0.8

27 4 0
                                    

TAKSA [Dazai Osamu, Bungo Stray Dogs]

Garis cahaya memantul masuk kedalam ruangan, menyinari beberapa dari insan yang tengah fokus melirik ke arah pintu masuk. Suasana menjadi hening, tertimbulnya wajah penasaran lagi meneliti pada seseorang yang tengah menjadi pusat. Seluruh mata memandang, tak menghiraukan barang debu hadir diantaranya. Dazai meneguk ludahnya, wajah para manusia yang akan menjadi temannya dikemudian hari mulai menatapnya tengah membaca gerak. Semua sudut pandang terarah pada Dazai, membuatnya ragu pula kaku tak tahu harus bagaimana.

"Masuklah"

Tubuhnya segera tersentak, kepalanya menunduk menghiraukan para mata, dan langkahnya Ia tapakkan dengan ragu dan bimbang.

"Dazai, tataplah teman-temanmu"

Teman? Dazai belum merasa mereka semua adalah teman. Lagi pula, apa-apaan perasaannya ini. Mengapa tadi saat dirumah Ia memaksa sang Ayah untuk cepat membawanya ke sekolah jika Ia berakhir membenci situasi ini. Napas Dazai memang tidak sesak, namun jantungnya berdetak kencang seolah atlet pelari negara. Suara bisik sangat kecil tertangkap dalam pendengaran Dazai, membuatnya mengepal tangan bergetar merasa dibicarakan.

"Semuanya diam! Teman kalian sedang berada dihadapan kalian! Hargai dirinya."

Dazai meneguk ludah, masih ada harapan disini. Masih ada sang guru yang tengah membelanya, entah tulus atau tidak, Dazai tetap merasa terselamatkan.

Ia mulai mendongak, namun masih tetap enggan menatap tiap mata. Jadi Dazai hanya menatap ujung meja, berharap tak perlu merasa keringat dingin sebab melihat manik anak seusianya.

"Halo.. Namaku Dazai, Dazai Osamu."

Hening, membuat Dazai ingin menangis kencang sekarang. Kepalanya perlahan menunduk, takut dan bergetar akan menjadi bahan tertawaan.

"Halo Dazai!"

Mata remaja lelaki itu membulat, terkejut penuh mendapati reaksi istimewa seperti itu. Ia mulai berani, kembali mendongak namun kali ini menatap tegas pada tiap mata. Mereka semua tersenyum, baik pria maupun wanita mereka semua menebar senyum. Rasanya bagai benih, membuat bunga tumbuh dalam diri Dazai.

"Dazai perkenalkan lebih lanjut mengenai dirimu."

Dazai melirik sang Guru, lalu menatap kembali pada puluhan mata. Ia bingung, harus menceritakan apalagi mengenai hidupnya.

"Ah itu, Ayahku merupakan seorang Dokter. Ia bekerja di rumah sakit kota Tokyo."

Dazai sedikit menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Ia merasa agak aneh, harusnya yang Ia ceritakan adalah mengenai dirinya, bukan sang Ayah. Namun bagaimana pun juga, hanya hal itu yang terlintas dalam kepalanya.

"Eh Tokyo? Lalu kenapa kamu ke Yokohama?" Salah seorang murid lelaki diujung ruangan mengangkat tangannya.

Dazai tak bergeming, merasa salah langkah. Ia tak mungkin akan berkata bahwa dirinya datang ke Yokohama karena markas pusat sang Ayah ada disini.

"Benar, Dazai-kun kenapa datang ke Yokohama kalau Ayahnya bekerja di Tokyo kan?" Seseorang menimpali kembali, semakin membuat seisi ruangan hening namun pikiran Dazai bising.

"Ayah ada urusan di Yokohama, namun sesekali kembali ke Tokyo di akhir minggu. Aku juga pergi bersamanya."

Sial, membohongi seseorang adalah hal yang tak Dazai suka. Bukan karena Ia sok suci, tapi kala kebohongan itu terbongkar lah yang membuat kepala Dazai serasa akan meledak.

"Wah jadi Dazai selalu berpergian ya!"
"Enak sekali bisa berpergian bersama Ayah"

Dazai hanya tersenyum kaku, berusaha menutupi kebohongannya dengan rapih.

TAKSA [Dazai Osamu, Bungo Stray Dogs]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang