Saat ini Mew tengah sibuk membuat sarapan, dia sengaja bangun lebih awal karna hari ini dia akan berangkat ke kantor lebih pagi karna akan ada meeting, setelah selesai masak Mew membangunkan Gulf dan setelah itu dia pergi untuk mandi.
"Kau nanti pulang jam berapa?"
"Belum tau,"
"Nanti akan aku jemput,"
"Tidak perlu, aku akan pulang sendiri,"
"Baiklah terserah kau saja, yang penting jangan pulang malam,"
"Siapa kau berani mengatur ku?"
"Aku suamimu, dan aku berhak mengingatkan mu agar pulang tepat waktu,"
"Terserah aku mau pulang jam berapa juga, dan jangan pernah sekalipun kau mengatur ku, masih pagi membuat mood ku hancur saja membuat orang tidak berselera makan,"
"Maafkan aku, dan makanlah lebih dulu sebelum pergi ke kampus,"
"Tidak perlu, cepat aku ingin berangkat,"
Akhirnya mereka berangkat dengan perut kosong, mungkin nanti Mew akan melanjutkan sarapannya di kantor dia membawa bekal dari rumah karna menurutnya sayang jika makanannya iya tinggalkan tanpa di sentuh.
"Berhenti disini saja Mew,"
"Kenapa tidak sampai di kampus saja, kau akan lelah jika berjalan kesana,"
"Tidak usah banyak bicara, jika kau ingin mengantar ku ke kampus cukup sampai disini saja,"
"Tapi kenapa?"
"Aku tidak ingin orang-orang tau jika aku sudah punya suami, apa lagi kau kuno seperti ini yang ada hanya akan membuat ku malu saja,"
"Apa aku begitu terlihat buruk di matamu? Aku sudah bersikap baik untukmu namun kau terlihat tetap membenciku,"
Gulf terdiam entah mengapa kata-kata Mew mengambarkan jika Mew tengah terluka dengan sikapnya, namun Gulf tidak perduli dia akan tetap bersikap seperti ini hinga Mew pergi dari hidupnya.
Gulf keluar dari mobil namun dia lupa meminta sesuatu pada Mew.
"Ada apa lagi?"
"Bagi uang Mew,"
Mew memberi uang beberapa lembar pada Gulf, dan setelah mendapat apa yang iya mau Gulf pergi namun tidak lupa dia tetap mengucapkan terimakasih.
"Terimakasih Mew, dan kau tidak perlu menjemput ku,"
Saat akan menjalankan mobilnya Mew tidak sengaja melihat Gulf berbincang dengan seseorang, dan Gulf pun masuk ke dalam mobil itu yang entah milik siapa.
"Kenapa kau tadi berada di halte? Kau tau itu masih lumayan jauh dari kampus," Ucap Kao.
"Tadi Ayah terburu-buru jadi aku memintanya menurunkan ku di sana,"
"Kau bisa menghubungi ku, dan aku akan menjemput mu,"
"Tidak perlu, aku tidak ingin merepotkan Phi,"
"Jika itu tentang mu, tidak ada kata merepotkan,"
"Aku yang tidak enak dengan Phi,"
"Gulf..!"
"Hhmm..!"
"Aku menyukai mu, tidak maksudku aku mencintaimu, kau mau kan menjadi kekasih ku?"
"Ta-tapi Phi,"
"Kau tidak perlu menjawabnya sekarang, aku akan menunggu mu,"
Tentu saja Gulf bimbang disisi lain dia sudah menikah dengan Mew, namun dia sangat nyaman saat bersama Kao seperti ini, lalu apakah Gulf akan menerima Kao?
"Maafkan aku Phi,"
"Tidak apa-apa, ayo kita turun nanti kita telat,"
Mereka turun dari mobil dan berjalan ke arah kampus sambil bergandengan tangan, sikap Gulf yang seperti ini membuat Win sangat kesal apa Gulf tidak ingat jika dirinya sudah menikah?
"Gulf..!"
"Win..!"
"Apa yang kau lakukan? Apa kau lupa jika kau.."
"Win hentikan, Phi aku pergi sama Win, sampai jumpa lagi nanti di jam istirahat,"
Gulf berlari ke arah Win dan dia akan menjelaskan semuanya pada Win tentang hubunganya dengan Kao.
"Apa yang kau lakukan Gulf,"
"Memangnya apa yang aku lakukan? Aku tidak melakukan apapun,"
"Jangan mempermainkan perasaan siapapun Gulf, kau sudah menikah dan seharusnya kau hanya fokus dengan pernikahan mu bukan malah bermesraan dengan laki-laki lain,"
"Apa yang kau katakan? Kau hanya salah paham Win,"
"Ingat Gulf, aku tidak akan pernah menjadi teman mu lagi jika kau sampai berhubungan dengan Phi Kao, apa kau masih belum mengerti jika dia hanya laki-laki Playboy yang suka gonta ganti pasangan?"
"Itu kan dulu Win, sekarang pasti Phi Kao sudah berubah,"
"Lalu apa bedanya? Kau tidak akan pernah menemukan orang yang sangat penyayang dan sabar seperti Phi Mew, jika kau melakukan ini padanya aku yakin suatu saat kau akan menyesal Gulf,"
"Win, kau mau kemana? Tungu Win,"
"Jangan pernah sekalipun kau mendekatiku Gulf, aku tidak akan sudi punya sahabat seperti dirimu,"
Dengan sikap Win yang seperti ini membuat Gulf semakin membenci Mew, karna kehadiran Mew lah persahabatannya dengan Win menjadi seperti ini.
"Gara-gara laki-laki itu Win menjauhiku, apa istimewanya dia sampai semua orang memujinya, dasar sialan,"
Waktu sudah menjelang siang dan waktunya para mahasiswa beristirahat, sejak tadi Gulf mencari Win namun dia tidak menemukannya, dan akhirnya Gulf pergi ke belakang area kampus untuk mencari Win disana.
"Tumben kau tidak bersama Gulf,"
tanya Mild pada Win."Tidak apa-apa aku hanya sedang malas, lagi pula dia sibuk dengan Kao,"
"Kao? Yang Playboy itu? Bukankah dia tengah menjalin cinta dengan wanita yang bernama Amanda?"
"Aku tidak tahu dan tidak ingin tahu,"
Saat tengah berbincang Win mendengar suara Gulf yang tengah memanggilnya, dan seketika Win pergi meninggalkan taman itu.
"Win tungu, aku ingin bicara denganmu sebentar,"
"Ada apa lagi Gulf, aku sedang terburu-buru,"
"Jangan seperti ini Win aku mohon, aku janji aku tidak akan menemui Phi Kao lagi,"
"Aku tidak percaya,"
"Pliss..percayalah aku mohon,"
Gulf memohon agar Win mau kembali berteman dengannya, Gulf tidak ingin kehilangan sahabat seperti Win.
"Untuk kali ini aku memaafkan mu, namun untuk lain kali aku tidak bisa Gulf,"
"Win, aku dan Phi Kao hanya berteman tidak lebih, jadi tidak apa-apa kan jika dia menemui ku saat makan di kantin?'
"Terserah Gulf, terserah kau saja,"
"Ya sudah ayo kita ke kantin, kau boleh makan apapun yang kau mau, nanti aku yang bayar,"
"Aku sudah makan Gulf, aku mau ke perpustakaan ada yang harus aku cari di sana,"
"Baiklah kalo begitu, sampai jumat nanti di kelas,"
Win pergi meninggal Gulf, dia lebih baik ke perpustakaan daripada harus melihat Gulf berbicara dengan Kao, entah mengapa Win sangat tidak suka dengan Kao namun Win harus tetep mengawasi Gulf agar tidak terlalu dekat dengan Kao karna Win tidak ingin terjadi sesuatu pada Gulf.
Bersambung..
❤️❤️
Terimakasih untuk kalian yang mau mampir di ceritaku, dan terimakasih vote dan komenya maaf ya aku ga pernah bales komenan kalian karna setiap sehabis up aku langsung nulis lagi..
Sampai jumpa di part selanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dipaksa Nikah (END) PDF
General FictionBunda, Gulf tidak mau menikah dengannya," "jangan membantah Gulf, kalo tidak lebih baik kau tingal di kampung bersama nenek mu," "Bunda jahat sekali, sudahlah Gulf mau pergi ke kampus saja,"