil koran yang tadi ia lepas, seperti biasa, cekcok dengan anak tunggalnya ini akan berakhir dengan emosi dan amarah yang meluap.
kembali membaca sebaris kalimat dari berita yang terdapat didalam koran tersebut.
"mulai hari ini hyunjin akan ikut kemana pun kamu pergi, tidak ada bantahan, tidak ada penolakan, tidak memberontak".
°°°
Terhitung sudah tiga hari saat hyunjin di pekerjakan sebagai bodyguard.
Dandanan yang biasa seperti ini membuat hyunjin lebih terlihat seperti seorang teman sebaya dibandingkan seorang penjaga.
Ini memang permintaan langsung dari papa Felix agar hyunjin tidak usah terlalu mencolok.
Bertingkah lah seolah dirinya adalah teman Felix.
Tak ada percakapan informal, bahkan keduanya tak saling sapa sekalipun keduanya tinggal di atap yang sama.
Felix memang tinggal terpisah dengan papa nya, sepeninggalan sang ibu, felix tak pernah mau tinggal di rumah besar itu.
Ia masih trauma mengingat betapa bengisnya musuh-musuh papa membantai ibunya kala itu.
Mati dengan tragis di depan mata Felix sendiri.
***
"Siapa fel?." Seorang teman menanyakan identitas orang baru yang malam ini ikut bersama Felix ngumpul bareng teman berandalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara aku-kamu dan paris ! || hyunlix.
Fanfictionniat mengawali kisah penuh problematika dengan merubah identitas dari seorang terkenal menjadi rakyat biasa di sebuah negara roman picisan. memilih negara itu karena terkontaminasi dengan racun sebuah kalimat romantis, seketika merubah cara pandang...