"Benar! Aku mendengarnya sendiri. Para pemimpin divisi sepakat untuk kembali mengadakan perlombaan arena untuk agen muda"ucap lelaki itu. Chigiri Hyoma termenung, lantas melirik isagi yang berdiri dengan bola mata melebar, keringat nampak mengucur dari pelipis lelaki bertudung hitam itu.
"Isagi, kau tidak apa-apa?"tanya chigiri beranjak dari kasur yang ia duduki. menghampiri isagi dan memegang pelan tangan lelaki itu. Nampak berdarah dan terluka.
Setelah pelatihan di markas pusat, isagi kembali ke markasnya, tempat agen muda dan koordinasi misi. Namun, mendengar perkataan bachira bahwa lelaki itu mengetahui para pemimpin divisi akan kembali mengadakan pelatihan arena, namun dalam bentuk perlombaan. Isagi tentu saja terkejut, hingga gelas kaca berisi air yang tadinya ingin ia minum terlepas begitu saja, mengundang perhatian teman-temannya.
"Tidak apa-apa. Hanya gelas kaca"ucap isagi pelan. Chigiri menghela nafas, kemudian menyuruh kunigami untuk membawa kotak kecemasan dari luar. Karna kamar 7 agen muda itu tidak terdapat kotak kecemasan
"Apa kau sekaget itu hingga melukai tanganmu sendiri?"tanya Rin ikut menghampiri bersama Reo dan bachira, Nagi tidak peduli, ia tetap bermesraan dengan kasur dan ponselnya itu
Pintu kamar yang otomatis itu terbuka. Menampilkan sosok lelaki bersuari merah dengan kepang tunggal di rambutnya. Keenam agen muda itu menoleh, menatap sang agen Tech, Kurona ranze dengan senyuman di wajahnya.
"Cepat sekali kalian mengetahuinya"ucap Kurona. Bachira yang merasa tersinggung terkekeh kecil.
"Memang benar berita yang tersebar itu. Jadi, kalian bersiaplah"lanjutnya lagi, isagi menundukkan kepalanya. Merenung.
"Kurona, apa yang terjadi jika agen yang mengikuti kompetisi kalah?"tanya reo melontarkan pertanyaan. Kurona tersenyum kecil dan berbalik.
"Kalian akan mengetahuinya nanti. Aku tak punya wewenang untuk memberitahu kalian"ucapnya lalu pergi dari kamar para agen muda, berpapasan pada kunigami yang masuk dengan kotak kecemasan dan memberikannya pada chigiri. Lelaki itu mulai mengobati tangan isagi.
"Hah, gila. Aku penasaran siapa yang akan menang diantara kita"ucap bachira lalu duduk ditepi kasur Nagi yang berantakan. Lelaki putih yang sibuk dengan gamenya mengangguk.
"Itu benar, tapi aku lebih memikirkan yang tereliminasi"ucapan Nagi membuat semuanya bungkam. Chigiri yang tengah memakaikan plester pada jari isagi dibuat mengerutkan alis. Isagi menatapnya, kerutan alis ketakutan dan cemas.
"Sudah"
"Terimakasih, chigiri"ucap isagi sembari menatap balutan plester di jari dan tangannya. Namun mata itu tak sengaja menangkap Rin yang berjalan keluar dari kamar.
"Hah, lagi-lagi"
••••••••
Syutt!
Ditengahnya angin malam yang dingin, gemerlap bintang terlihat bertaburan diatas langit, cahaya rembulan menyinari. Lelaki yang sudah bersahabat dengan Hoodie bertudung hitam nya itu nampak memainkan yoyo sembari menghela nafas. Terdapat asap putih keluar dari mulutnya.
"Kuat sekali bertahan di tengah malam seperti ini."ucap lelaki yang menarik perhatian Yoichi Isagi. Lelaki zamrud itu melangkah diatap markas dan menghampiri si bluberi. Lantas duduk disampingnya.
"Tidak, hanya melamun."jawaban isagi yang datar mendatangkan senyum tipis pada bibir ranum Rin Itoshi.
"Tidak kusangka, kau tumbuh secepat ini. Kemampuanmu menghasilkan nilai A+, agen"ucapnya. Isagi memasukkan yoyonya kedalam saku.
"Bagaimana pelatihan si Kaiser itu? Dia pemenang kompetisi agen arena, kan? Julukan Germany young agent nya tidak berpindah"lanjut Rin.
"Dia memang pemenang arena. Dan perbaiki kata young agent yang kau ucapkan, Dia agen tua"ucap isagi, mengingat wajah jelek Kaiser di memori otaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CYBERLOCK CITY -BLUE LOCK- [END]✓
AksiyonIni adalah teknologi. sebuah sarana yang memenuhi kebutuhan hidup umat manusia. dan ini adalah cyberlock city, sebuah kota besar yang menjadi pemacu kemajuan umat manusia. sejak cyberlock menemukan sebuah berlian berwarna hitam yang terbukti bisa me...