21

13 2 14
                                    

HAPPY READING ^^

-------

H - 6 HARI MENUJU UTS SMA ANGKASA

Senin pagi yang indah dengan alunan lagu dari spotify membuat Naya ikut bersenandung.

Jalannya riang melupakan penat akhir pekan kemarin, seragam rapi dan tentu saja tas gendong berwarna pink di punggungnya

"Selamat pagi Papi, Mami, Nara" ucap Naya lalu duduk di bangku meja makan

"Pagi sayang" ucap Angkasa menyambut Naya dengan ciuman di pipi gadis itu

"Pagi Yaya" ucap sang Mami juga melakukan hal yang sama

"Kenapa kamu? Kok sinis sama kakak?" Tanya Naya pada sang adik yang kini masih menatapnya sinis

"Egois" ucap Nara membuat Naya melotot kaget

"Maksud kamu apa sayang?" Tanya Angkasa tentu tak mengerti maksud putri keduanya itu

"Itu Kakak egois" ucapnya kini dengan santai menyuap kembali menu sarapannya

"Heh cil, sini kamu ngobrol sama Kakak, kok tiba tiba bilang kakak egois" ucap Naya tak terima

"Nay" tegus sang Papi yang melihat Naya menaikan nada bicaranya

"Nara gak jelas Pi, tiba tiba banget" ucap Naya mengadu

"Aku berangkat berdua sama Nara, dianter pak Iman" ucap Naya membuat keputusan

Benar saja, tak butuh waktu lama untuk Naya menyelesaikan sarapannya, dia menatap sang Adik yang kini juga sudah siap untuk berangkat.

"Kakak berangkat Pi, Mi" ucap Naya berjalan menyalami dan menyodorkan pipinya untuk dicium sang Papi dan Mami

Naya berjalan dahulu meninggalkan Nara yang kini tengah berpamitan pada kedua orang tuanya.

"Gak usah ikut emosi kalau kakak emosi" ucap Papi memberi pesan pada si Bungsu

"Siap, aku bisa jinakin dia" ucap Nara dengan tangan menghormat

"Ada ada aja, sudah sana berangkat" ucap Angkasa menggeleng melihat kelakuan putri bungsunya

Didalam mobil, suasana canggung menyelimuti Naya dan Nara, keduanya masih enggan untuk membuka mulut.

"Maksud kamu apa?" Tanya Naya akhirnya setelah 5 menit duduk dengan keadaan bungkam

"Tentang? Kakak egois itu?" Tanya Nara seakan pura pura tak tau

"Iya, maksudmu apa bilang kakak begitu?" Tanya Naya kini menatap sang adik disampingnya

"Ya kakak memang egois, selalu mau diturutin, selalu mau menang, tidak memikirkan perasaan orang lain"

Ucapan Nara semakin membuat Naya menyergitkan keningnya bingung. Tak mengerti apa yang tengah adiknya bahas.

Melihat sang kakak kebingungan membuat Nara tersenyum penuh arti.

"Kakak selalu nau dingertiin sama kak Bum, sedangkan kakak? Memang pernah mengerti kak Bum?"

Ucapan Nara membuat Naya paham apa yang tengah adiknya ini bicarakan, pasti Nika sudah menceritkan semuanya pada Nara pikir Naya.

"Jadi kamu ada dipihak kakak Bumantara mu itu?" Tanya Naya kini menyindirkan punggungnya pada badan jok mobil

"Kenapa harus ada di pihak kakak? Jelas kakak salah" ucap Nara ikut menyenderkan diri

"Kamu kok bisa seyakin itu kakak salah? Kan kamu belum denger cerita dari kakak" ucap Naya mencoba meremehkan pemikiran sang adik

"Aku juga gak pernah denger cerita dari Kak Bum, tapi aku denger cerita dari tengah tengah aja sudah terlihat" ucap Nara

NISKALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang