MISSION: UNITY

136 24 0
                                    

Suara ventilator terdengar, garis hijaunya membentuk gunung. Gorden putih mengibas pelan, angin semilir masuk dari jendela ke ruang berbau obat-obatan.

Netra berwarna biru langit perlahan terbuka, mulai memindai sekitar sampai pada akhirnya ia mulai sadar sepenuhnya.

Isagi Yoichi melirik ke sudut ruangan. Sosok seorang lelaki dengan rambut Aqua tengah berdiri, tak lama setelah itu suara teko air panas mendidih terdengar.

"Hiori..?" Isagi bertanya pelan, rahangnya sulit digerakkan.

Hiori Yo sontak menoleh kebelakang, ia tersenyum senang. Langkahnya mendekat kearah isagi.

"Kau sudah sadar, syukurlah"

Isagi tak berkutik, kepalanya menoleh kesamping. Ada sebuah kantung infus yang menyambung pada hidung dan tangannya.

Apa dia separah itu?

"apa yang terjadi?" Isagi berbicara pelan, manik biru lautnya bertemu dengan netra biru Aqua milik si lawan bicara.

Hiori menarik nafas lelah. Beralih pada jendela yang berada di sampingnya sembari menjawab, "yah, setelah ledakan itu para agen dilarikan ke rumah sakit ini. Kau pingsan selama dua hari, loh"

Isagi berkedip, ia mengganti posisinya menjadi posisi duduk, "apa itu berarti.."

"Ya, ini markas pusat" Hiori tak mempersilahkan lawan bicaranya melanjutkan. Ia kemudian tersenyum.

"Kau mengalami luka yang parah, isagi. Kerusakan pada rahang, infeksi pada pundak dan kaki. Dan yang lebih buruk dari itu, tangan kiri mu patah. Tapi tenang saja, itu semua akan sembuh namun membutuhkan jangka waktu yang lama"

Isagi membalas senyum itu dengan senyum tipis. Wajahnya pucat, tangan tak bisa digerakkan, perban di kepala.

Hiori kemudian membuka suara lagi, "agen muda yang tersisa ada di kamar lain. Mereka belum sadarkan diri" ucapnya yang kemudian dibalas anggukan oleh isagi.

"Ya, terimakasih Hiori. Maaf merepotkan mu dua hari ini"

"Tak masalah, sudah menjadi tugas ku"

"Tak masalah, sudah menjadi tugas ku"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Isagi sudah sadarkan diri"

Sebuah suara mengambil alih, bersamaan dengan langkah kaki mendekat.

Michael Kaiser sedikit menoleh kebelakang, manik biru langitnya menangkap sosok seorang Alexis Ness yang tiba-tiba sudah berada di sampingnya.

Lokasi saat ini di balkon markas pusat. Dari sini mereka bisa melihat pemandangan kota dan gedung-gedung tinggi Cyberlock City pada malam hari.

Lampu-lampu menyala, memberi kesan mengkilap pada sorot mata kekosongan milik Ness.

"Emm, dia cukup tangguh, tuh" Kaiser menjawab, ia memberi sebuah senyum tipis.

Setelahnya Ness terkekeh, ia berbicara, "baik-baik, aku akui di memang hebat"

CYBERLOCK CITY -BLUE LOCK- [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang