Jeonghan menembus jalanan yang basah karena terus di guyur hujan. Matanya tak diam, melacak tiap sudut tempat yang ia lewati. Tentu saja rasa khawatir, begitu terpancar di wajahnya, sejak Mingyu menghubunginya beberapa waktu lalu. Ini adalah hal paling serius yang terjadi di antara permusuhan Mingyu dan Seokmin selama ini.
Satu yang Jeonghan sesali saat ini, adalah..
"Kau keterlaluan, Mingyu! Mengapa membiarkannya berada dalam mobil itu!"
"Aku tak tahu.."
"Mengapa kau begitu membencinya! Dia hanya anak-anak! Sekarang lihat ulahmu!"
"Hyung.."
"Sudahlah! Aku akan menyusulmu kesana! Tunggu aku!"
Seharusnya, kata itu tak terucap. Hujatan itu tak diberikan disaat genting seperti sekarang. Tapi semua sudah terjadi.
Hal lain yang membuat Jeonghan heran? Mingyu nampak terdiam menerima umpatannya tersebut. Mingyu yang begitu lain. Apa karena ia sudah menyesal dan mengkhawatirkan Seokmin? Nyatanya firasat lain yang terasa buruk, menyentuh hati Jeonghan. Entah mengapa..
...
"Hyung.."
Isakan pelan terdengar, bersamaan dengan guncangan yang Mingyu rasakan pada tubuhnya. Iapun tak bisa mengabaikan suara yang ia hafal tersebut.
"Seok.." Satu katapun terucap dari bibir Mingyu dengan sangat pelan dan begitu lirih. Ia sendiri terlihat berusaha menahan rasa sakit pada kepalanya?
Lantas Seokmin?
Setelah Mingyu akhirnya dapat membuka matanya dengan baik, ia melihat Seokmin terisak di sampingnya dengan seragam yang sudah tak ia pakai, namun hanya ia genggam. Juga, "Darah?!" Pekik Mingyu saat melihat bercak darah yang lumayan banyak disana.
"Kau terluka Seokmin?" Tanya Mingyu dengan panik.
Namun Seokmin menggeleng. Dengan sendu ia menatap Mingyu. "Ini darahmu," ucap Seokmin.
Oh! Mingyu segera menyandarkan tubuhnya pada dinding yang dingin di sampingnya. Ia usap salah satu bagian kepalanya, dimana selain rasa sakit?
Rambutnya di bagian tersebut terasa lengket. Jelaslah Mingyu tahu, itu darahnya sendiri. Di samping itu? Seakan teringat, ia lantas menatap sekitarnya.
Lantai yang terasa kotor dan dingin, berikut dinding yang terlihat kusam dengan kulit yang mengelupas. Lembab! Juga gelap! Selanjutnya ia kembali mengarahkan pandangnya pada Seokmin yang berada di sampingnya.
"Ini dimana Seok? Apa yang terjadi?" Tanyanya seketika sambil mengguncang tubuh sang adik.
"Hiks.." tangisan adalah balasannya. Seokmin menangis.
"Katakan Seokmin! Jangan menangis. Kumohon.." desak Mingyu tak sabar.
"Mereka memukulmu hingga berdarah!" adu Seokmin, tak memenuhi pertanyaan Mingyu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bubble Gum ✔
Fiksi RemajaBROTHERSHIP AREA Berharap hidupnya dapat semanis permen karet. Seokmin berusaha menemukan kasih sayang kakaknya dengan bujukan banyak permen karet. Berhasilkah? ®MinaHhaeElf