#17

13.9K 936 38
                                    


happy reading

.

.

.

_______
________________


Berbeda dengan Carlina yang saat ini kembali ke pekerjaan kantornya, sekarang Nolan tengah berleha-leha di sofa ruang tamu sembari memainkan ponselnya.

Hari ini hari Minggu jadi ia bisa bebas seharian dirumah saja, sebenarnya teman-temannya Nolan sudah mengajaknya untuk nongkrong-nongkrong, tetapi ia menolak tanpa alasan.

Karena itulah ia sekarang sangat bosan berada dirumah saja, salahkan saja dirinya karena tidak mau diajak nongkrong dengan teman-temannya.

Saat sedang fokus menskrol-skrol instagramnya, ia tiba-tiba teringat kembali dengan nama yang sempat membuat penasaran.

"farel, rata-rata manusia didunia ini punya yang namanya Instagram, apa yang namanya farel itu juga punya ya?"  gumam Nolan pada dirinya sendiri, ia pun kemudian memfokuskan matanya pada layar ponselnya sembari mengetik nama farel di Instagram.

"banyak bener buset, yang mana satu nih"  nolan mengotak-atik deretan nama farel di Instagramnya, dan ia sama sekali tidak tahu farel mana yang dimaksud kakaknya.

"bodo ah!" nolan melempar ponselnya ke atas sofa, ia menyerah untuk mencari nama farel di ribuan orang yang bernama farel, yang bahkan ia sendiri tidak tahu wujud dari farel itu.

"ck nama panjangnya farel siapa sih?   dan gue kenapa pula penasaran banget sama yang namanya farel ini?!  kenal juga kagak gue" Nolan kembali mengambil ponselnya lalu bangkit dari duduknya.

ia sekarang hanya ingin merilekskan pikirannya yang tiba-tiba dipenuhi nama farel, semua itu karena Carlina yang menyebutkan nama farel  membuat Nolan kepo dengan siapa itu farel.

yang Nolan butuhkan untuk merilekskan pikirannya adalah tidur siang seperti anak kecil yang belum terserang beban pikiran.

Saat akan menuju kamarnya ia terhenti disamping pintu kamar Carlina yang masih tertutup.

ia memandang pintu yang berwarna abu-abu itu lama.

setelah melihat pintu abu-abu itu tiba-tiba ia teringat kembali disaat-saat ia masih kecil, saat ia dan kakaknya masih akrab layaknya kakak adik.

dulu ia sering sekali masuk kekamar kakaknya hanya untuk bermain ataupun menggarai kakaknya yang sedang belajar, layaknya seorang adik yang ingin diperhatikan kakaknya.

seulas senyuman tersungging di bibirnya, ia rindu dengan saat-saat itu hal yang mungkin akan sulit untuk terulang kembali saat ini.

Nolan memegang handel pintu yang masih tertutup itu, ia masih ingat dimana ia dengan susah paya berjinjit untuk menggapai handel pintu ini karena saat itu tingginya masih belum sampai.

klek..

"lah?, gak dikunci?" Nolan tertegun saat melihat pintu itu terbuka saat ia memutar handel pintu, padahal ia hanya iseng saja memutar handel itu, ia kira kalau kakaknya itu mengunci pintu kamarnya tetapi ternyata tidak.

Nolan ingin menutup kembali pintu itu, tetapi gerakan tangannya terhenti, rasa penasaran juga rasa rindu tiba-tiba melanda pikirannya.

ia melirik-lirik sekitaran untuk memastikan kalau kakaknya belum pulang dari kerjanya.

Nolan menarik nafas dalam-dalam sembari memberanikan dirinya untuk memasuki kamar itu, ia melangkahkan kakinya dengan perlahan-lahan seperti seorang pencuri.

transmigrated into the antagonist's sisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang