03

67 10 0
                                    


Tepat diakhir pekan Win dan Vachi pergi berlibur. Mereka memutuskan untuk mengunjungi sebuah pantai yang tidak terlalu jauh dari kota. Walaupun mereka sudah 3 bulan di kota, tapi mereka belum pernah mengunjungi tempat wisata apapun karena mereka terlalu sibuk beradaptasi dengan lingkungan baru dan juga pekerjaan.

Vachi mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang dijalanan yang cukup ramai karena akhir pekan banyak orang yang juga ingin berlibur walaupun hanya sekedar mengelilingi kota. Setelah 1 jam mereka tiba di kawasan pantai dan memarkirkan mobilnya di parkiran.

"Udaranya sangat sejuk" Win merentangkan kedua tangannya sambil menarik nafas sebanyak-banyaknya dan menghembuskan nafasnya diakhiri dengan senyum. Sudah berapa lama ia tidak melihat pantai? Senyum Win tiba-tiba membeku. Ia menjadi teringat saat kejadian 'kapal pembantai' yang sudah menewaskan banyak orang dan itu terjadi tepat dilaut. Win menoleh menatap Vachi, pelaku kejadian itu saat ini tidak ingat apapun dan hanya tersenyum sangat cerah menikmati udara sejuk.

"Apa kamu menikmatinya?" Tanya Vachi yang sadar jika Win sedang memperhatikannya. Vachi menoleh menatap Win yang hanya diam menatapnya.

"Ada apa? Apa kamu tidak menyukai tempat ini? Haruskah kita pergi ke tempat lain?"

Win buru-buru menggelengkan kepalanya, ia tidak ingin membuat Vachi semakin curiga "aku menyukai tempat ini. Aku hanya terpesona melihat mu tersenyum seperti itu. Sangat tampan" Win menyentuh wajah Vachi sambil tersenyum lembut.

Keduanya pun mulai menikmati liburan mereka. Menjelajahi laut, bermain di pantai, berfoto, menikmati minuman segar, dan juga bersantai dibawah tenda. Mereka benar-benar menikmati waktu mereka yang sangat berharga.

Tanpa terasa matahari sudah terbenam, Win dan Vachi masih duduk dibawah tenda menikmati udara laut yang menjadi semakin dingin.

"Apa kamu lapar?" Tanya Vachi. Win mengangguk dan keduanya pun makan malam sambil menikmati pemandangan laut malam. Walaupun tidak terlihat tapi suara ombak yang besar membuat makan malam mereka cukup berkesan. Setelah makan malam mereka memutuskan untuk kembali ke apartemen.

*****

Tanpa terasa hari cepat berlalu dan perkuliahan pun dimulai. Hari pertama sebagai mahasiswa baru kedokteran di Helsinki of University, Win mengendarai mobil mewahnya menuju parkiran fakultas. Untungnya masih banyak waktu sebelum kelas pertama dimulai sehingga masih banyak lahan parkir yang kosong. Saat Win keluar dari mobil, ada beberapa orang yang menatapnya dengan kagum. Lebih tepatnya mereka menatap mobil Win yang terlihat mencolok diantara mobil lainnya. Padahal Win sudah memilih mobil yang paling sederhana agar tidak menarik perhatian orang lain, tapi tetap saja mobilnya merupakan mobil mewah yang tidak semua orang bisa memilikinya.

Mengabaikan tatapan orang lain Win memutuskan untuk masuk kedalam gedung fakultas kedokteran yang terlihat sangat klasik dan elegan. Infrastruktur Universitas di Eropa benar-benar sangat menakjubkan. Mengingatkan Win pada Roslav City yang pernah ia datangi. Roslav city itu seperti versi kecil benua Eropa yang selalu bisa membuat Win kagum.

Tepat saat Win memasuki gedung, suara gaduh dari belakangnya terdengar. Banyak orang yang bersorak atau memekik terkejut melihat mobil yang bahkan lebih mewah dan mencolok dari mobil miliknya. Win memperhatikan mobil Ferrari berwarna biru hijau yang sepertinya didesain sendiri oleh pemiliknya. Seorang pria yang sangat tampan keluar dari dalam mobil. Pria itu memiliki rambut agak panjang berwarna pirang membuat wajahnya menjadi semakin bersinar. Saat pria itu menarik rambutnya kebelakang menggunakan jari-jarinya Win mendengar para wanita semakin histeris.

Win setuju jika pria itu memang sangat tampan, tapi sayangnya pria itu terlihat arogan. Pria yang tidak Win ketahui itu hanya melirik orang-orang yang memperhatikannya secara sekilas sebelum akhirnya ia masuk kedalam gedung fakultas kedokteran. Saat pria itu akan berjalan memasuki gedung, ia berhenti tidak jauh dari Win. Lebih tepatnya pria itu menatap Win dengan tatapan terkejut. Win mengerutkan keningnya dengan reaksi pria itu yang langsung memasang wajah datar dengan rahang yang mengeras dan melewati Win yang masih berdiri menatapnya begitu saja, bahkan pria itu tidak meliriknya. Win yakin jika pria aneh itu merupakan seniornya karena Win melihatnya membawa jas putih yang memang hanya dimiliki oleh mahasiswa kedokteran yang lebih senior. Karena mahasiswa baru akan mendapatkannya seminggu setelah perkuliahan di mulai.

Eyestic 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang