0.7

25 4 2
                                    

Taksa [Dazai Osamu]

"Ayah, ada apa?"

Mori tersentak dalam lamunan, Ia menatap sang anak yang duduk tepat dihadapannya, lalu beralih dengan perlahan menatap mangkuk makanannya.

"Tidak apa, maaf."

Dengan bola mata yang lesu, Ia melanjutkan kegiatan makannya. Dazai mendapati sang Ayah berbeda hari ini, oh bukan, maksud Dazai adalah pria yang Ia panggil Ayah ini telah berbeda semenjak bertemu dengan wanita berambut merah tadi.

"Ayah, memangnya wanita tadi siapa?"

Tahu kalau seharusnya Ia tak perlu menanyakannya, Dazai nekat karena kesal melihat tingkah laku sang Ayah yang seperti kebingungan.

Mori yang tengah menguyah, memberhentikan kegiatannya secara cepat. Ia menatap Dazai, mengernyitkan kedua kelopak matanya dengan cepat, lalu menghela napas dan melepas sendok dalam genggamannya.

"Ozaki Kouyou"

Mori menunggu, menunggu respon dari sang anak mengenai perkataannya. Entah atas sebab apa, Mori enggan menatap mata sang Anak, membuat Dazai merasa dibenci karenanya.

"Ayah, memangnya kenapa Ozaki Kouyou itu?"

Dazai akhirnya membalas, dengan kalimat seperti menuntut jawaban lebih dari yang paling tua. Mori perlahan mengalihkan sudut pandangnya, kembali lurus menatap manik tenang milik remaja dihadapannya. Ia menunggu, menanti detik yang pas, lalu menghala napas berat.

"Tidak apa, Ia baik-baik saja."

Dazai meletakkan sendoknya, memajukan mangkuk berisikan makanannya agar menjauh lalu melipat kedua tangannya di atas meja. Gerakan itu berhasil menarik atensi Mori, membuatnya sedikit kebingungan.

"Apa Ayah menganggapku orang asing?"

Kata itu segera menimbulkan reaksi marah pada sang Ayah, Mori segera membelalakan maniknya dan menatap tak suka.

"Apa-apaan perkataanmu Daz-"
"Lalu kenapa Ayah seperti menyembunyikan suatu hal dariku?"

Mori menahan kalimatnya, tak jadi meninggikan suara dan berangsur meredakan rasa marah.

"Bukan menyembunyikan, hanya hal tersebut bukan termasuk urusan remaja sepertimu."

Dazai menatap, dan Mori mengalihkan pandang. Dazai yakin, ada hal penting yang mempengaruhi sang Ayah hingga bersikap seperti ini.

"Bukan urusanku? hmm.. Apa Ozaki Kouyou itu mantan istri Ayah?"
"Dazai!"

Mori terkejut, namun keterkejutannya lebih Ia fokuskan pada alasan mengapa sang Anak bisa berpikir seperti itu.

"Ayah tenanglah, kita di tempat umum. Lagi pula ada apa? Apa perkataanku benar?"

Mori tercengang, Ia lupa bahwa remaja dihadapannya ini bukan remaja biasa. Ia memegang kepalanya, berpikir dan berujung kembali menghela napas berat.

"Baiklah, kau menang."

Bagi Mori, berdebat dengan anak sepertinya merupakan sebuah kesialan. Mori selalu gagal untuk memahami Dazai, jadi Ia menyerah.

"Kalau begitu ceritakan, siapa Ozaki Kouyou itu."
"Begini, Dazai tahu kalau Port Mafia itu memiliki kegiatan ilegal dan melanggar norma dalam masyarakat kan?"

Dazai menjadi serius, Ia menganggukan kepalanya sebagai jawaban pada sang Ayah.

"Dengan kegiatan ilegal itu, mengapa masyarakat masih ramai datang ke gedung Port Mafia?"
"Oh benar.. Lift waktu itu. Saat aku keluar bersama Ayah dari lift bawah tamah, di lobby Port Mafia ada banyak orang!"

TAKSA [Dazai Osamu, Bungo Stray Dogs]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang