1

7.9K 454 16
                                    

"Aaahh.... Ngggghhh... ugh aahh..." Halka terus mendesah tanpa henti ketika prostat miliknya terus di tumbuk oleh benda tumpul yang bergerak maju mundur di dalam lubang ketat miliknya.

Marel, ia hanya tersenyum tipis menatap pria yang berada di bawa kukungannya yang terus mendesah sesekali menyebut namanya dan meminta agar lebih dalam lagi tentu Marel lebih bersemangat memaju mundurkan pinggulnya.

Marel sendiri bisa melihat jelas bagaimana lubang Halka yang menganga lebar yang awalnya lubang yang terlihat sangat kecil namun mampu menampung penis besar miliknya.

"Enak kan" Kata Marel di sela kegiatan panas mereka.

"Bangsat lo rel - aakkhh ngghh..."

Tangan Marel tidak tinggal ia memilin puting Halka lalu beralih mengocok penis Halka membuat Halka mendesah tak karuan.

Entah sudah berapa lama mereka bercinta dengan gaya yang berbeda.

"Kapan lo bisa terima gue halka"

Halka menatap jijik ke arah Marel.

"Gue cowok normal"

Plop.

Marel mencabut penisnya membuat Halka kembali menatap Marel dengan sedikit kecewa karena sebentar lagi ia akan pelepasan.

Marel kembali menghentak penisnya ke dalam lubang Halka dengan kasar.

"Marel lo mau- AKHH BANGSAT!"

Marel menyeringai dan semakin menghentakan penis besarnya ke dalam lubang Halka bahkan lebih dalam lagi, Marel juga bisa melihat bagaimana wajah Halka yang memerah serta urat leher yang menonjol.

Halka menangis rasanya sangat sakit bahkan dadanya sendiri terasa sesak.

"Sesusah itu hm? bahkan semua yang lo mau gue kasih buat lo tapi gini cara lo bales ke gue"

Halka tidak mampu bicara air matanya terus mengalir ia juga ikut menatap Marel dengan tatapan memohon agar berhenti.

"Nggh aakkhh- sakit uuuhh..."

"Berhenti nangis" Marel menatap Halka tajam sedangkan Halka hanya mampu mengangguk dengan sesegukan.

Marel segera turun dari ranjang memungut pakaian miliknya dan berjalan meninggalkan Halka begitu saja.

Halka meringis bokongnya terasa sakit tapi ia berusaha bangun dan mengambil selimut guna menutup tubuh telanjangnya.

Selesai membersihkan tubuhnya Halka mencoba mencari marel namun ia sama sekali tidak menemukan sosok yang ia cari.

Tidak begitu peduli Halka segera keluar dari apartemen dengan langkah yang pelan

***
Bunyi mesin motor membuat ketiga pria itu segara menoleh dan tentunya sudah tahu siapa yang baru saja datang.

"Kenapa jalan lo kayak gitu habis di perkosa lagi sama Marel" Kata Jema dengan santainya.

"Bangsat mulut lo minta gue pindahin, gue habis anterin serena belanja"

"Mantan lo mata duitan"

Halka mengambil posisi duduk di samping Renja yang juga salah satu temannya lalu menjadikan paha Renja sebagai bantalan.

"Punya masalah atau lo sakit?" Tanya Renja sembari mengusap pipi Halka.

Jema dan Jevan juga menatap Halka bisa di lihat dari raut wajah pria berkulit tan itu terlihat seperti kelelahan dan sedikit pucat.

"Gak ada gue cuman pusing aja"

Ketiga temannya hanya menggeleng kepala, mereka tahu Halka sedang mencoba menyembunyikan sesuatu tapi mungkin belum siap untuk di ceritakan sekarang.

Just friends [MARKHYUCK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang