"Adik saya demam.."
Mingyu mengadu, kala seorang pria dewasa datang sambil membawa makanan pagi ke ruangan tersebut.
Satu tatapan Mingyu dapatkan dari laki-laki tersebut, tanpa jawaban, jika saja Mingyu tak kembali berkata dan mengatakan "bisakah kalian mengobatinya? Kumohon.."
Pria tersebut hanya mengangguk tak jelas, untuk selanjutnya, ia menghubungi seseorang dengan segera.
Beberapa menit Mingyu amati, dan pria itu, kembali menatapnya sambil berucap "biarkan aku membawa adikmu."
Mingyu mengernyit seketika sambil mendekap kuat tubuh Seokmin.
"Tidak apa-apa. Tak akan terjadi apapun pada adikmu, percayalah.."
"Bohong!" Tukas Mingyu.
"Tsk. Lantas apa maumu bocah?!" ucap pria itu sambil memberikan satu dorongan pada kepala Mingyu dengan tangannya yang terkepal.
"Biarkan aku ikut dan melihat!"
"Dasar sial!" Rutuk sang pria, lantas menjambak rambut Mingyu dan menyeret Mingyu menjauh dari Seokmin, dan membuat Mingyu meringis dibuatnya.
"Kau pikir aku bodoh? Hah?!" Teriaknya tepat di wajah Mingyu.
"Kau pikir aku tak tahu, kau dan adikmu ini sedang mencoba untuk kabur dari kami?!"
Mingyu menatap ke arah pria tersebut dengan tatapan benci. Tak ada rasa takut, meski, genggaman tangan sang pria pada rambutnya semakin menguat, menyisakan rasa yang begitu sakit, membuatnya menjerit tertahan.
"Hey! Lepaskan dia! Lihat! Adiknya benar-benar sakit."
Mingyu mengamati, seseorang baru yang datang dengan dengan tenangnya dan baru saja menyentuh tubuh Seokmin. Hingga rambutnya terlepas, Mingyu mencoba merangkak, ke arah Seokmin yang sudah terlihat menahan tangisnya.
Maka, "jangan menangis, Seokmin.." bisik Mingyu setelahnya.
"Kau boleh ikut dan melihat. Kami akan benar-benar mengobati adikmu."
Tak jelas itu siapa, namun? Kali ini terdengar lebih lembut di telinga Mingyu. Terdengar nyaman, membuat Mingyu tanpa segan, bertanya, "siapa namamu, hyung?"
"Hanya panggil hyung saja, itu sudah cukup." Jawab orang tersebut sambil mengusap kepala Mingyu.
"Ayo ikut denganku.." Ajaknya, hingga Mingyu bangkit serta membawa Seokmin, diikuti dua orang dewasa tersebut.
Sementara itu, "Mingyu-ya...."
Mingyu mendengar suara Joshua yang memanggil namanya. Maka ia kembali menoleh. Setelahnya, dilihatnya Joshua yang membuka jam tangan miliknya, lantas menyerahkannya pada Mingyu.
"Ini.."
"Hey.." Mingyu akan menyela jika saja tangan Joshua tak mencegahnya dan berkata "ambilah! Aku takut, aku sudah mereka bawa saat kau datang kemari lagi. Aku takut, kita tak bisa bertemu lagi."
Mingyu menatap Joshua lama, lalu mengangguk. Namun, "kita akan keluar dari sini bersama" bisik Mingyu di telinga Joshua.
Satu senyuman Joshua berikan untuk Mingyu. Ia lantas mengangguk pasti.
"Semoga saja!"
...
Mingyu tertegun saat kakinya pertama kali keluar dari ruangan yang sudah satu hari itu menyekapnya. Ia disuguhi sebuah lorong panjang, dimana ada begitu banyak pintu di sepanjang lorong tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bubble Gum ✔
Teen FictionBROTHERSHIP AREA Berharap hidupnya dapat semanis permen karet. Seokmin berusaha menemukan kasih sayang kakaknya dengan bujukan banyak permen karet. Berhasilkah? ®MinaHhaeElf