Chapter 1

1K 53 1
                                    

Seokmin, bocah itu bahkan tak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Ia begitu malang di matanya sendiri.

Bocah itu sepertinya mulai memahami lingkungan di sekitarnya, terutama rumah tempatnya singgah selama ini. Dimana dirinya, mengecap berbagai pengalaman hidup berbeda bersama kedua hyungnya, Jeonghan juga Mingyu.

Perbedaan yang nampak, yang begitu melekat padanya adalah, seorang hyung yang nampak lain padanya.





...






Di salah satu pagi yang cerah. Seokmin yang sudah rapih dengan seragam lengkapnya, tengah mengayunkan kedua kakinya yang terbalut kaus kaki di atas kursi. Salahkan tingginya yang belum mencapai tinggi kursi itu hingga kakinya akan tergantung jika ia sedang terduduk di atas kursi tersebut.

"Aku ingin game terbaru, boleh ya hyung?" Pinta Seokmin, pada Jeonghan di sampingnya yang tengah mengolesi roti dengan selai kacang kesukaan Seokmin.

Jeonghan hanya mengangguk sambil tersenyum pada Seokmin. Jelas Seokmin menyambut senyum tersebut dengan tawa terkembang di bibirnya. Ia senang tentu saja. Bukan hanya karena Jeonghan yang selalu menuruti apa maunya namun, ia begitu senang jika melihat senyum hyungnya tersebut.

"Terima kasih, hyung!" Ujar Seokmin senang lantas, menggantungkan lengan mungilnya pada lengan Jeonghan yang sudah menyelesaikan persiapan sarapan untuk mereka.

Ini biasa terjadi mengingat, hanya Jeonghan lah satu-satunya orang dewasa di kediaman tersebut, sedang Mingyu? Masih menduduki sekolah menengah pertama.

Lalu dimanakah ia?

Seokmin akan melahap rotinya dengan santai jika saja tak ada tangan yang merebutnya.

"Hyung!" Seokmin tak diam tentu saja. Ia meronta kala miliknya direbut. Dan itu adalah "MINGYU!", hyungnya yang lain yang baru saja bergabung bersama keduanya.

"Panggil namaku dengan sopan, bocah!" Tukas Mingyu dengan santainya sambil melahap roti milik Seokmin.

"YAK!" Kini Jeonghan mencoba bergabung.

"Kenapa kau usil sekali padanya, Gyu!" Rutuknya sambil sibuk membuat kembali satu pasang roti untuk Seokmin yang sudah merenggut, menekuk wajahnya dengan kesal.

Meski begitu, Jeonghan tak pernah khawatir jika Seokmin akan menangis. Nyatanya, adik bungsunya tersebut jarang menangis.

Mingyu meminum susunya masih dengan sikap angkuh. Lantas setelahnya, ia pergi tanpa kata, meski sebelumnya, ia sempat mencium sekilas pipi Jeonghan.

Jangan salah! Karena Mingyu, masih menghormati dan menyayangi hyungnya tersebut.

Sementara itu, Seokmin semakin menundukkan wajahnya. Ditekuknya wajah lucunya tersebut seolah tak ada sisi cerah disana sama sekali. Jika saja langit, maka langit itu seolah tak berawan. Mendung!

Sepeninggalnya Mingyu, Jeonghan segera meraih Seokmin ke dalam pangkuannya, lantas mencium kedua pipi Seokmin.

"Apa dua kali cukup? Itu dariku, juga dari Mingyu hyung." Tuturnya seolah mengerti arti dari wajah Seokmin.

Bubble Gum ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang