Special BibleBiyu

102 11 3
                                    

"Anak ayah yakin ga mau ikut?"

"Ayah ini udah mau berangkat. Udah ga usah khawatir, ntar sore Jane dateng kok."

"Kakak, makanan udah bunda siapin yaa. Ada kari ayam juga, tinggal diangetin aja yaa."

"Iya bundaaa."

"Ayah sama bunda lusa udah pulang. Jangan pergi malem. Jangan lupa kunci-kunci pintu."

"Iya ayahhhh."

"Taneman ayah jang-"

"Iyaaaa.. Ini kalo ga berangkat sekarang, bakal ditinggal pesawat lohh, yah!"

Ayah dan bunda Biyu harus pergi ke luar kota selama 2 hari. Mereka pergi melayat ke teman ayah waktu SMA yang anaknya meninggal. Kata ayah anaknya seumuran Biyu.

Semenjak kejadian penculikan Biyu dulu, ayah dan bunda tidak pernah membiarkan Biyu sendirian. Biyu juga tidak boleh pergi hingga larut malam apalagi pergi sendirian. Ini kali pertama mereka meninggalkan Biyu sendirian setelah kejadian itu. Walau tidak benar-benar sendirian, karena nanti sore Jane akan datang untuk menginap.

Harusnya sore ini Jane sudah tiba di rumah Biyu. Tapi tadi Jane mengabarkan kalau dia ada pekerjaan model mendadak, dan mungkin akan selesai sekitar jam 7 malam. Biyu merasa dia akan baik-baik saja, toh jam 7 tidak terlalu malam. Dan lagi Biyu seorang pria dewasa, sebenarnya dia tidaklah takut sendirian di rumah, hanya orang tua nya saja yang merasa tidak tenang meninggalkan Biyu di rumah.

Biyu merasa lapar, dilihatnya jam dinding di ruang tv menunjukan pukul 07.40 malam. Biyu tiba-tiba ingin makan martabak.

"Hmmm martabak enak nihh kayaknya." gumam Biyu. Ia meraih jaket hoodie dan dompetnya bergegas keluar rumah. Tukang martabak kesukaannya tidaklah jauh, hanya 5 rumah dari rumahnya.

"Bang martabak spesial Biyu satu ya.." penjual martabak tentu mengenal baik Biyu yang sudah langganan sedari kecil.

"Siap! Biyu, pak Lim kemana? Tadi siang saya liat bawa-bawa koper?"

"Ohh ayah bunda pergi ke luar kota bang, lusa pulang."

Suasana di sana tidaklah sepi, ada 2 pasang muda-mudi yang juga sedang menunggu pesanan. Ada juga segerombol laki-laki sekitar 4-5 orang, umurnya mungkin jauh lebih tua dari Biyu dan Biyu belum pernah melihat mereka sebelumnya. Salah satu dari mereka mendekati tempat duduk Biyu.

"Martabak?" tanya laki-laki yang kini duduk di sebelah Biyu

'yakali gw beli semen kemari' gumam Biyu dalam hati.

"Sendirian? Mau gabung ga sama mas tuh ramean?" tanyanya.

"Nggak. Makasi."

"Biyu ini pesenannya! Udah sana pulang yaa, dimakan mumpung masih panas." Penjual martabak itu sepertinya tau Biyu diganggu laki-laki dari gerombolan yang sedari tadi memang nongkrong di tempatnya.

"Oh iya bang makasi. Ini uangnya." balas Biyu bergegas pergi dari sana.

Namun saat Biyu berjalan menjauh dari tempat itu, si laki-laki yang tadi mendekati Biyu mengambil motornya dan mengikuti Biyu dari belakang.

Tinn tinn

"Sini naik, biar mas bonceng!" seru laki-laki itu menjalankan motornya pelan mengiringi langkah Biyu.

"Nggak usah!" Biyu agaknya mulai ketakutan dengan tingkah laki-laki aneh ini. Dan lagi sekarang dia bingung jika ia berjalan menuju langsung ke rumahnya, laki-laki ini akan tau dimana ia tinggal. Biyu harus apa, Ayahhhh. Biyu melihat lampu motor berhenti di depan pagar rumahnya. Dia mengenali sosok itu, rasanya hatinya mencelos ingin menjerit bersyukur. 

FROM ME TO YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang