Pesta Untuk Aku Dan Dia

60 15 3
                                    

selamat malming^^
wokeyyy langsung aja yaa~
And⤵️

selamat malming^^ wokeyyy langsung aja yaa~And⤵️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Sejeong tengah di pesta yang cukup ramai, ia sudah berkeringat dingin dengan semua ini. ini bukan pesta pernikahan melainkan pesta pertunangannya dengan Jung Jaehyun.

Jaehyun meninggalkannya di tengah-tengah keramaian, dan entah kemana pria itu. tiba-tiba ada seseorang yang menepuk pundaknya dari belakang, membuat ia berbalik badan, itu Yuta yang tersenyum menatapnya, tetapi ia tak melihat mata yang penuh harapan padanya seperti terakhir mereka bertemu pekan lalu.

"Hai Nona, mau berdansa dengan ku?" Yuta mengulurkan tangan kanannya, dan tangan kirinya di belakang dengan sedikit membungkuk sopan.

Sejeong menatap uluran tangan itu bimbang, ia mengangkat tangannya, sebelum ia membalas uluran tangan Yuta, Jaehyun lebih dulu menggenggam tangan Sejeong.

"Sudah ku peringatkan berulang kali, dia milik ku." ucap Jaehyun jengah.

Yuta menyimpan uluran tangannya dan menegakkan tubuhnya kembali, ia menatap balik Jaehyun dengan santai, yang itu malah membuat Jaehyun geram akan sikap Yuta yang tak tahu diri, sudah jelas hari ini Sejeong akan menjadi miliknya, dan dia masih terus mendekati tunangannya dengan terus-terang.

"Santailah kawan, saya bukan anak kecil yang di tatap seperti itu oleh mu lalu menangis kencang. lagi pula saya hanya mengajaknya berdansa, bukan mengajak Sejeong menikahi saya."

"Kau—"

"Sudah, kenapa kalian seperti anak kecil yang sedang merebutkan mainan, hah?" itu Jessi yang datang menghampiri calon menantunya.
"jangan ribut di hari seperti ini, Jaehyun kakak mu memanggilmu tadi, cepatlah kesana." suruh Jessi di samping Sejeong.

Jaehyun menatap Yuta tajam, lalu melepaskan genggaman tangannya pada Sejeong dan berjalan pergi.

"Dan kamu juga, pergi." Jessi menatap tak suka ke arah Yuta.

"Saya?" Yuta hanya menunjuk dirinya sendiri dengan sadiki bertanya, seolah tak tahu ucapan Ratu Jessi padanya.

"Yaa, apa ada yang masih ingin kamu bicarakan pada calon menantuku?"

Yuta mendekat ke Sejeong lalu membisikkan sesuatu di daun telinga Sejeong, yang membuat Sejeong terdiam seketika.

"Apa-apaan ini? kenapa berbisik?" kesal Jessi dengan sikap Yuta, yang menurutnya menjengkelkan.

"Tidak Ratu, saya hanya membisikkan semoga terus bersama dengan Jung Jaehyun anak mu." setelah berucap begitu, Yuta langsung berjalan pergi.

"Tak tahu sopan santun." kesal Jessi saat Yuta pergi begitu saja dari hadapannya.

Sejeong masih menatap lurus ke arah seberangnya, ia masih terdiam karena bisikan Yuta yang membuatnya sedikit cemas.

Jung Jessi menoleh ke sampingnya yang terdapat Sejeong sedang terdiam, entah gadis itu sedang berfikir apa, tetapi dari raut wajahnya jadi memucat sejak kepergian Yuta.

Jessi mengguncang pundak Sejeong pelan dari samping.
"hei, kenapa melamun di saat seperti ini?" tanyanya lembut.

Sejeong menoleh ke calon mertuanya, lalu tersenyum paksa sembari menggelengkan kepala, tanda ia tak apa-apa.




Sejeong sedang berdiri di pinggir aula, memperhatikan beberapa orang yang sedang berdansa ria, dan beberapa orang menonton dan bertepuk tangan di pinggir aula seperti dirinya.

aula yang sangat glamour itu di hiasi banyak bunga, dan lampu yang sedikit redup karena sedang ada pesta dansa membuat suasana menjadi romantis, jangan lupakan alunan musik yang mengiringi tarian indah pasangan di tengah aula itu, mungkin bintang-bintang di luar sana juga sedang menari karena mendengar alunan musik malam ini.

Sejeong terkekeh saat menatap beberapa pasangan terjatuh karena salah melangkahkan kaki, saat sedang terkekeh ringan tiba-tiba tangannya di tarik oleh teman kecilnya, lebih tepatnya sang kekasih, membawanya ke tengah aula membuat beberapa pasangan tadi yang sedang berdansa menghentikan kegiatannya, mereka semua menatap putra termuda kerajaan Evory itu dan kekasih barunya tentu.

