#06

24.4K 1.6K 31
                                    

Setelah nongkrong-nongkrong di warteg kedelapan pemuda itu telah sampai pada rumah kediaman Nolan dan kakaknya.

Setelahnya Sampai di halaman rumah yang cukup luas itu Nolan mengernyitkan dahinya saat tidak melihat adanya mobil yang sering kakaknya bawa.

"Kayaknya kakak gue belum pulang deh." Ujar Nolan.

"Bukannya kata Lo kakak Lo jam segini udah pulang ya?" Tanya Kevin.

"Biasanya sih jam segini."

"Mungkin aja kakak Lo ada urusan pekerjaan." Timpal fajar yang langsung mendapat anggukan dari mereka semua.

"Iya sih mungkin aja."

"Jadi gimana kita nunggu kakak nolan atau pergi nih?" Tanya Liam

Semua pandangan langsung mengarah ke sipemilik rumah.

"Nunggu aja deh didalam, udah terlanjur juga kan kesini." Ucap Nolan sembari membuka helmnya den turun dari motornya diikuti teman-temannya yang juga turun dari motor masing-masing.

Setelahnya Nolan masuk ke dalam rumah diikuti teman-temannya.
Yang ternyata benar rumah itu sepi dan tidak ada orang didalamnya.

Nolan berjalan sembari mencari saklar lampu untuk menyalakan lampu yang sedari tadi belum dinyalakan.

"Wihh rumah lo gede juga ya." Ucap Fauzi sembari menganga saat melihat dalam rumah Nolan yang cukup besar.

"Iya gede tapi dalemnya suram." Balas Nolan dengan wajah datarnya.

"Sama dong kaya rumahnya Hendra rumahnya doang gede dalamnya kaya gak ada kehidupan sama sekali." Ucap Kevin yang langsung dibalas anggukan oleh Hendra.

"Bener, tapi masih mending ada kakaknya Nolan yang masih ngurusin rumahnya, lah gue, bokap nyokap gue lebih mentingin bisnis di luar negri dari pada rumah sama anaknya, bahkan gue gak tau mereka masih ingat sama anaknya yang ada di Indonesia atau nggak." Ucap Hendra menimpali.

"Kalo bokap nyokap Lo kagak inget Lo, nggak mungkin tiap bulan Lo di transfer uang berjuta-juta sama mereka kan." Ucap Fauzi.

"Iya juga sih, tapi tetep aja rumah gue sepi kaya kuburan ramenya cuma pas kalian Dateng aja."

"Udahlah ngapain jadi adu nasib gini sih, nasib kita hampir sama hen Lo butuh orangtua Lo tapi mereka nggak selalu ada buat Lo, gue juga butuh kakak gue sebenernya tapi kakak gue nggak suka lihat gue." Ucap Nolan.

Hendra langsung terdiam saat mendengar Nolan mengatakan itu.
"Kayaknya nasib lo lebih memprihatinkan dari gue deh." Ucap Hendra.

Nolan menatap Hendra dengan wajah datarnya.
"Udahlah gak usah dibahas lagi, Liam Lo lihat sesuatu di rumah gue nggak?" Tanya Nolan yang membuat Liam yang Dari melamun tersentak.

"Maksudnya?" Ucap Liam sedikit bingung.

"Maksud gue ada sesuatu yang janggal gak dirumah ini."

"Maksudnya gimana sih, Lo kalo ngomong yang jelas anjir."

"Setan, Lo lihat setan kagak di rumah gue, gue takut kalo setan yang nempelin kakak gue ketinggalan di rumah ini." Ucap Nolan.

"Gak tau gue." Ucap Liam seadanya yang mana membuat Nolan melongo.

"Katanya Lo bisa lihat yang begituan, kok gak tau sih?" Ucap Nolan yang langsung mendapat tatapan datar dari Liam.

"Ya kalo setannya gak nampakin dirinya ke gue ya gue nggak tau no."

"Emangnya harus nampakin diri dulu ya?" Kini giliran adnan yang bertanya.

"Iya biasanya ia nempakin dirinya ke orang yang bisa ngelihat yang begituan, kaya kejadian di semeru bulan lalu gue ketempelan mbak k gue yang udah setengah mampus dinampakain wujud seramnya tapi kalian sama sekali gak bisa lihat." Ucap Liam sembari mengusap lengannya karena merinding membayangkan hal itu.

transmigrated into the antagonist's sisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang