part 9

867 132 17
                                    

"Terimakasih Phi, karna sudah mengantar ku pulang,"

"Tidak perlu berterimakasih,"

"Dan terimakasih juga untuk makan malam nya,"

"Sama-sama, lusa aku jemput jam tujuh,"

"Tidak perlu Phi, kita bertemu di halte saja,"

"Kenapa harus di sana? Aku jemput di sini saja,"

"Jangan, nanti Ayah marah Phi,"

"Baiklah jika itu sudah menjadi keputusan mu tidak apa-apa,"

"Aku turun Phi sekali lagi terimakasih banyak,"

"Gulf..!"

"Hhmm.."

Chup..

Dengan tiba-tiba Kao mengecup bibir Gulf membuat Gulf melebarkan matanya, namun saat Kao memperdalam ciuman itu Gulf membalasnya bahkan kini bunyi keciplak bibir itu pun terasa begitu nyaring di dalam mobil itu, saat menikmati ciuman itu tiba-tiba terlintas bayangan wajah Mew membuat Gulf menyudahi ciuman itu.

"Maaf Phi aku harus turun,"

Gulf lekas-lekas keluar dari mobil Kao dan berlari memasuki gedung apartemen itu menuju lift dan menekan angka yang menuju apartemen nya.

"Kau masuk perangkap ku, dan lihat saja apa yang akan aku lakukan padamu nanti, dasar bodoh,"

Kao tersenyum smirk saat membayangkan Gulf terlentang pasrah di atas kasur dengan keadaan tubuh tanpa sehelai benang, sunguh pasti sangat indah namun untuk sekarang Kao harus bersabar menungu waktu yang tepat untuk melakukan itu semua.

Ceklek..

Gulf memasuki apartemennya dan dia mencium aroma masakan yang sangat wangi, dan sudah pasti itu sangat enak.

"Gulf, kau baru pulang? Duduklah dulu aku sudah membuat makan malam untuk kita,"

Gulf hanya diam sambil menatap Mew yang mungkin terlihat berbeda, Mew terlihat sedikit tampan dengan penampilanya hari ini.

"Duduk dan makanlah dulu, setelah itu mandi dan istirahat, kau pasti lelah seharian banyak kegiatan, semua bajumu sudah aku bereskan ke dalam lemari,"

Mew sedikit bingung dengan sikap Gulf yang hanya diam, tidak seperti biasanya yang banyak bicara.

"Ada apa denganmu? Kenapa kau diam saja, apa karna bibir mu sedang sariawan jadi kau tidak dapat bicara?"

Karna tidak mendapat Jawaban Mew pergi ke arah dapur untuk membersihkan peralatan yang kotor, sedangkan Gulf memegangi bibirnya apakah ada jejaknya saat dia melakukan ciuman bersama Kao tadi, Gulf merasa penasaran dan dengan cepat dia menghabiskan makananya dan segera pergi ke kamar untuk melihat bibir nya.

"Tumben dia hanya diam, biasanya dia akan selalu memaki ku,"

Setelah mencuci pengorengan dan sebagainya kini Mew tengah makan, walau sudah menikah Mew merasa masih hidup sendiri apakah Mew akan bertahan jika sikap Gulf selalu seperti ini, bukankah sebagai suami istri harus saling melengkapi satu sama lain namun tidak dalam hubungan Mew dan Gulf disini hanya seperti dirinya yang mengharapkan semua itu.

Tokk..tokk..

"Gulf..!"

Karna tidak ada jawaban Mew masuk begitu saja ke dalam kamar namun dia mendapati Gulf sudah tertidur pulas.

"Ternyata kau sudah tidur, apa kau sangat lelah? Maafkan aku jika aku belum bisa membuatmu bahagia atau menjadi suami yang baik untukmu, jika kau tak bahagia hidup dengan ku katakan saja jangan kau pendam sendiri,"

Dipaksa Nikah (END) PDFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang