Halka semakin mempercepat langkahnya agar segera menaiki motornya dan pergi ke kampus, sebenarnya Halka juga belum terlambat tapi ia ingin segera sampai ke kampus secepatnya.
"Halka tunggu" Teriak Aruna sembari berlari kecil mengejar Halka.
Halka berhenti dan langsung menoleh ke belakang, jujur saja Halka terlalu malas jika bertemu dengan Aruna.
"Bisa cepetan dikit gak"
"Kamu kenapa sih kayak gak suka jemput aku"
Halka hanya menatap Aruna malas.
Setelah selesai bersiap Halka langsung menjemput Aruna karena perintah dari Ayahnya, sebenarnya Halka sudah menolak tapi Ayahnya tetap memaksa dan Halka yang memang tak mau membuat keributan pun terpaksa mengiyakan.
"Buruan naik"
Aruna hanya menurut dan segera naik.
Halka melajukan motornya dengan kecepatan sedang.
"Gak mau sarapan dulu?" Tanya Aruna memastikan karena memang mereka berdua juga belum sempat sarapan dari rumah.
"Yaudah boleh deh"
Aruna mengangguk kecil dalam hatinya ia senang karena bisa kembali dekat dengan Halka.
Sudah tau kan Aruna menyukai Halka dari mereka duduk di bangku sekolah.
Keduanya sampai di restoran dan memilih tempat duduk lalu memesan makanan.
"Udah lama aku gak pernah liat kamu sama Marel bareng lagi"
"Harus banget lo tau"
"Maaf aku gak bermaksud pengen tau cuman aku gak pernah liat kalian bareng aja"
"Mau bareng atau gak sama dia bukan urusan lo"
"Tapi kamu harus tau kemarin aku ketemu Marel sama Naura dari dokter kandungan"
Halka sendiri terkejut mendengar ucapan Aruna barusan, ia berusaha menutupi rasa terkejutnya di depan Aruna.
Halka tertawa kecil harusnya ia tidak mempercayai Marel dari awal dan bodohnya ia sedikit menaruh perasaannya pada pria brengsek seperti Marel.
"Bukan urusan gue"
***
Tanpa sadar Jema sudah duduk di samping Halka lalu menepuk pundaknya cukup kuat.Halka hanya melirik Jema.
"Ngelamun apa sih lo" Ucap Renja yang juga ikut duduk di samping Halka.
"Gak ada"
Jema menyodorkan sebungkus rokok untuk Halka.
"Cerita sama kita sebenarnya lo kenapa"
"Papa jodohin gue"
"Lah bagus dong dari pada lo harus berharap sama cowok brengsek kayak Marel" Sahut Renja
"Gue setuju sih yang di bilang Renja"
Halka menatap kedua temannya, bukan masalah berharap atau tidaknya pada Marel hanya saja Halka tidak suka dengan perjodohan, ia bukan anak kecil lagi dan ia bisa mengatur kehidupannya sendiri tapi sifat keras kepala Ayahnya membuat Halka tak mampu melawannya.
"Gue gak suka di atur-atur sama Papa"
Renja merangkul pundak Halka.
"Liat aja ntar kedepannya gimana"
Halka menatap lurus ke depan sembari menghisap rokoknya.
"Eh tadi lo ke kampus bareng Aruna kan"
Jelas atensi Halka dan Renja teralih pada Jema.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just friends [MARKHYUCK]
Teen Fiction4 tahun lalu saat masih duduk di bangku smp Marel menyatakan perasaannya pada temannya yaitu Halka Hananta namun yang ia dapatkan pukulan dan hinaan, Setelah kejadian itu Halka benar-benar pergi meninggalkannya tanpa jejak. 4 tahun sudah Marel menun...