15

9 3 12
                                    

HAPPY READING ^^

--------

Bel Istirahat pertama SMA Angkasa baru saja terdengar, guru mereka saja masih di dalam kelas dengan buku buku yang dikemasnya.

Kini Bumantara menjadi malu jika membawa kotak bekalnya ke ruang osis, mana mungkin ia menenteng kotak bekal biru miliknya.

"Ayo" ucap Kavaya menepuk bahunya

"Duluan aja, gue abisin bekal dulu" ucap Bumantara sembari mengeluarkan bekal dari dalam tasnya

"Loh, makan disana aja kali" ucap Kavaya menahan tawanya

"Gausah ketawa lo anjing, sana duluan aja" ucap Bumantara kesal dengan ekspresi Kavaya

"Bilang aja lo bawa bekal itu buat Aurel" ucap Kavaya membuat Bumantara menoleh

"Gausah ngasal lo dodol" ucap Bumantara kesal

Tak menyahut, namun Kavaya merampas kotak bekal milik Bumantara lalu berlari sekuat tenaga meninggalakan kelas membuat Bumantara terkejut akan perbuatan Kavaya

"WOIIU KAVAYAA BALIKINNNN" teriaknya membuat semua orang yang ada di kelas menoleh, beruntuk guru yang mengajar sudah keluar

"Teriakk mulu lo, bapak lo yang punya sekolah?" Ucap Naya kesal mendengar teriakan Bumantara

"Ampun ndoro Naya, punten nggih" ucap Bumantara seolah akan sungkem

"Anjing lo, jauh jauh sana" ucap Naya kesal

"Lo ke kantin sama siapa?" Tanya Bumantara melihat Naya sudah siap dengan kotak bekalnya

"Sama Ben dong" ucapnya menatap Ben yang sudah siap dengan bukunya

"Lah si Ben mah mau ke perpus" ucap Bumantara mengingat kebiasaan teman sebangkunya itu

"Hari ini gak, mau nemenin Naya ke kantin aja sambil belajar disana" ucap Bentala yang sudah berdiri dari duduknya

Bumantara dapat melihat senyuman salah tingkah dari Naya, senyuman yang jarang sekali gadis itu keluarkan. Itu membuat Bumantara berfikir bahwa keputusannya untuk memilih yang lain memang benar.

"Yaudah gue ke ruang osis dulu, makan yang banyak lo cil" ucap Bumantara lalu berlari untuk mengejar Kavaya

Sesampainya di dekat ruang osis, Bumantara melihat ramainya siswa siswi akan masuk namun tak melihat seonggok wajah Kavaya yang menyebalkan itu.

Namun yang dia lihat di depannya kini membuat Bumantara ingin menenggelamkan diri dipalung mariana, di depannya Aurel tengah berdiri menyambut orang orang dengan tangannya yang tengah memegang kotak bekal biru miliknya.

Mati sudah Kavaya akan Bumantara buat nanti, bikin malu saja.

Mau tak mau walau malu Bumantara tetap berjalan menuju pintu masuk ruang osis, dia pura pura tak melihat keberadaan Aurel yang berdiri dekat pintu.

"Bumantara"

Panggilan itu sudah Bumantara dapat pastikan itu suara Aurel, mati saja lah dia.

"Iya rel?" Ucap Bumantara menoleh

"Makasi ya bekalnya" ucap Aurel mengangkat kotak bekal biru milik Bumantara

"Sama sama, dimakan" ucap Bumantara menahan malu

Bumantara tadi ada niat untuk mengambil kotak bekal itu, namun jika ia mengambilnya itu akan membuatnya tambah malu bukan?

"Kavaya mana?" Tanya Bumantara membuat Aurel mengedarkan pandangannya

"Tadi katanya duduk ditempat kemarin" ucap Aurel dengan senyum manisnya seperti biasa

"Makasi ya, gue masuk dulu" ucap Bumantara lalu masuk ke dalam ruang osis yang kini luamayan ramai

NISKALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang