4

6 3 7
                                    

HAPPY READING ^^

-----

Ketukan di pintu rumah utama keluarga Angkasa membuat Naya menghentikan aktivitasnya dan berjalan untuk membuka kan pintu.

Sosok tinggi tegaplah yang Naya lihat setelah membuka pintu besar dihadapannya, cengiran menggelikan membuat Naya mendelikkan bahunya.

"Nika ada kan?" Tanya nya lalu menerobos masuk tanpa Naya persilakan

"Gue belum suruh lo masuk" ucap Naya sebal

"Lo buka pintu, berarti izinin gue masuk"

Laki laki itu menghentikan langkahnya di ruang tengah ketika melihat wanita setengah baya sedang duduk menonton tv di hadapannya.

"Malam tante" ucapnya menyalami wanita di hadapannya

"Eh, mau jemput Nika ya Bum?" Tanya Bulan dibalas anggukan oleh Bumantara

"Nika lagi di kamar Nara, Naya panggilin ya" ucap Bulan menatap Naya yang kini menyemili kacang sambil menonton tv

"Aaaa ngerepotin lo Bum, panggil sendiri aja" ucap Naya tak mengalihkan pandangannya

"Nayaa, gak baik nyuruh tamu, sana kamu aja" ucap Bulan memperingati

"Tuh dengerin" kini suara Bum membuat Naya kesal

"Lo gak dikasih jatah ngomong disini, jadi diem deh" ucap Naya lalu beranjak dari duduknya

Senyum Bumantara terbit melihat Naya berjalan ke arah tangga dengan hentakan kecil di kakinya, Naya ngambek dan kesal sepertinya itu adalah hiburan yang lucu bagi Bumantara.

Tak berapa lama, Naya kembali ke ruang tengah dengan dua orang yang mengintili dibelakangnya. Dia adalah Nara dan Nika.

"Abangggg" teriak Nika berlari menghampiri laki laki yang di sebut 'abang' itu

"Ayo pulang" ucap Bumantara dibalas anggukan oleh Nika

"Loh gak makan malam disini dulu? Bentar lagi om pulang dari Bandung" ucap Bulan mencegah kepulangan kakak beradik itu

"Gak nolak sih tante, tapi di rumah ada temen saya, gak enak kalau nunggu lama" ucap Bumantara menolak

"Ngapain lo kesini kalau ada 2 bocah dirumah lo" ucap Naya menimpali

"Terus ni bocah siapa yang jemput?" Tanya Bumantara

"Gue yang anter" ucap Nika mengambil toples di atas meja

"Bisa berabe itu urusannya" ucap Bumantara

Membiarkan adiknya diantar oleh Naya sama saja membiarkan adiknya masuk rumah sakit, pasalnya Naya saja tidak tau gas yang mana rem yang mana.

"Wah gak bisa dibiarin nih, lo ngeremehin gue?" Ucap Naya kesal

"Udah ya tante, saya pulang dulu, takut ada harimau mau ngamuk" ucap Bumantara lalu menyalami Bulan yang kini terkekeh

"BUMANTARA PUTRA AAKASHH, AWAS LO" teriak Naya ketika melihat Bumantara mulai berjalan menuju pintu

"Heh kakak, mulutnya itu loh" ucap Bulan memperingati si anak sulung

------

"Menurut lo gimana bin?"

"Apa lo tiba tiba menurut lo gimana, minimal konteks lah broo"

Kini mereka ada di dalam kamar abu bersih, rapi dan indah. Si sulung dari keluarga Aakash ini memang tidak suka berantakan, kecuali hati, hatinya selalu berantakan.

