"Mas, aku juga istri kamu. Tapi, kamu bahkan lebih manjain istri mudamu? Sejak awal aku sudah bilang, aku setuju kamu menikah lagi, tapi kamu harus adil!" jerit Fatma emosi.
Fatimah menghela napas lelah. Untuk kesekian kalinya pertengkaran kedua orang tuanya selalu terjadi. Fatimah sudah tak aneh lagi, mentalnya sudah sekuat baja. Tak ada tangis cengeng lagi, yang ada hanya raut wajah muak.
"Fatimah berangkat!" teriak Fatimah melenggang begitu saja melewati kedua orang tuanya yang tengah bersitegang.
Tangan Fatimah lebih dulu ditahan oleh Tessa, istri kedua dari ayahnya."Fatimah, bisa tidak kamu lerai ibu dan ayahmu?"
Fatimah menghempaskan tangan Tessa. "Maaf, Tante. Saya mau sekolah. Itu urusan tante."
Fatimah bergegas keluar dari rumah. Perempuan itu bahkan berlari cukup jauh dari rumahnya, tak menunggu Davian. Ia hanya malas saja berurusan dengan istri kedua ayahnya.
Fatimah merogoh saku roknya, lantas mendial nomor Davian. Selama beberapa saat hanya nada dering saja yang terdengar. "Davian kemana, sih? Biasanya gak pernah lama, deh."
Total sudah lima kali Fatimah menelepon Davian. Dan tak ada satupun telepon yang diangkat. Bahkan chat dari Fatimah pun tidak dibaca. Alhasil karena tak mau terlambat masuk, Fatimah memutuskan untuk berangkat lebih dulu. Mungkin saja, Davian sedang ada urusan.
"Wah, bentar lagi udah mau UTS, ya!" teriak Hana.
Haura mengangguk. "Iya, Han. Kalem jangan berisik gitu."
Fatimah tampak sibuk dengan HP-nya. Tak mengindahkan percakapan dari Haura dan Hana. Kedua perempuan itu sudah pasti ujung-ujungnya membicarakan soal masalah asmara Haura dan Raka yang tiada habisnya.
"Menurut kamu gimana, Fa?"
Fatimah mendongak. "Soal kamu sama Raka?"
Haura mengangguk.
"Tetap pertahankan prinsip kamu aja, Ra. Itu kan yang terbaik buat kamu."
"Ouh, oke, Fa."
"Kalau gitu, aku pamit duluan. Ada urusan sebentar."
KAMU SEDANG MEMBACA
Gapai Aku [TAMAT]
Teen Fiction(#ISTIQAMAHSERIES) Fatimah Az-Zahra tak pernah menyangka akan mengalami masa dimana imannya berada dititik terendah. Bergelut dengan segala pikiran negatif dan cobaan bertubi-tubi yang tiada habisnya. Seolah Fatimah tak diizinkan untuk bangkit baran...