Terungkapnya Kebenaran

49 9 0
                                    

maaf yaa aku baru bisa up, sumpah aku sibuk banget huaaaa, mau ngelipet bumi guee lama-lama:")





Luna, dan Sejeong terdiam di ambang pintu kamarnya seperti mencerna keadaan, lalu Sejeong menoleh kearah Luna yang ikut menoleh kearahnya. tiba-tiba mereka tertawa-tawa terbahak-bahak bersama.

"Wah! bagaimana bisa kamu membuat kita menghilang dan muncul di sini?" tanya Sejeong yang masih terkekeh kecil.

"Hah?" Luna menghentikan kekehannya, menatap Sejeong sedikit bingung.
"bukankah kamu yang melakukannya tadi?" lanjut Luna yang dapat tatapan bingung dari Sejeong, lalu Sejeong menggeleng-gelengkan kepala dengan cepat.

"Tidak.. aku tidak melakukan apapun?"

"Benarkah?" Sejeong lagi-lagi menganggukkan kepalanya dengan cepat.
"mungkin itu Nenek-ku." gumam Luna yang masih terdengar oleh Sejeong.

"Sudahlah. ayo, buka kotak ini." Sejeong berjalan masuk ke dalam kamarnya dengan kotak yang ia bawa sedari-tadi.

ia menaruh kotak itu di atas meja yang berada di kamarnya, bukannya duduk di atas sofa Sejeong memilih duduk di karpet sembari berusaha membuka kunci yang mengunci kotak berukuran tidak terlalu kecil itu.

Luna berjalan ke arah Sejeong lalu duduk di sampingnya, memperhatikan Sejeong yang sedang sibuk sendiri dengan dunianya, membuka kunci kotak.

"Bukankah harus memakai kunci? kamu tidak akan bisa merusak kunci itu dengan tangan kosong." saran Luna jengah, ia sedari-tadi sangat leleh memperhatikan Sejeong yang menarik kunci kecil itu agar terlepas, dan mencoba membuka kotak padahal kotaknya belum terbuka.

"Aku sedang berusaha!" jawabannya kesal, Luna saja tidak membantu, membuat jengkel saja.

"Sebentar." Luna mengambil kotak itu lalu berdiri dari duduknya.

Sejeong hanya memperhatikan dengan diam gerak-gerik Luna yang tiba-tiba, saat Luna mengangka8t kedua tangannya di udara ingin menghantam kotak itu ke bawah Sejeong dengan cepat berdiri, dan merebut kotak itu dengan cepat.

"Kau ingin melemparnya!? kalau ada benda yang mudah pecah bagaimana!?" kesal Sejeong sedikit berteriak.

"Benar, maaf." ia menundukkan kepala menyesal.

Sejeong menghela nafas panjang.
"lupakan. ayo, berusaha lagi." saat Sejeong ingin duduk kembali, Luna tiba-tiba memegang kedua pundaknya membuat ia tidak jadi duduk di bawah sana, lagi.

"Kenapa?" bukannya menjawab pertanyaan Sejeong, Luna malah menyentuh liontin kunci milik Sejeong yang ia pakai di kalungnya.

"Kamu dapat ini darimana?" tanyanya sembari membolak-balikkan liontin itu berkali-kali.

"Oh ini?" Sejeong menaruh kotak itu di meja lalu melepaskan kalungnya untuk mengambil liontin itu.
"ini ada di dalam boneka ku yang sudah terbakar." Sejeong menatap kunci yang ia pegang dengan sendu.

EVORY {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang