19. Frenya x Ekonomi

5 1 0
                                    


~ 𝐅𝐀𝐉𝐀𝐑 𝐒𝐄𝐍𝐉𝐀 𝐒𝐓𝐎𝐑𝐘 ~
𝑏𝑦;𝑤𝑎𝑟𝑘𝑜𝑝𝑖𝑛𝑔


19. Frenya x Ekonomi

Terbangun dari tidurnya lalu menatap jam, seperti biasa gadis itu bangun lebih awal daripada orang-orang yang ada di rumah itu. Dirinya berdiri dari posisi tidurnya yang tidak benar itu kemudian merenggangkan ototnya, ia lantas melirik sebentar ke arah pemuda yang tidur dengan tenang di kasurnya

Senja mengambil kain pada kening pemuda itu, tangannya menyentuh kening itu dengan lembut

"Sudah lumayan turun sih, tapi masih demam" ucapnya pelan, Senja kembali membasahi kain kompres itu dan menaruhnya pada kening Fajar

Setelahnya Senja pergi ke kamar mandi untuk mandi

Senja turun ke bawah saat ritual mandinya telah usai, dirinya sudah rapi mengenakan seragamnya itu. Seperti biasa, Senja menemui bibi yang berada di dapur dan akan sedikit membantunya untuk menyiapkan sarapan

"Bi, ada perban gak?" tanya Senja pada bibi yang sedang sibuk membersihkan meja dapur

Bibi lantas menoleh ke arah Senja saat mendengar pertanyaan Senja

"Perban? buat apa non?" tanya bibi balik tanpa menjawab terlebih dahulu pertanyaan Senja

"Ini" Senja menunjukkan telapak tangannya yang tergores itu pada bibi, dengan santainya ia menyengir

"Itu kenapa non? kok bisa lecet-lecet gitu?" tanya bibi yang kaget melihat telapak tangan Senja

"Jatuh kemarin, bibi ada perbannya gak? kalau ada tolong pasangin sekalian dong" pinta Senja sedikit memasang muka sedihnya

"Iya, ada non" bibi langsung mengambil kotak p3k, mengobati kembali luka pada telapak tangan Senja dan membalutnya dengan perban

Kemudian bibi menyuruh Senja untuk duduk di meja tamu menunggu tanpa membantunya kali ini, orang tua Fajar pun datang dengan senyuman mereka dan menyapa Senja juga bibi yang menyiapkan sarapan di meja makan itu

"Senja, tangan kamu kenapa?" tanya Guntur saat duduk, dia baru saja menyadari jika tangan Senja terbalut oleh perban, padahal semalam saat makan malam Senja belum melepas perbannya itu

Senja menjawab pertanyaan itu dengan jawaban yang sama, Guntur dan Rena mengerti dan menasehati Senja untuk lebih berhati-hati lain kali

Mereka pun memulai acara sarapannya dengan tenang sebelum Guntur kembali bersuara

"Fajar mana bi? dia udah berangkat?" tanya Guntur yang tengah mengoles selai di rotinya

"Oh Fajar demam Pa, Senja lupa mau kasih tau Papa. Tolong Papa izin ke gurunya Fajar biar Fajar bisa istirahat, kasian. Fajar sakit juga karena hujan-hujanan cari Senja semalem" selanya membalas pertanyaan Guntur yang sebenarnya diajukan pada bibi, Senja memasang wajah sedihnya di sana

"Loh? sejak kapan demam?" tanya Rena heran, ia menatap Senja

"Semalam, Fajar masuk kamar Senja, kayanya dia salah masuk kamar karena kepalanya pusing. Semalam juga sudah Senja kompres kok, demamnya juga udah mulai turun. Mama gak perlu khawatir" Senja tersenyum manis ke arah Rena, Mama Fajar itu pun juga ikut menyunggingkan senyumnya mendengar penjelasan dari Senja. Hatinya menjadi lebih tenang sekarang mendengar kalau Senja bisa mengurus anak kesayangan nya itu

Fajar Senja storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang