Hari pernikahan pun di selenggarakan, Gulf terlihat gugup sedangkan Mew sudah menunggunya di depan altar dengan penampilan yang sedikit berbeda mungkin saja hari ini Mew terlihat sedikit tampan karna riasan.
"Phi kita mau Kemana?"
"Bukankah kau ingin ikut ke pesta pernikahan Mew?"
"Iya, tapi kenapa malah ke arah rumah Gulf?"
"Ya karan dia yang akan menjadi istrinya,"
"Jangan bercanda Phi, ini tidak lucu,"
"Aku tidak bercanda sayang, sudah kau diam saja nanti kau juga akan tau sendiri,"
Tentu saja Win harap-harap cemas, dia berpikir apakah benar yang akan di nikahi oleh Mew adalah Gulf sahabatnya.
Gulf keluar menuju altar dan para tamu pun bersorak melihat betapa cantiknya pengantin laki-laki itu, sedangkan Win yang melihat itu hanya bisa melongo dia tidak percaya jika yang dihadapanya adalah sahabatnya.
"Ini tidak mungkin, Phi cepat pukul aku yang keras,"
Plakk..
"Sakit Phi, kenapa kau memukul ku terlalu keras?"
"Bukankah kau sendiri yang meminta di pukul keras?"
"Iya, tapi tidak seperti itu juga Phi sakit tau,"
"Iya maaf, sini aku tiup,"
"Kalau bucin lihat tempat dong, kasihani kita yang jomblo Phi,"
Ucap seorang bocah remaja yang melihat Bright tengah perhatian pada Win.
"Aihh...maaf Nong,"
"Tuhkan Phi sih,"
"Iya maaf!"
Acara sakral pun di mulai, mereka mengucapkan janji suci di depan pendeta.
"Bagaimana? apa kau menerima dia menjadi suamimu?"
Gulf terdiam dia ragu untuk menjawab, namun saat melihat wajah Bunda nya yang terlihat bahagia Gulf tidak tega untuk menolak ini semua.
"Saya menerimanya,"
"Baiklah, dan apa kau menerimanya menjadi istrimu?"
"Saya menerimanya,"
"Sekarang kalian sudah sah menjadi suami istri, dan kau boleh mencium istrimu,"
Halaman itu di penuhi dengan tepuk tangan dari para tamu undangan, dan saat ada yang memanggilnya Gulf sedikit terkejut.
"GULF, SELAMAT YA,"
"Iwin!"
Gulf tidak menyangka jika win akan datang di acara pernikahannya.
"Phi Mew, cium cium,"
Win bersorak paling keras agar Mew mencium Gulf, sedangkan Gulf hanya menunduk dia malu tentu saja karna semua ini pengalaman pertamanya.
"Tidak apa-apa kan?" Tanya Mew pada Gulf.
Gulf hanya mengangguk, entah mengapa Gulf melihat Mew hari ini terlihat begitu tampan tidak kuno seperti biasanya, apa karna memakai riasan Mew terlihat sedikit berbeda.
Dengan perlahan Mew mencium Gulf tepat di bibir ranum itu dan sedikit melumatnya, Gulf menepuk dada Mew saat iya sedikit kehabisan oksigen dan Mew pun menyudahi ciuman itu.
Lihatlah sepasang pengantin itu bukankah begitu cocok, semua orang memujinya betapa cocoknya mereka berdua bahkan mungkin saja mengalahkan pasangan pengantin di luaran sana, setelah itu para tamu berdatangan dan mengucapkan selamat pada pasangan baru itu, senyum cerah selalu terukir di wajah kedua orang tua mereka Tuan Alex dan Tuan Jong tentu saja ikut merasa bahagia begitu juga dengan sepasang wanita paruh baya itu.
"Gulf, selamat atas pernikahan mu, percayalah kau tidak akan pernah menyesal menikah dengan Phi Mew,"
"Phi Mew? Apa kalian sudah saling mengenal?"