"Gue sama Naya" ucap Bumantara menjelaskan

"Ya lo maunya gimana? Itu semua tergantung lo dongo" ucap Bintang masih setia menatap game di layar ponselnya

"Setuju, kalau lo maju, hubungan lo juga maju" kini Kavaya yang menimpali

"Gimana kalau Naya gak suka gue, nanti gue ngungkapin malah jadi canggung" ucap Bumantara mengutarakan keluh kesahnya

"Iyaa juga Bum, kayaknya Naya gak suka lo" ucapan menohok itu datang dari mulut Kavaya yang asik dengan kuaci di tangannya

"Mulut lo bener bener ya Kava, di semangatin dong anjing" ucap Bumantara emosi

"Udahlah Bum, cukup si Bintang aja yang tolol suka sama sahabat sendiri, syukur di sukain balik" ucap Kavaya menyindir, si yang disindir tentu tak menghiraukan

"Dulu kan awal kita berenam sahabatan pada udah janji gak akan ada yang namanya suka sukaan, nah lebih baik lo ikutin perjanjian itu" ucap Kavaya menasehati

"Ya persahabatan cowok dan cewek mana yang bisa tanpa rasa suka dongo" ucap Bintang kini membela diri

"Gue sama Rhea" sahut Kavaya santai

"Ya itu mah lo gay, Rhea lesbi" ucap Bintang juga santai

"Mulut lo anjing"

"Yaa lo sih, Rhea memang ada gebetan lain, lo juga ada gebetan" ucap Bintang berbicara benar

"Intinya ini terserah lo" ucap Kavaya kini berbicara pada Bumantara

"Ini bukan terserah gue, ini terserah perasaan Naya" ucap Bumantara

"Hadehh capek gue Bum, lo urus deh kisah cinta lo" ucap Kavaya kini kembali sibuk dengan kuaci ditangannya

Bintang benar, tak ada persahabatan antara cowok dan cewek yang tak melibatkan perasaan, dan dia contohnya.

Dia dan Aurora sempat saling denial terhadap perasaan satu sama lain, kenapa? Ya karena perjanjian konyol diantara mereka berenam itu.

Akhirnya dengan keberanian penuh, Bintang mengungkapkan perasaannya pada Aurora dan ternyata gadis itu juga merasakan hal yang sama.

Mereka sama sama menyukai dan akhirnya menjalani sebuah hubungan yang membuat Bintang dan Aurora di musuhi beberapa hari oleh Kavaya.

Laki laki itu sangat kesal, dia takut persahabatan mereka tak akan seru jika ada yang memiliki perasaan lebih, apalagi jika sudah putus atau patah hati.

Modarrr syudahh kalau kata Kavaya.

------

Pagi yang indah di hari selasa membuat senyum terbit di pipi gembung milik Naya. Senyumnya sejak tadi tak luntur, jalannya riang sambil mengayunkan tas bekal ditangan kanannya.

"Pagi eliza" sapanya pada siswi yang tengah duduk di bangku taman sendirian

"Amarr selamat pagii" sapanya dengan senyuman kepada siswa yang tengah menyapu di depan kelas

"Pagii jugaa Naya cantikk" sapa balik Amar

"Nayanikaaa" Teriakan itu membuat Naya menoleh bengong

"Hai Bum, baru nyampe lo?" Tanya Naya saat mengetahui Bumantara lah yang menyapa

"Gak, udah dari seminggu yang lalu" ucap Bumantara membuat Naya melotot

"Ya baru nyampe, lo liat gue masih gendong tas" ucap Bumantara lagi

"Ihhh cocok bangett ya merekaa" ucap salah satu siswi yang tengah berdiri bersama teman temannya tak jauh dari tempat Naya dan Bumantara

"Jadian aja gak sih??" Ucap siswi lainnya

"Jadian? Sama ni orang? Haduhh nambah beban yang ada" ucap Naya menimpali

"Pantang jadian sama sahabat sendiri" kini Bumantara yang berbicara

"Yahhh kecewa bangett" ucap siswi itu

"Harusnya bisa jadi couple of the year gak sih" ucapan kekecewaan yang lagi lagi mereka dengar

Sebenarnya Naya senang dengan ungkapan yang mengatakan mereka cocok, namun sepertinya Bum tak seperti Naya. Dia memang pure menganggap Naya adalah sahabatnya.

Di pihak Bumantara sendiri berfikir hal yang sama, Bumantara dapat menyimpulkan bahwa Naya hanya menganggapnya sahabat tak lebih.

-------
Hai haiii

Ada yang sama seperti Naya dan Bumantara?

Ikuti terus kisah mereka yaa!!

Jangan lupa vote dan komen:)

NISKALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang