02

84 13 5
                                    


"woooahhhh...."

Teriakan kekaguman tak henti-hentinya dilontarkan oleh Win yang sedang mengendarai mobil barunya mengelilingi kota.

Vachi yang duduk disebelahnya menggelengkan kepala "apa kamu sangat senang?" Tanyanya.

"Aku sangat-sangat senang... Dulu hanya ada dalam bayangan ku bisa mengendarai mobil seperti ini. Tapi sekarang aku benar-benar sedang mengendarainya" ujar Win dengan semangatnya. Ia menginjak pedal gas membuat laju mobil semakin kencang. Walaupun dulu Win sudah sering berganti mobil tapi semua mobilnya masih terbilang biasa, sangat berbeda dengan mobil mewah yang sekarang ia kendarai.

"Hati-hati, jangan terlalu mengebut" saran Vachi yang diabaikan oleh Win Karena terlalu senang bisa mengendarai mobil lagi.

Win pun melajukan mobilnya menuju pinggir sungai yang cukup terkenal di kota. Setelah memarkirkan mobilnya, Win mengajak Vachi mencari bangku yang kosong dan mereka pun duduk disana. Keduanya bisa melihat pemandangan sungai yang indah dan juga kelap kelip kota saat malam hari. Win bersandar dibahu Vachi sambil memejamkan matanya menghirup udara dingin yang tercampur dengan bau pepohonan karena saat ini merupakan musim semi.

"Saat aku mulai kuliah nanti, waktu bersama kita akan berkurang. Aku ingin menikmati saat-saat seperti ini lebih lama" Win semakin mempererat pelukannya dilengan Vachi. Ia selalu menyukai bau harum tubuh Vachi yang sangat khas dan mampu menenangkan fikirannya.

"Kita masih bisa bertemu saat dirumah dan akhir pekan. Kita juga masih bisa jalan-jalan ke tempat seperti ini lagi" ujar Vachi menepuk tangan Win yang masih memeluk lengannya.

"Tapi pasti aku akan sibuk mengerjakan tugas-tugas yang diberikan"

"Jika kamu membutuhkan bantuan ku jangan sungkan-sungkan untuk menghubungi ku. Walaupun aku sedang bekerja aku akan langsung datang menemui mu"

"Aku tahu.. kamu adalah satu-satunya orang yang ada dalam fikiran ku, aku pasti akan sangat membutuhkanmu" Win memeluk leher Vachi dan mencium pipinya cukup lama. Banyak orang yang berlalu lalang hanya menggeleng kepalanya melihat kelakuan Win dan Vachi yang sedang dimabuk asmara.

Win melihat sebuah kapal kecil yang sedang berlayar disungai dengan banyak penumpang. Ia pun berdiri dipagar pembatas untuk melihat orang-orang yang ada diatas kapal itu sedang melakukan sebuah atraksi. Para pengunjung lainnya pun melihat kearah sungai karena penasaran dengan apa yang akan orang-orang itu lakukan.

"Vachi lihat itu.." Win menunjuk kearah sungai dengan semangat. Senyumannya terlihat sangat cerah apalagi saat cahaya lampu menyorot wajah Win yang terlihat menjadi sangat menyilaukan.

Untuk kesekian kalinya jantung Vachi berdetak sangat kencang saat melihat Win yang mempesona. Baginya Win adalah belahan hidupnya dan seseorang yang selalu menemaninya dalam keadaan apapun. Win tidak pernah mengeluh sama sekali, ia selalu membantu Vachi mengetahui tentang dunia yang telah ia lupakan. Semua hal yang Win ceritakan tentang masa lalunya membuatnya merasa jika Win adalah orang yang sudah ditakdirkan untuk bersamanya. Ia merasa sangat bersyukur.

"Apa kamu kedinginan?" Vachi melihat tubuh Win yang menggigil dan memberikan jaket yang ia gunakan pada Win.

"Ayo kita pulang. Disini sangat dingin" pinta Win. Keduanya pun langsung pulang dengan Vachi yang menyetir mobilnya. Untungnya Vachi sudah pernah menyetir mobil sebelumnya saat bekerja sebagai pengirim barang dan juga sudah memiliki sim sehingga ia tidak kesulitan untuk menyetir mobil baru yang ia gunakan saat ini.

Awalnya Vachi sedikit bingung karena ia tidak bisa ingat apapun dan menolak untuk bekerja sebagai pengirim barang. Tapi saat itu Win mengatakan jika Vachi pernah mengendarai mobil sebelum ingatannya hilang jadi Win yakin jika kemampuan Vachi dalam menyetir mobil masih ada. Dan benar saja saat pertama kali Vachi mencoba mengendarai mobil ia langsung bisa seakan ia sudah sering melakukannya. Lalu keesokan harinya Vachi langsung membuat sim bersama dengan Win. Walaupun mereka tidak memiliki mobil setidaknya mereka sudah memiliki sim itulah yang mereka fikirkan. Jadi sekarang setelah mereka memiliki mobil mereka tidak perlu pusing lagi untuk memikirkan membuat sim.

Eyestic 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang