06

53 7 0
                                    


"tunggu dulu... Aiden, aku masih tidak habis fikir. Sejak kapan kau tertarik dengan seseorang? Terlebih lagi dia seorang pria! Banyak wanita cantik yang tergila-gila padamu, kenapa kau malah memilih orang aneh ini? Jika Camelia tahu dia pasti akan mengamuk!" Keenan dan Louise mengangguk setuju atas ucapan Tierney. Awalnya mereka juga tidak menyangka saat Aiden mengatakan sedang tertarik pada seseorang dan menyuruh Keenan untuk mencari informasi tentang orang itu. Siapa sangka jika orang yang Keenan cari juga merupakan orang yang membuatnya penasaran sehingga tanpa pikir panjang lagi Keenan langsung mencari semua informasi tentang Win.

Sebenarnya Keenan cukup kesulitan saat mencari informasi itu, untungnya ada seseorang yang memberikan informasi tentang Win secara rinci mulai dari masa lalunya hingga saat ini. Sayangnya Keenan menyimpan semua informasi itu dari Aiden dan yang lainnya atas permintaan orang itu. Informasi yang baru saja ia katakan hanyalah sebagian kecil tentang Win yang boleh diketahui teman-temannya.

Aiden tidak menanggapi ucapan Tierney, ia mengambil sebotol Wiski dan meminumnya langsung dari botolnya. Setelah meminum satu tegukan ia menatap kearah tiga orang didepannya yang juga sedang menatapnya "kalian tahu aku suka tantangan. Dan seperti yang kalian lihat, identitasnya membuat ku sangat tertantang. Bukankah kalian setuju?"

Keenan dan Tierney tidak bisa berkata-kata lagi. Mereka sangat tahu jika Aiden sudah menginginkan sesuatu maka ia akan berusaha untuk mendapatkannya.

"Identitasnya atau karena dia sudah memiliki kekasih yang membuat mu tertantang?" Tanya Louise. Tierney yang sedang meminum bir nya langsung tersedak.

"Kau sudah punya kekasih tapi masih tetap bermain dengan Aiden? Hahaha kau sama gilanya seperti Aiden. Aku merasa simpati pada kekasihmu itu"

Win yang mendengar semua ucapan seniornya itu hanya diam tanpa bisa melakukan apapun ataupun membalas perkataan mereka. Karena baginya diam lebih baik daripada menanggapi mereka yang akan membuatnya terus menjadi bahan olokan.

"Jangan memojokkannya seperti itu. Akulah yang sudah mengancamnya agar mau menerima ku. Dia tidak punya pilihan lain. Jadi kalian harus bersikap baik pada kekasih ku ini. aku juga akan memasukkannya sebagai anggota resmi Butterfly Secret"

"Ini cukup merepotkan" ujar Keenan sambil menutup wajahnya menggunakan kedua tangannya. Karena Keenan lah yang mengurus masalah keanggotaan di Butterfly Secret terutama jika menyangkut anggota resmi dia akan sibuk dengan laporan yang harus dia buat.

*****

Di apartemen, Vachi mondar-mandir sambil memegang ponselnya. Ia melihat jam sudah menunjukkan pukul 12 malam tapi Win belum juga pulang. Vachi sudah mencoba menghubungi Win tapi ponselnya tidak aktif membuat Vachi sangat cemas. Apalagi Vachi tidak mengenal satu pun teman sekelas Win sehingga tidak ada orang yang bisa ia tanyai. Kenapa dia belum pulang juga? Apakah menjadi seorang mahasiswa akan sesibuk ini?

Disaat Vachi sedang sibuk dengan fikirannya, terdengar suara pintu apartemen terbuka. Vachi bergegas kearah pintu masuk dan melihat Win yang sudah pulang. Win terlihat sangat kelelahan dengan wajah lesu dan tubuh lemas. Vachi membantu Win berjalan menuju kamar dan duduk diatas kasur.

"Kenapa kamu baru pulang tanpa menghubungi ku? Aku sangat cemas" Vachi melepaskan sepatu yang Win kenakan dan ia letakkan di rak sepatu.

"Maaf.. ponselku mati" ujar Win merasa bersalah. Vachi menghela nafas panjang "apa kamu lelah? Apa kamu sudah makan malam?"

"Aku sangat lelah dan aku sudah makan malam. Aku ingin segera tidur" tanpa mengganti pakaiannya Win langsung berbaring diatas kasur dan tertidur dengan pulas.

Vachi merasa sedih melihat kekasihnya yang sangat sibuk hingga kelelahan seperti itu. Ia pun melepaskan seluruh pakaian Win dan mengelap tubuhnya dengan air hangat. Setelah itu memakaikan pakaian santai untuk Win dan merapikan posisi tidurnya. Tidak lupa Vachi mengecup kening Win dan juga menyelimuti tubuhnya.

Eyestic 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang