Jeonghan bergegas menembus kumpulan polisi yang berkerumun tepat di depan gedung rumah sakit yang kabarnya, sudah tak terpakai itu.
Ia menatap takjub, pada banyak anak di sekitarnya. Matanya terus mencari, mencari dan mencari, hingga seorang Choi Seungcheol yang ia lihat.
"Yak!" panggilnya, membuat Seungcheol melihat ke arahnya, lantas segera menghampirinya.
"Saya sempat ragu dengan laporanmu tapi? Entah mengapa, tiba-tiba banyak anak keluar dari gedung ini. Belum pasti apakah mereka sengaja membebaskan anak-anak ini, atau tidak."
"Lantas penculiknya? Adikku?" tanya Jeonghan tak sabar.
"Ada begitu banyak anak. Aku tak tahu yang mana adikmu. Carilah adikmu terlebih dahulu. Penculiknya, sudah kami amankan! Kau tenang saja.."
Jeonghan menggeleng. "Mereka tak ada!" ucapnya dengan sedih.
"Aku mengenal adikku! Mereka tak ada disini." Ujar Jeonghan sambil terus mengamati keadaan sekitar.
"Lalu bagaimana?" tanya Seungcheol kemudian. Iapun terlihat sibuk dengan catatannya.
"Apa di dalam sudah tak ada orang?"
"Hm.."
"Tapi aku harus melihatnya!" ucap Jeonghan sambil berlalu ke dalam gedung.
"Hey!"
...
Begitu luas, juga menyeramkannya rumah sakit kosong tersebut, namun tak menghentikan langkah Jeonghan untuk memasuki gedung tersebut. Bahkan Choi Seungcheol terpaksa mengikuti langkahnya.
"Mingyu-ya! Seokmin-ah!" Teriak Jeonghan memanggil nama kedua adiknya.
Seungcheol pun melihat keadaan sekitar. Ia terus mengikuti Jeonghan hingga menapaki lantai dua. Barulah Seungcheol tertarik pada sebuah ruangan. Ia memasuki ruangan tersebut, dan meninggalkan Jeonghan yang terus berjalan di depannya.
"Ini.."
Menakjubkan! Bahkan Seungcheol menemukan banyak mayat di ruangan tersebut. Mayat yang ia yakini, sudah tak berisi?
Ia sendiri sudah tahu kasusnya seperti apa. Lantas? Ia segera memanggil kawannya yang lain, lalu memberikan sebuah perintah untuk mengamankan mayat-mayat tersebut, sedang dirinya, kembali menghampiri Jeonghan, yang nyatanya sudah meneriaki namanya, dan itu? terdengar di ruangan yang paling sudut.
"Kemarilah!" suara Jeonghan kembali terdengar membahana, membuat Seungcheol melangkah cepat. Ia memasuki ruang dimana Jeonghan berada di dalamnya. Dan..
"Ini adikku! Ya Tuhan, Mingyu! Apa yang mereka lakukan padamu!"
Seungcheol menghampiri Jeonghan, lantas membuka jasnya, dan segera membungkus tubuh Mingyu. Jeonghan pun tak diam. Dengan segera ia gendong tubuh Mingyu.
"Kita bawa dia keluar dulu,".
"Ya Tuhan!" racau Jeonghan, "ya Tuhan, dia baik-baik saja, bukan?"
Setibanya di luar, Seungcheol mengarahkan Jeonghan, agar membawa Mingyu pada sebuah ambulance, lantas memanggil tim medis.
"Adakah selimut? Berikan kami selimut!"
Selimut? Hanya ada selimut tipis seadanya, namun cukup banyak, sehingga mereka lantas membungkus tubuh Mingyu secepatnya.
"Apa dia baik-baik saja?" tanya Jeonghan panik, mendapati Mingyu yang tak juga membuka matanya. "Dia tak terluka bukan?!" tanya Jeonghan semakin panik.
"Yak! Buka matamu, Mingyu!"
TBC

KAMU SEDANG MEMBACA
Bubble Gum ✔
Teen FictionBROTHERSHIP AREA Berharap hidupnya dapat semanis permen karet. Seokmin berusaha menemukan kasih sayang kakaknya dengan bujukan banyak permen karet. Berhasilkah? ®MinaHhaeElf