Halka menatap luar jendela sembari menyesap rokoknya dan ini sudah bungkus kedua Halka menghabiskan rokoknya sendiri.
Sudah tiga hari Halka tidak bisa tidur, kantung mata yang terlihat jelas dan wajah yang sangat pucat.
Lagi, Halka kembali membuka sebungkus rokok.
"Emang Brengsek" Gumannya sangat pelan.
Cklek.
Halka menatap Jevan yang tiba-tiba saja merampas rokok di tangannya.
Halka masih menatap Jevan yang kini sedang membersihkan sisa rokok yang berserakan di lantai lalu Jevan membuangnya di tempat sampah.
Halka di buat terkejut lagi saat tubuhnya di tarik oleh Jevan ke atas ranjang bahkan Jevan sudah mengukungnya.
Jevan menatap Halka tatapan yang sangat dingin.
"Bilang sama gue sekarang Marel apain lo sampe lo kayak gini" Ucap Jevan.
"Bukan urusan lo"
Jevan yang menarik kerah baju Halka kuat lalu semakin mendekatkan wajahnya bahkan Halka bisa merasakan deru nafas Jevan.
"Gue bakal cari tau sendiri"
Jevan keluar dari kamar Halka begitu saja.
Brak.
Halka mengusap wajahnya.
Tak mau berlama-lama Halka segera mandi dan menyusul Jevan yang entah ia juga tidak kemana Jevan pergi.
Selesai mandi Halka langsung pergi menemui Jema.
Sampainya di rumah Jema ia pun langsung bertanya pada Jema kemana Jevan pergi.
"Lo beneran gak tau Jevan kemana?" Tanya Halka memastikan.
"Gue beneran gak tau"
Halka mengeluarkan ponselnya dari dalam saku dan mencoba menghubungi nomor Jevan namun tidak dapat di hubungkan.
Jema hanya memperhatikan Halka yang terlihat gelisah sedari tadi bahkan Jema sendiri juga sedikit terkejut melihat kondisi Halka sekarang.
Sebenarnya apa yang terjadi pada Halka dan biasanya Halka akan menceritakan setiap masalah padanya namun kali ini tidak.
"Kita ke apartemen bang Alex"
Halka sudah menaiki motornya.
"Bentar gue ambil jaket dulu"
Halka dan Jema langsung menuju apartemen Alex.
Namun sampainya di apartemen jawaban yang Halka dapat juga sama, Alex tidak tau kemana Jevan pergi.
Alex juga mengatakan kalau terakhir kali ia ketemu Jevan dua hari yang lalu.
****
Jevan semakin mempercepatkan langkahnya mendekati Marel.Satu pukulan tepat mengenai Marel.
Marel tersungkur ke belakang saat mendapatkan serangan tiba-tiba
Bugh.
"Bangsat lo apain Halka" Ucap Jevan yang terlihat marah.
"Maksud lo"
Marel bangun dan sedikit mengusap bibirnya yang berdarah.
"Dengan cara lo yang kayak gini lo udah nyakitin Halka"
"Bukan urusan gue dan asal lo tau selama ini dia sendiri yang udah berharap lebih sama gue"
Jevan kembali melayangkan pukulan.
Bugh.
"Lo emang cowok paling brengsek dan mulai sekarang gue minta lo jangan pernah ketemu Halka lagi"
KAMU SEDANG MEMBACA
Just friends [MARKHYUCK]
Teen Fiction4 tahun lalu saat masih duduk di bangku smp Marel menyatakan perasaannya pada temannya yaitu Halka Hananta namun yang ia dapatkan pukulan dan hinaan, Setelah kejadian itu Halka benar-benar pergi meninggalkannya tanpa jejak. 4 tahun sudah Marel menun...