"Tentu saja, karna Phi Mew adalah saudara sepupu dari Phi Bright,"
"Bagaimana mungkin? Pasti kau hanya mengada kan,"
"Tidak, kalau kau tidak percaya kau bisa bertanya padanya, Gulf maaf aku ingin pergi kesana aku lapar belum sarapan tadi,"
"Pergilah, dan makan yang banyak,"
Win pergi ke arah meja prasmanan, sedangkan Gulf masih mencerna apa yang Win katakan, jadi semua ini adalah sebuah kebetulan.
"Kau sedang apa?"
"Tidak ada, aku lapar aku ingin makan,"
"Biar aku yang ambilkan, kau tetaplah disini,"
"Kau tidak perlu baik padaku karna pernikahan ini hanya kebohongan belaka,"
"Gulf, jangan seperti ini, kita sudah mengucap janji dan sudah sah di mata Tuhan sebagai pasangan,"
"Aku tidak perduli Mew, mingir jangan menghalangi jalan ku,"
Mew hanya bisa tersenyum getir melihat Gulf yang seperti ini, jika Gulf tidak mau menikah denganya kenapa Gulf harus mau menerima perjodohan ini, mungkin Mew harus sabar menghadapi Gulf dan dia yakin jika suatu saat nanti Gulf bisa berubah.
Hari pun sudah berganti malam para tamu sudah pulang dan kini pengantin baru itu tengah menuju apartemen pemberian orang tua mereka, di sepanjang jalan hanya ada keheningan namun sejak tadi Gulf sibuk dengan ponselnya membuat Mew penasaran kira-kira istrinya itu tengah berbincang dengan siapa.
"Berikan kuncinya padaku, dan jangan lupa bawa koper ku sekalian,"
Mew memberikan kunci apartemen pada Gulf sedangkan Gulf melengang begitu saja dengan tangan kosong.
"Cepat Mew, lama sekali aku sudah lelah seharian berdiri, kau bisa bukan berjalan lebih cepat sedikit,"
"Apa kau tidak melihat? Aku banyak membawa barang jadi jika jalan ku lambat kau harus memaklumi nya,"
"Halah banyak bicara, kau laki-laki jangan mengeluh hanya membawa dua koper dan dua ransel saja kau sudah keberatan,"
Lebih baik Mew diam daripada harus berdebat di depan banyak orang, lift itu pun kini menuju lantai tujuh dimana lantai ruangan milik mereka.
"Sampai juga, lelahnya,"
Gulf merebahkan diri di atas kasur yang begitu luas dan empuk, satu hari berdiri membuat lelah tentu saja.
"Mew!"
"Hhmm..!"
"Ingat, kita menikah karna hanya sekedar kebohongan, dan kau tidak boleh tidur di kasur ini bersamaku,"
"Lalu aku harus tidur dimana?"
"Aku tidak tau kau harus tidur dimana? kau tidur di sofa ruang tamu juga terserah,"
"Baiklah jika itu yang kau inginkan, ini koper milikmu kau bereskan bajunya dan masukan ke dalam lemari, aku mau ke kamar sebelah,"
Setelah meletakkan koper milik Gulf, Mew pergi ke kamar samping dia akan tidur disana dia pun sama lelahnya seperti Gulf dan akan mandi dan istirahat.
Malam pertama untuk sepasang pengantin baru tidak berlaku untuk mereka, karna perjodohan Gulf tidak menyukai Mew dan mereka pun harus seperti ini.
"Tungu Mew!"
"Ada apa?'
"Kau bisa meletakan bajumu di lemari ini, a-aku tidak ingin Mama atau Bunda saat datang dan menemukan baju kita terpisah,"
"Tidak apa-apa, nanti aku yang akan menjelaskan pada mereka,"
"Mew tolong!"
"Tidurlah Gulf sudah malam aku lelah, masalah pakaian bisa kita bicarakan besok lagi,"
Mew pergi meninggalkan Gulf, Mew butuh mandi dan istirahat dia tidak ingin bertengkar malam-malam hanya karna pakaian, karna istirahat lebih penting karna besok dia akan kembali bekerja.
Bersambung..
❤️❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Dipaksa Nikah (END) PDF
General FictionBunda, Gulf tidak mau menikah dengannya," "jangan membantah Gulf, kalo tidak lebih baik kau tingal di kampung bersama nenek mu," "Bunda jahat sekali, sudahlah Gulf mau pergi ke kampus saja,"