Bunyi alarm membangunkan Halka dari tidurnya, Halka segera matikan alarm yang terus berbunyi.
Halka mengecek ponselnya ternyata sudah jam 8 pagi, ia pun beranjak dari atas ranjang lalu berjalan menuju kamar mandi.
Melakukan rutinitas paginya seperti biasa.
Selesai mandi Halka keluar dan mencari ibunya di sekeliling ruangan namun nihil.
Pikir Halka ibunya sedang keluar sebentar.
Membuka kulkas hanya mengambil air dingin lalu melangkahkan kakinya menuju ruang tv.
Cklek.
"Bunda kenapa gak bangunin Nata aja biar bisa anterin bunda ke supermarket"
Mira tersenyum menatap putranya lalu mencium kening Halka dan beranjak ke dapur.
Meletakan kantong belanja yang berisi sayuran, daging dan juga buah-buahan.
"Abang tidurnya pules banget makanya bunda gak tega bangunin"
Halka mendekati sang ibu dan langsung memeluknya.
"Nata kangen sama bunda, bunda sibuk terus sampai anak sendiri gak di peduliin" Ucap Halka kesal.
Maklum Halka lagi mode manja jika sedang bersama ibunya, sedari kecil ia sudah biasa di panggil Nata tapi jika sedang bersama temannya ia akan di panggil dengan sebutan Halka.
Mira tertawa pelan ia merasa bersalah sudah beberapa hari ini ia tidak memperhatikan anaknya karena sibuk bekerja.
"Maafin bunda ya sayang"
"Bunda juga harus jaga kesehatan jangan sampai sakit"
Mira juga memeluk Halka mengusap punggung anaknya.
"Udah dong peluknya bunda mau masak"
Halka menggelengkan kepalanya ia masih ingin memeluk ibunya lebih lama lagi.
"Udah gede masih manja juga lo"
Lantas Mira dan Halka menoleh namun setelah tahu siapa yang datang Halka langsung memasang wajah tidak suka.
"Ngapain lagi lo kesini?" Tanya Halka dengan nada tinggi.
"Sama teman gak boleh gitu" Tegur Mira.
Marel tidak peduli ia mendekati keduanya dan memberikan paper bag.
"Aku beli buat tante"
"Makasih ya nak Marel udah repot-repot bawain buat tante, kalau gitu duduk dulu biar tante buat minum"
Mira menaruh paper bag di atas meja dan berjalan menuju dapur meninggalkan Halka dan juga Marel yang sudah duduk nyaman di sofa.
"Mau lo sebenarnya apa sih? jangan pura-pura ambil hati bunda biar lo bisa deketin gue"
Dengan sekali tarikan Halka sudah duduk di pangkuan Marel.
"Masih pagi gak usah ngoceh atau gue perkosa lo disini juga"
Halka langsung melotot menatap Marel, ia tidak habis pikir dengan keberanian Marel.
"Awas dulu gue mau turun"
Marel mencium seluruh wajah Halka berulang kali membuat pria berkulit tan itu memekik tidak suka.
Mencium bibir Halka dengan lembut dan kali ini tidak ada paksaan sama sekali atau pun ciuman kasar, entah setan mana yang merasuki tubuh Halka ia langsung mengalungkan tangannya di leher Marel bahkan Halka juga membalas ciuman Marel.
"Biarin gini dulu"
Marel menenggelamkan kepalanya di dada Halka dan semakin erat memeluk tubuh pria berkulit tan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just friends [MARKHYUCK]
Teen Fiction4 tahun lalu saat masih duduk di bangku smp Marel menyatakan perasaannya pada temannya yaitu Halka Hananta namun yang ia dapatkan pukulan dan hinaan, Setelah kejadian itu Halka benar-benar pergi meninggalkannya tanpa jejak. 4 tahun sudah Marel menun...