"Bangun, Mingyu! Pemalas!"
Mingyu mengerjapkan matanya, yang baru saja terbuka. Semua tampak terlalu silau, bahkan disaat bayangan Jeonghan tampak, sambil membuka jendela kamarnya.
"Hyung.."
"Ya?"
Mingyu segera bangkit, untuk selanjutnya, dapat ia lihat, ruangan kamar yang begitu ia rindukan.
"Ini dimana?" tanyanya terlihat bingung.
"Yak! Ada apa denganmu, huh? Cepat mandi dan segera berangkat ke sekolah! Lihat, bahkan adikmu sudah rapih!"
Seolah teringat pada sang adik, Mingyu dengan tergesa menapaki lantai kamarnya, dan bergerak menuju ruang makan.
"Seokminnie!" teriaknya memanggil nama Seokmin. Namun apa yang di dapatnya? Wajah dingin Seokmin yang nampak. "Seok.."
Seokmin adalah Seokmin. Seolah kebiasaan, yang sebenarnya dapat Mingyu ingat, adik kecil itu, tengah mengayunkan kakinya di atas kursi, sambil menunggui Jeonghan yang tengah menyiapkan sarapan untuknya.
Tapi?
Seokmin mengacungkan, lantas menggerakkan telunjuknya di depan wajah Mingyu, sambil melahap rotinya dengan cepat. Roti dengan selai kacang, yang juga Mingyu ingat.
"Kau tak boleh merebut rotiku lagi!"
Deg.
Tapi itu adalah Seokmin yang lain, menurut Mingyu. "Seok.." ingin rasanya Mingyu bertanya, bagaimana bisa ia dirumah, dan bagaimana semua bisa menjadi baik seperti semula?
Suara kursi yang bergeser, kembali mengalihkan perhatian Mingyu. Dapat dilihatnya tangan Seokmin yang mendekap erat leher Jeonghan, lantas bocah kecil itu, menanamkan kecupan panjang pada kedua pipi Jeonghan.
Dalam hati Mingyu kembali mengingat, itu adalah hal yang sering dilakukannya juga terhadap Jeonghan, namun tidak berlaku bagi Seokmin.
Semua Mingyu ingat, hingga "agh!" Mingyu menjerit kala Seokmin, sudah berada di depannya, dan berhasil menendang kakinya.
Bocah itu berkacak pinggang sambil melotot ke arahnya.
"Jangan melamun!" ucapnya dengan tegas. "Juga, aku tak ingin memberimu ciuman selamat pagi."
Oh! Hati Mingyu mencelos mendengarnya..
"Seok," ucap Mingyu, yang merasa lidahnya sangatlah kelu. Dilihatnya Seokmin yang mulai berlalu, bersama Jeonghan yang menuntunnya.
"Seok.." panggil Mingyu frustasi, hingga dengan segenap kesadaran, ia berteriak "Seokminnie!" membuat Seokmin akhirnya berbalik kembali padanya, lantas menghampirinya.
Sebuah keharuan, terlukis di mata Mingyu. Ia begitu bersemangat, dan dalam hatinya berteriak "Hyung menyayangimu.." namun lagi-lagi mulutnya tak dapat berucap.
Bahkan disaat Seokmin memberikan satu bungkus permen karet tepat pada telapak tangannya sambil berucap "karena kau memanggil namaku, kuberi satu!"
Mingyu menitikan air mata pada akhirnya. Semua semakin terekam, hingga kedua saudaranya itu mulai menjauh dari jarak pandangnya, sedang Seokmin, sang adik kecil, kembali berbalik ke arahnya, sambil memberikan sebuah senyuman tulus, juga dengan kata terakhir "Kuberikan banyak, jika kau memaafkanku.." dan semua? Berubah menjadi gelap. Hanya gelap..
KAMU SEDANG MEMBACA
Bubble Gum ✔
Teen FictionBROTHERSHIP AREA Berharap hidupnya dapat semanis permen karet. Seokmin berusaha menemukan kasih sayang kakaknya dengan bujukan banyak permen karet. Berhasilkah? ®MinaHhaeElf