0.0

154 10 0
                                    

Langit malam dengan hujan deras yang menyelimuti Tokyo membubarkan sekumpulan orang yang beraktivitas diluar ruangan, pepohonan bergoyang ribut kala angin dingin berhembus kencang menyapa dinginnya malam yang cukup sunyi.

beberapa orang berlari, beberapa lainnya masuk kedalam toko, dan aku berjalan melawan badai didepanku. aku menggenggam erat kedua tanganku, memeluknya dengan doktrin pikiran bahwa semuanya akan usai dengan ketenangan. menyusuri setiap jalan tanpa alas kaki membuat telapak kakiku terasa sangat dingin, kaki ku hanya berbalut kain sampai lutut, menyisakan basah oleh air dan merinding yang menjalar di kulit yang tidak tertutup kain itu. ah sial, mau tertutup ataupun tidak tubuh ini, semuanya tetap akan basah. mengayunkan kaki ini begitu melelahkan untuk ku lakukan, tubuhku mati rasa, begitu pula dengan pikiranku. aku putus asa, benar-benar putus asa. namun sayangnya aku melupakan alasan mengapa aku berputus asa. aku berjalan tanpa tahu arah, berjalan tanpa tubuh yang tegap dan tenang, berjalan dengan pikiran yang entah berada dimana. aku tidak sadar sepenuhnya, namun ketika bola mataku tertarik pandang pada aliran air sungai yang menggebu ribut aku tersentak, sesaat ku pandang sekitarku, berusaha berpikir kala tempat yang sedang ku pijak membangkitkan ingatan buram seolah aku mengenal tempat ini.

"jembatan dan-" aku tidak tahu, bahkan tidak paham mengapa aku berada disini. "-sungai" aku tak tahu nama jembatan tempatku berpijak lesu ini, tak tahu pula nama sungai yang berada dibawah pandanganku. yang ku ketahui hanyalah insting menggebu yang seolah berkata ketenangan dan kebebasan akan ku dapatkan ketika menyentuh bagian terdalam sungai itu. aku naik pada sebuah pembatas jembatan yang cukup tinggi untuk ukuran tubuhku dengan susah payah. berdiriku tidak bisa sepenuhnya tegap, oleh karena itu aku merentangkan kedua tanganku yang sudah bergetar tak tahu malu terkena air hujan. aku menutup mataku, menghirup rakus udara yang berbau air langit untuk memantapkan insting ku. sebelum menjatuhkan diri dengan satu harapan ketenangan, aku tersenyum bebas pada langit dan daratan.

TAKSA [Dazai Osamu, Bungo Stray Dogs]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang