"Dari mana saja kau?
"Bu-bunda!"
"Kenapa? Apa kau tidak ingat waktu? Kau mempunyai ponsel kenapa tidak dapat di hubungi? Apa sebegitunya kau tidak ingin di gangu saat bersama teman-teman mu?"
"Tidak Bun, bukan seperti itu maafkan Gulf,"
"Bunda tidak tau lagi harus memberi taumu seperti apa Gulf, sekali saja menurut pada Bunda apa kau tidak bisa?"
Gulf merasa bersalah tentu saja, melihat Bunda nya menangis seperti ini membuatnya sedih.
"Sekarang terserah kau saja Gulf mau bagaimana, Bunda tidak akan melarang mu kau bebas melakukan apapun yang kau inginkan,"
Setelah mengatakan itu Namtan pergi dari hadapan Gulf, bahkan saat Gulf memanggilnya Namtan tidak menghiraukanya.
"Maafkan Gulf Bun, maaf,"
"Setelah melihat Bunda mu seperti ini? apa kau masih ingin bertingkah sesuka hatimu?"
"Ayah!"
"Sekarang pergilah ke kamar mu dan istirahat,"
Tuan Alex pergi dari hadapan Gulf, dia juga kesal dengan sikap putranya namun dia tidak bisa marah seperti istrinya, dan pada akhirnya Gulf hanya bisa menyesali semuanya.
Pagi menjelang sejak semalam Gulf tidak bisa tidur dengan nyenyak dia memikirkan Bunda nya yang marah denganya.
"Maafin Gulf Bun, Gulf sudah membuat Bunda kecewa,"
Karna tidak ingin kesiangan akhirnya Gulf pergi mandi karna hari ini dia ada jadwal kuliah pagi, setelah selelai mandi Gulf turun dan ingin menemui Bunda nya dan meminta maaf, namun yang iya lihat keadaan rumah sepi, Gulf berpikir apa Bunda nya pergi tapi pergi kemana?
"Tuan muda!"
"Bi sam, tumben rumah terlihat sepi?"
"Tuan dan Nyonya sedang ke bandara Tuan muda,"
"Ke bandara? untuk apa Bi?"
"Bibi juga tidak tau, tapi yang Bibi dengar mau menjemput temanya yang baru tiba dari London,"
"Sejak kapan Bunda punya teman yang tingal di London? Kenapa aku baru tau?"
Karna tidak ingin terlambat akhirnya Gulf berangkat ke kampus dengan mengendarai mobilnya, dia aji mumpung karna ayah dan Bunda nya tengah pergi jadi Gulf bisa pergi dengan bebas.
"Tumben kau membawa mobil?"
"Ayah dan Bunda sedang tidak ada di rumah, jadi tidak ada yang melarang,"
"Tumben sekali Paman dan Bibi, pagi-pagi seperti ini sudah pergi?"
"Tadi Bi Sam mengatakan, jika ayah dan Bunda tengah pergi ke bandara,"
"Ke bandara? Memang mau kemana?"
"Menjemput temannya yang dari London,"
"Wihh..keren aku ingin sekali pergi kesana, tapi belum ke sampaian,"
"Memangnya apa yang mau di lihat disana? Bagus juga di kampung Nenek ku bisa bermain di sawah dan bermain dengan kambing,"
"Aihhh..dasar norak, sudah ayo kita masuk kelas, bicara dengan mu bisa membuat ku sakit leher,"
"Kenapa jadi sakit leher?"
"Maksudnya kepala,"
"Dasar aneh!"
Win tidak akan pernah menang jika bicara dengan Gulf karna apapun akan Gulf bahas, walaupun terbilang sudah dewasa tapi tetap saja Gulf terlihat masih seperti bocah TK.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dipaksa Nikah (END) PDF
General FictionBunda, Gulf tidak mau menikah dengannya," "jangan membantah Gulf, kalo tidak lebih baik kau tingal di kampung bersama nenek mu," "Bunda jahat sekali, sudahlah Gulf mau pergi ke kampus saja,"