Di lain tempat, Jeonghan tengah terpaku, menatap sedih pada mayat seorang anak, yang sekiranya, satu usia dengan Mingyu.
Ia begitu sakit, apalagi disaat mendengar dari tim medis, yang mengatakan bahwa "semua organnya hilang!". Memang dapat terlihat, dari tubuh yang mendapat banyak jahitan itu. Tubuh yang tanpa isi!
Begitu pucat! Perlahan Jeonghan meraih tangan tubuh tersebut. "Sakitkah?" tanyanya. "Jahat sekali mereka!"
Hingga detik berikutnya, terdengar jeritan memilukan dari mulut seorang ibu yang dengan segera menghampiri mayat tersebut.
"JOSHUA!" membuat jantung Jeonghan segera berdetak hebat.
Ia hampiri siapapun yang ada, dengan kalap, "Adik saya!" teriaknya, seolah tak ingin kejadian serupa kedua adiknya tersebut. "Kalian harus menemukan mereka segera!"
...
Dengan langkah kecil, Seokmin menaiki anak tangga yang sempat dituruninya. Ia sangat yakin, hanya satu lantai. Sepi dan? Memang tak ada siapapun selain dirinya. Bukan hal aneh jika ia melihat ada banyak ruang disana. Namun,
"Mingyu hyung di ruangan yang mana?" tanyanya sambil menggaruk kepalanya.
Ada dua ruangan yang saling menghadap tepat di dekatnya. Ruang pertama di lantai tersebut. Tak ada pilihan lain, selain..
"Kubuka semuanya!" tutur bocah itu sambil memilah banyak kunci di tangannya, lantas membuka ruangan-ruangan tersebut satu persatu.
Satu pintu, berhasil Seokmin buka. Dan isinya?
Seokmin mengedip tak percaya. Ia melihat ada beberapa anak seperti dirinya disana. Keadaan yang sama saat ia di sekap satu hari lalu. Namun ia terlihat tak peduli, lalu bertanya "apa hyungku tak ada disini?"
Tak ada jawaban, membuktikan bahwa Mingyu memang tak ada disana. Seokmin mendesah kecil. Tapi sesuatu terlintas di otak pintarnya.
"Hey! Mereka bilang kalian boleh pulang.."
"Huh?"
Seokmin tak peduli akan reaksi anak-anak tersebut. Ia sungguh tak peduli, karena ia, hanya ingin menemukan Mingyu. Maka? Dengan cepat, ia berusaha memasuki ruangan lain.
Sedang di salah satu ruangan.
"Apa kita akan mengambil semua organnya juga kali ini?"
Minhyun menatap tubuh Mingyu, lantas berujar "harus!" sambil mulai mengarahkan satu pisau. Akan tetapi, suara ribut mulai terdengar mengusiknya.
"Kenapa di luar sangat ribut? Coba kau lihat!" titahnya, sementara ia, mulai menyentuh bagian tubuh Mingyu, yang sekiranya, bagian yang akan terlebih dulu ia sayat, mungkin..
Sang adikpun melangkah ke arah pintu, dan tak lama? "Hyung! Semua anak keluar dari ruangannya!"
"Apa? Bagaimana bisa!" Decak Minhyun sambil meraba bagian sakunya, namun? "Oh! Kuncinya tertinggal di ruanganku!"
"Huh?"
"Anak itu yang melakukannya. Cepat hentikan semuanya!" ujarnya panik, lantas kembali membuka sarung tangannya, dan membenahi semua alat.
Namun di luar dugaan, semua menjadi bertambah ribut.
"Hya! Siapa yang menyuruh kalian keluar!" Teriak Minhyun kalap, saat mendapat semua ruangan terbuka lebar.
Tak ada yang mendengar. Semua masih ribut. Semua anak ribut, hingga satu bunyi keras, dari barang yang sengaja Minhyun benturkan pada dinding, mengagetkan semuanya.
"Kubilang berhenti!" sergahnya.
Tidak. semua tak berhenti dan malah semakin kacau. Semua anak menjerit ketakutan dan berlari tanpa arah.
"Aish!" Rutuk Minhyun bersama adiknya. Dan kemudian, mereka kembali dikejutkan dengan peringatan polisi tepat di luar gedung tersebut.
"Agh! Apa yang terjadi! Hyunbin! Kita pergi sekarang!"
"Tapi hyung?"
"SEKARANG!"
TBC

KAMU SEDANG MEMBACA
Bubble Gum ✔
TienerfictieBROTHERSHIP AREA Berharap hidupnya dapat semanis permen karet. Seokmin berusaha menemukan kasih sayang kakaknya dengan bujukan banyak permen karet. Berhasilkah? ®MinaHhaeElf