Jaehyun melepaskan genggaman tangannya pada Sejeong, dan ia mengambil kotak merah dari kantung dalam jas putihnya, membuka kotak itu yang terdapat dua cincin yang sangat mewah dan angun.

Sejeong hanya terdiam kaku dengan pergerakan Jaehyun di hadapannya, bahkan ia masih memandangi wajah Jaehyun yang sangat serius menatapnya balik, seperti ia tak berminat menatap cincin yang terlihat indah itu, wajah pria di depannya ini lebih indah dari apapun ia tak bisa memalingkan tatapannya pada Jaehyun meski sedetikpun.

"Saya mencintaimu Kim Sejeong, apa kau mau menerima ku kali ini tanpa paksaan? saya tak akan memaksa mu kali ini, pilihan ada di tanganmu." ucap Jaehyun lembut, tatapannya sangat tulus saat dia berucap.

entah mengapa Sejeong tiba-tiba menoleh ke arah Yuta yang sedang duduk di salah satu kursi sedang menatapnya, ia menutup kedua mata indahnya lalu tertunduk sembari menghela nafas pelan.

"Aku juga, dan aku menerima mu tanpa paksaan apa pun." Sejeong mengangkat kepalanya menatap Jaehyun lembali.
"tapi—" Sejeong menggantung perkataannya membuat Jaehyun dan seluruh orang di sana menunggu kelanjutan dari ucapan gadis manis itu, kecuali Yuta yang hanya meminum bir dengan santai.

"Ada apa Sejeong?" bukan Jaehyun yang menanyakan, itu sang Ibu, lebih tepatnya Ibu dari Jung Jaehyun.

Sejeong tak menjawab, ia masih saling tatap-menatap dengan Jaehyun, bahkan Jaehyun seperti tak mau bertanya padanya, padahal Sejeong menunggu pertanyan itu keluar dari teman kecilnya ini langsung.

"Aku menerima mu, Jung Jaehyun." ucap Sejeong pada akhirnya.

semua orang bersorak ria, kecuali Yuta dan Wonyoung yang sedang di pinggir aula memperhatikan mereka berdua dengan diam. Jaehyun memasangkan cincin pada jari manis Sejeong dan sebaliknya Sejeong memasangkan cincin di jari manis Jaehyun.

Jaehyun tiba-tiba mendekat ke Sejeong, semua orang sedang menunggu akhir dari saling memasang cincin tadi, Sejeong memejamkan kedua matanya erat, jantungnya berdetak dua kali lebih cepat, mungkin suara detak jantungnya bisa terdengar oleh Jaehyun, pipi berisinya juga memerah merona karena pria di depannya ini.

Jaehyun tiba-tiba berpindah arah ke daun telinga Sejeong lalu berbisik.
"kamu lupa mengucapkan cinta juga padaku?" itu membuat Sejeong membuka matanya dan melihat Jaehyun yang tersenyum jahil ke arahnya.
"apa kamu membenci ku? atau benar mencintaiku?" tanyanya pelan agar hanya Sejeong yang mendengarnya.

"Aku—"

tiba-tiba Jaehyun terkekeh membuat beberapa orang mengerutkan kening karena kekehan Jaehyun.

Jaehyun mengambil kedua tangan Sejeong dan mencium cincin pertunangan mereka yang berada di jari manis di tangan kiri Sejeong, lalu mengecup tangan satunya lagi. takut tangan yang lain iri karena tak dapat ciuman darinya, pikir Jaehyun.

"Ingin berdansa dengan ku, Nyonya Jung?" goda Jaehyun membuat Sejeong mengembangkan senyum.

"Tentu, Tuan Jung. dengan senang hati."

Jaehyun mengulurkan tangan kanannya, dan Sejeong membalas uluran tangan itu, semua orang bertepuk tangan dengan gembira, memperhatikan dua pasangan yang baru saja resmi menjadi sepasang kekasih.

di sisi lain Wonyoung meremat kuat gelas yang berisi minuman di tangannya, mungkin kapan saja gelas itu akan pecah karena genggaman tangannya yang semakin kuat.
"nikmati saja dulu hari bahagiamu, Pelayan." ia menaruh dengan kasar gelas kaca itu di atas meja yang berbentuk lingkaran, lalu berjalan pergi dari aula.

semua itu tak luput dari perhatian Yuta, dia hanya diam memperlihatkan Wonyoung yang terlihat kesel meninggalkan acara pertunangan ini.

"Aka rasa ini akan seru." seringai Yuta sembari sedikit menggoyang-goyangkan gelasnya yang berisi bir di dalam sana.




















To Be Continue.

EVORY {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang